Permaisuri Raja Iblis

Putri Lian Hua menatap dengan sangat dingin ke arah suara pekikan, dari orang-orang yang saat ini tengah memperhatikannya. Kemudian suara yang sangat lembut dan merdu itu pun keluar dari bibir mungilnya, sehingga membuat pria-pria berpakaian hitam yang saat ini tengah mengintai dari tempat yang sedikit lebih jauh, harus berwaspada dan mulai memasang kuda-kuda, jika sewaktu-waktu ada salah seorang dari pelayan ataupun prajurit penjaga Putri Lian Hua yang mendekat ke arah persembunyian mereka.

"Keluarlah! Tak perlu bersembunyi di balik pohon besar, kalian semua telah ketahuan!" ucap Putri Lian Hua, sedangkan Shen Yue masih tetap bersantai di tempatnya, bocah itu sedikitpun tidak mengeluarkan reaksi apa-apa.

Para pengintai pun saling berpandangan, mereka baru saja dikejutkan dengan serangan menggunakan kunai yang berhasil melukai dua orang rekan mereka, namun suara dari Putri Lian Hua menyadarkan para penguntit itu, jika sejak tadi mereka memang telah disadari keberadaannya, sehingga mau tak mau akhirnya pria-pria berpakaian hitam itu pun keluar dari tempat persembunyian dan berdiri tepat dihadapan Putri Lian Hua beserta orang-orangnya.

Tap...

Tap...

Tap...

Satu persatu dari sekelompok pria berpakaian hitam itu akhirnya berdiri dengan penuh kesombongan, kedua tangan mereka bersedekap di depan dada dengan mata yang memandang seolah meremehkan lawan yang saat ini berada di hadapan mereka.

Dua orang pria berpakaian hitam yang terluka, berjalan dengan kaki kanan yang diseret secara paksa, selain luka menganga akibat terkena tikaman kunai, darah segar mengalir dengan sangat deras dari betis mereka hingga membuat wajah kedua orang pria itu meringis menahan sakit.

Hanya berselang 5 menit saja, kedua orang pria itu terlihat berwajah pucat, sepertinya saat ini mereka telah kehilangan banyak darah hingga membuat tubuh keduanya tiba-tiba saja limbung dan langsung terjatuh di atas tanah, karena tak kuat menahan bobot tubuh mereka sendiri.

Bruk...

Bruk...

Delapan belas orang pria berpakaian hitam akhirnya melirik ke arah rekan mereka, kerutan terlihat di keningnya, karena merasa sedikit janggal dengan luka yang dialami oleh kedua orang itu.

Apalagi setelah melihat darah yang terus mengucur seolah tak berhenti, membuat mereka yakin jika senjata yang menancap pada betis kedua orang rekan mereka memiliki racun tersendiri.

"Serahkan penawar racun nya!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam sambil menengadahkan tangan kehadapan putri Lian Hua.

Namun sayangnya Putri Lian Hua sama sekali tidak bereaksi apapun, dia masih tetap santai di tempatnya. Sedangkan Shen Yue berdecak kesal melihat kelakuan ke-18 orang pria berpakaian hitam itu, apakah mereka berpikir jika kedua kunai yang telah dilemparkan itu memiliki racun? padahal Shen Yue hanya melemparkan kedua kunai itu tepat pada titik buta milik kedua pria yang tidak berwaspada.

Melihat tanggapan dari Putri Lian Hua, membuat ke-18 orang pria berpakaian hitam itu akhirnya terbawa amarah, mereka benar-benar sangat kesal karena ternyata Putri kekaisaran itu sama sekali tidak memiliki hati nurani.

Mereka lupa jika sebenarnya kedatangan mereka bahkan untuk melenyapkan gadis itu, namun ketika salah seorang dari mereka terluka, dengan sesuka hatinya menyalahkan Putri Lian Hua yang tidak peduli.

"Ternyata kau benar-benar seorang gadis yang sombong dan tidak memiliki belas kasihan sama sekali, Putri Lian Hua. Sangat pantas jika permaisuri Li Wei menginginkan kematianmu!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam sambil menunjuk wajah Putri Lian Hua.

