NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 27

Arya membalikan tubuh sang istri, agar menghadapnya. Dengan tangan tak ia lepaskan dari pinggang ramping itu.

"Kamu mau mandi?" tanyanya dengan seringai nakal.

"Tu-tuan, lepaskan! A-ku mau mandi!" jawab Alina tergagap.

"Yang semalam belum tuntas. Saya pulang cepat hari ini dari kantor, khusus untukmu," ucap Arya sembari mencolek hidung mancung istrinya.

"Hal apa yang belum, tuntas?" gadis itu pura-pura lupa.

"Masa kamu lupa! Ular sawah ini belum menemukan sarangnya, dia sedang kebingungan. Maukah kamu bantu menemukan, sarangnya?" jawab Arya semakin mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri.

"Ou ular sawah. Tapi aku ingin ular piton Tuan, baru aku bantu menemukan sarangnya! Biar gak nanggung." jawab gadis itu terkekeh.

Wajah Arya seketika berubah jadi merah, dengan hidung kembang kempis, menahan tawa.

Plak

Tangan pria itu, menepuk pelan bokong sintal istrinya. "Kamu ini, bisa gak romantis sedikit, saya ini sedang berusaha bersikap baik sama kamu, Al!" tanyanya dengan bahu naik turun, menahan tawa.

"Siapa suruh, romantis? Lagian ini bukan saatnya ular-ularan. Belum pas momennya," jawab Alina nyengir.

"Lalu, kapan?"

"Jika disini, sudah ada namaku! Baru kita main ular-ularan, udah ah aku mau mandi dulu, badanku terasa lengket!" gadis itu bicara dengan tangan lentiknya menunjuk ke dada suaminya.

Perlahan Arya melonggarkan tangannya dari pinggang ramping Alina, saat mendengar yang diucapkannya.

Alina kemudian berjalan menuju kamar mandinya. Tapi Arya menarik lagi tangannya, lalu dia pepetkan tubuh sintal itu sampai pintu lemari.

"Al, apakah hubungan kita bisa seperti hubungan pada umumnya?" tanyanya.

"Tuan, saat ini istri Tuan bukanlah aku saja. Masih ada istri lain, yaitu mbak Sandra dan mbak Sukma, aku tidak mungkin bisa bahagia di atas luka mereka. Jadi aku harap, Tuan Muda selesaikan masalah Tuan dengan mereka. Jika Tuan tidak  bisa membuat mereka bahagia di rumah ini bersama Tuan, maka bahagiakan-lah mereka, sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dan setelah itu terjadi, aku pun tidak akan menutup hati untuk mengabdi dan mencintai suamiku, sendiri!" tegas Alina dengan menatap kedua netra coklat suaminya.

"Al, saya pun tidak tau dengan perasaan ini padamu, tapi saya yakin kamu adalah istri yang bisa membimbingku untuk menjadikan saya seorang laki-laki/suami yang lebih baik lagi. Jujur selama ini saya tidak pernah mencintai Sandra, dan kepada Sukma, dulu saya mencintainya. Tapi karena komunikasi kita tidak baik, makanya hubungan kami jadi jauh. Sukma menarik dirinya dari saya! Dan saya pun tak ingin memaksanya jika dia sudah tidak mau." ujar Arya tampak wajah tampan itu, menyimpan rasa sedih yang selama ini dia simpan.

"Tuan, semua ini belum terlambat. Bahagiakan-lah mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dan soal mbak Sukma, diantara kalian ada Sifa dan Naya. Aku harap Tuan, bicara secara baik-baik, mau seperti apa hubungan kalian kedepannya." jawab Alina, dengan menggenggam tangan suaminya.

"Al, saya merasa malu kepada,mereka!"

"Lalu, dengan mengutamakan rasa malu itu, apakah selamanya mereka tersiksa? Tuan, aku ini seorang wanita. Mereka pun sama, aku lebih tau apa yang mereka rasakan! Bayangkan jika hal ini terjadi kepada mama! Bagaimana?" tanya Alina.

"Kenapa kamu mengibaratkan kepada mama? Papa tidak mungkin seperti saya Al, dan saya pun sebenarnya tidak mau seperti ini,"

"Karena harta warisan, kan? Sehingga Tuan dan mama, lupa dengan hati-hati wanita yang tersakiti?" sinis Alina.

Pria itu hanya mengusap wajahnya. "Oke, saya akan bebaskan Sandra dan Sukma, saya akan menuruti apa yang mereka inginkan, meskipun kali ini, saya harus menentang mama!" ucap Arya.

Alina tersenyum setelah mendengar apa yang suaminya katakan. "Buktikan Tuan, karena seorang laki-laki sejati adalah, tidak ingkar terhadap janjinya," jawab Alina. Lalu melangkah pergi menuju kamar mandi, kebetulan Sari dan Mita, sudah beres menyiapkan segalanya.

Namun saat gadis itu hendak membuka pintu kamar mandinya, dia membalikkan lagi badannya, dia tatap sang suami yang sedang berdiri melihatnya. Alina tersenyum begitu manis kepada sang suami, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Al, kamu adalah seorang gadis yang baik, dan juga dewasa, di usiamu yang terbilang masih sangat muda, meskipun tingkahmu terkadang konyol, tapi saya tau kamu, bisa menjadi istri sekaligus ibu bagi saya. Juga akan menjadi menjadi panutan untuk anak-anak kita nanti." pria itu membatin sembari tersenyum.

***

Seorang laki-laki paruh baya, namun gagah turun dari mobil alphard, berwarna putih. Lalu dia berjalan menuju rumah mewah yang disambut hormat oleh para penjaga, dan juga para pelayan di rumahnya.

"Selamat malam Tuan Besar!" ucap semuanya pada membungkuk hormat, saat sang majikan datang.

"Ya. Bagaimana keadaan rumah, selama saya tidak ada? Apa semuanya baik?" tanya Alek kepada para pegawai di rumahnya.

"Baik, Tuan. Hanya saja pagi tadi, nyonya besar jatuh pingsan?" jawab Topan salah satu penjaga di rumahnya.

"Iya, saya tahu. Tadi siang istri saya, menelpon saya dan memberitahu saya. Makanya saya pulang malam ini!" jawab Alek lalu masuk ke dalam rumah.

Namun begitu sampai dalam rumahnya. Alek melihat Sifa dan Naya sedang main dengan Boneng. Alek agak bingung karena Boneng baru dia lihat di rumahnya.

"Grandpa…," Sifa dan Naya berlari memeluk Alek, saat melihat grandpa pulang.

"Cucu-cucu Grandpa, kalian apa kabar sayang?"

"Kami baik, apalagi sekarang ada Ante Mei, kami bahagia… iya kan Naya?"

Jawab gadis kecil itu, seraya memperkenalkan Boneng kepada Alek.

"Kamu pengasuh baru cucu-cucu, saya?" tanya Alek kepada Boneng.

"Iya, Tuan Besar, aku di tugaskan tuan muda,!" jawab Boneng menunduk.

"Ou… iya. Maaf saya ke atas dulu, Sifa, Naya. Besok kita main ya bareng Grandpa, sekarang Grandpa, mau menemui grandma kalian dulu ya! Kasihan katanya sedang, sakit!" ucap Alek kepada kedua cucunya.

Boneng, buru-buru mengambil ponselnya. "Sifa, Naya yang cantik. Ayo kita ke kamar kalian! Sebentar lagi kalian bobo, nanti Ante bacakan dongeng mau?" ucapnya.

"Mau Ante, kami mau!" jawab keduanya, lalu mereka menurut dan kini mereka masuk ke dalam kamarnya, dua gadis kecil itu, memang penurut, sehingga Boneng pun langsung sayang kepada keduanya.

"Gue harus buru-buru kabari, Alina. Kalau tuan Alek sekarang pulang!" batin Boneng.

Sedangkan Alek saat ini, sudah berada di depan pintu kamar sang istri yaitu Utami.

Tok tok tok

Alek mengetuk pintu kamar istrinya.

"Siapa?" tanya Utami dari dalam kamar.

"Ini Papa, Ma!" jawab Alek di ambang pintu.

"Hah… papa? Jadi dia beneran pulang, setelah aku kasih tau kalau aku sedang sakit?" gumam Utami. Entah mengapa perasaan wanita itu, kini berubah menjadi deg degan. Seperti momen 31 tahun lalu terulang kembali, yaitu momen saat dirinya dan sang suami akan melakukan malam pertama.

Wanita itu berjalan menuju cermin, dia menatap wajah cantiknya di pantulan cermin. "Sudah, aku sudah cantik. Semoga setelah malam ini, hubunganku dan papa akan membaik lagi, dan si pelakor itu secepatnya papa ceraikan!" gumamnya sembari mengibaskan rambutnya.

Dengan langkah sengaja di bikin gemulai bak ala model-model profesional, wanita itu berjalan menuju pintu kamarnya.

Klik

Ceklek!

Pintu kamar pun dia buka.

"Pa," sambutnya, dengan tersenyum begitu menawan. Sejenak Alek terdiam saat melihat sikap istrinya berubah begitu manis.

Pria paruh baya itu, melihat sang istri dari ujung rambut sampai ujung kaki, tanpa berkedip. Harus Alek akui, Utami adalah wanita yang sangat cantik. Sebab itu, meskipun Utami tipe wanita keras kepala, Alek tetap memperistrinya dan tetap menjadikan ratu pertama di hidupnya. Meskipun sekarang dia menikah lagi, Utami tetaplah Utami sang istri pertama baginya.

"Ma, kamu cantik sekali malam ini," ucap Alek.

"Mari  Pa, Mama bawakan tas Papa. Tumben Papa bawa tas sendiri, gak suruh pelayan yang bawakan kesini?" tanya Utami, sembari masuk ke dalam kamar bersama suaminya.

"Iya, tadi Papa buru-buru, karena dengar Mama sakit, Papa jadi khawatir!" jawab Alek hendak  membuka jas, dan juga jam yang melingkar di pergelangan, tangannya.

"Mama sudah baikan Pa, sini Pa, Mama bantuin!" ucap Utami, lalu membantu membuka jas dan juga jam tangan, termasuk sepatu suaminya.

Alek semakin heran saja. Melihat sikap Utami yang terbalik 180° dari biasanya. Karena sebelum-sebelumnya. Jangankan membantu membuka pakaian dan juga sepatunya. Utami bahkan cenderung cuek, saat Alek pulang ke rumah.

"Pa, lapar tidak? Biar Mama suruh pelayan bawakan makanan kesini?" tanya Utami begitu lembut, seraya mengelus jambang sang suami yang sudah di tumbuhi bulu-bulu putih sebagian.

Alek agak sedikit menegang saat mendapatkan perhatian manis dari sang istri. "Papa Su-sudah, makan!" jawabnya dengan jakunnya yang terus terlihat turun naik, karena terus menelan ludahnya.

Sejenak mata pria itu membulat, melihat sesuatu tampak menyembul dari bagian dada sang istri, yang tanpa pengaman itu. Pasalnya Utami saat ini memakai lingerie yang belahan bagian dadanya rendah sekali.

"Ma, Papa ke air dulu ya! Sebentar!" ucap Alek, dengan keringat membanjiri dahinya.

"Iya Pa, jangan lama-lama ya!" jawab Utami dengan senyuman manisnya.

"Mama kenapa ya? Dia kesambet apa? Dari semenjak menikah dengan saya. Sikap dia ini kok aneh ya?" Alek membantin saat berada di dalam kamar mandi.

Alek berulang kali membuang nafasnya, laku menariknya lagi, kemudian dia keluar dari kamar mandinya.

Ceklek

Alek keluar, namun dia kaget saat melihat sang istri sedang duduk, di atas kasur tempat tidurnya dengan kaki sengaja dibuat mengangkang sebelah. Dan lingerie yang dia pakai, di naikan ke atas, dan hal itu menyebabkan paha mulus dan apem nya terekspos dengan jelas.

"Papa…," ucap Utami dengan suara mendayu-dayu memanggil suaminya, seraya mengibaskan rambut pirangnya.

"Waduh! Ma, ini Mama bukan?" tanya Alek, dengan seluruh tubuhnya berkeringat, karena seumur-umur baru mendapatkan perlakuan dari sang istri seperti itu.

"Ya Mama Pa, memangnya siapa lagi? Masa kunti!" jawab Utami agak memanyunkan bibirnya, dan sengaja di buat-buat seksi.

Alek mengelap keringat di dahinya menggunakan sapu tangan, yang ia ambil dari dalam saku celananya. "Mana ada kunti cantik, Ma!" ucapnya terkekeh.

"Pa, kenapa masih di situ, ayo sini!" Utami mengusap-ngusap kasur kosong di sebelahnya.

"I-iya Ma," jawab Alek lalu mendekati istrinya.

"Ahh Pa," Utami memeluk sang suami begitu lembut. "Mama kangen Pa, entah sudah berapa lama, kita tidak bersama!" imbuhnya seraya terus menelusup ke dada bidang suaminya. Lalu perlahan tangan lentik itu membuka kancing kemaja suaminya.

"Mama, kemasukan jin apa?" tanya Alek di sela-sela aksi sang istri.

Dahi Utami mengerut, lalu dia menjawab. "Mama kerasukan jin cinta dan jin anti pelakor!" Jawabnya agak ketus.

"Pelakor?"

"Iya, pelakor!!!"

Jawaban wanita itu penuh dengan penekanan. Namun saat pakaian suaminya berhasil dia tanggalkan.

Deg!

Utami kaget, karena di dada juga leher belakang sang suami ada jejak cupang, yang berwarna merah muda. Mendadak darah wanita itu mendidih. Rasa amarahnya pun memuncak, tapi Utami bersusaha bersikap sabar dan meredam amarahnya, demi untuk mendapatkan cinta suaminya kembali.

"Ini pasti jejak-jejak cinta, laknat kalian ya pa, dengan si pelakor itu? Tapi tidak, Utami tidak akan menyerah begitu saja. Namaku, adalah yang pertama berada di hatimu pa, jadi sampai kapanpun tidak boleh ada yang menggantikannya!" batin Utami.

Perlahan pakaian yang Alek gunakan kini hampir tanggal semua, dan hanya menyisakan celana boxer saja. Utami tersenyum penuh kemenangan. Saat melihat pusaka sang suami saat ini bangkit bahkan tampak menjulang tinggi.

Namun mendadak wanita itu, terdiam. "Aduh, aku harus melakukan apalagi ya? Mana aku lupa tadi, apa saja ya panduan google tadi? Sekian lama aku menikah, aku belum pernah sama sekali, puasin suami. Lagian males biari saja suami yang kerja! Aduh… tapi sekarang aku harus, menservice papa, dengan baik agar aku tidak kalah oleh si pelakor itu!" batin Utami.

"Ma, kenapa kok malah diam?" tanya Alek dengan suara paraunya.

Utami malah garuk-garuk kepala. "Tunggu sebentar ya Pa," jawabnya lalu mengambil ponselnya, lalu dia lari ke aplikasi google untuk, menemukan riwayat bacaan tadi, tentang panduan dan cara memuaskan suami di atas ranjang.

Alek memiringkan kepalanya, untuk mengintip sang istri, pikirnya sedang membaca apa, lewat benda canggihnya?. Karena saat ini dia sudah ready tempur, sang istri malah mendadak sibuk dengan ponselnya.

Tak lama Utami, tersenyum lalu melempar ponselnya. "Ayo Pa, kita lanjut!" ucapnya. Namun Utami kaget saat melihat suaminya sedang tersenyum di sampingnya, seraya terkekeh.

"Mama, berguru lewat mbah google?" tanyanya.

"Papa mengintip?"

"Sedikit…,"

Wajah Utami memerah karena malu, karena aksinya ketahuan, sang suami. Semua yang dia baca tadi di kepalanya mendadak ambyar… hilang tak ada yang dia ingat.

"Udah, Papa aja yang mulai ya! Mama diam saja, biasanya juga begitu!" Alek terkekeh lalu mulai melakukan aksinya.

"Yess Pa! Ohh," ucap Utami, saat posisi Alek ada di atas tubuhnya.

"Yes juga Ma, i love you Ma!" balas Alek, di sela-sela aksinya, dengan keringat membanjiri keduanya dalam aktivitas malam mereka.

Utami tersenyum bahagia, karena ternyata, masih ada cinta dari sang suami untuknya. Wanita itu kini tertidur di pelukan suaminya setelah sekian lama.

***

1
Niki astriani
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!