Mendengar ucapan pria berpakaian hitam itu, salah seorang pelayan Putri Lian Hua yang bernama Niu langsung berjalan ke depan, kemudian menunjuk ke arah pria-pria berpakaian hitam itu dengan tak kalah sengit.

"Bukankah kalian dikirimkan untuk melenyapkan tuan putri kami? Lalu untuk apa kami harus menyusahkan diri dengan menyelamatkan nyawa dari kedua orang rekan kalian? Bahkan jika perlu, saat ini juga kalian semua harus mati di tempat ini." ucapnya.

Mendengar jawaban dari salah seorang gadis pelayan Putri Lian Hua, tentu saja membuat wajah ke-18 orang pria berpakaian hitam itu langsung memerah menahan amarah. Mereka benar-benar kesal dengan sikap lancang yang ditunjukkan oleh seorang pelayan, padahal sejak tadi mereka berbicara dengan Putri Lian Hua.

"Dasar pelayan renda*an! Berani sekali kau berbicara denganku!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam itu.

"Lalu apa bedanya dengan kalian? Apakah kalian seorang bangsawan atau merupakan pejabat istana kekaisaran, sehingga memiliki kekuasaan untuk berbicara dan juga memerintah diriku? Bahkan dibandingkan dengan mereka yang hanya seorang pelayan, kalian sama sekali tidak memiliki nilai di mataku. Bahkan debu di sepatuku jauh lebih mulia dibandingkan kalian, para pembunuh bayaran." jawab Putri Lian Hua dengan panjang lebar.

Mata ke-18 orang pria berpakaian hitam itu langsung membulat dengan sempurna, mereka tak menyangka jika putri Lian Hua telah mengetahui maksud dan tujuan kedatangan mereka ke dalam hutan itu. Padahal sejak tadi mereka terus berusaha untuk menyembunyikan niat buruknya dan berusaha untuk menjatuhkan Putri Lian Hua.

"Ciih! Hanya orang-orang renda*an yang menerima bayaran untuk melenyapkan Putri Lian Hua dari permaisuri Li Wei saja kalian sudah merasa sangat bangga! Harusnya kalian sadar, bahwa bisa saja keluarga kalian akan dihabisi jika tugas yang saat ini kalian terima dari permaisuri Li Wei tidak berhasil sesuai dengan yang dia inginkan!" ucap salah seorang pelayan Putri Lian Hua mencoba untuk memprovokasi ke-18 orang pria berpakaian hitam itu dengan sangat meyakinkan.

Mendengar ucapan dari salah seorang gadis pelayan itu membuat ke-18 orang pria berpakaian hitam kembali saling memandang, mereka menyadari jika ucapan gadis pelayan itu tidak sepenuhnya salah, bisa saja jika tugas yang mereka terima saat ini akan berakibat buruk terhadap keluarga yang mereka kasihi, jika sampai tak berhasil untuk melenyapkan Putri Lian Hua.

Namun untuk mundur dari tugas itu mereka juga tidak memiliki kuasa, karena bisa saja pemimpin kelompok pembunuh bayaran akan mengejar mereka dan melenyapkannya.

Melihat raut bimbang di wajah ke-18 orang pria berpakaian hitam itu, membuat 5 orang pelayan Putri Lian Hua semakin bersemangat untuk mengeluarkan provokasi yang semakin membingungkan mereka.

Apalagi sepertinya ke-18 orang pria berpakaian hitam itu merupakan orang-orang baru, yang bergabung di antara kelompok pembunuh bayaran yang sangat terkenal karena keahliannya, yang tidak pernah gagal dalam melaksanakan tugas.

"Kenapa kalian diam? Apakah ucapanku salah?" tanya gadis pelayan itu lagi.

Namun salah seorang pria berpakaian hitam langsung berseru kepada rekan-rekannya, "Jangan termakan hasutan dari gadis-gadis pelayan itu! Sudah dipastikan, jika kita selesai melaksanakan tugas yang diberikan oleh permaisuri Li Wei, maka kita semua akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Bukan hanya koin emas, namun juga kebebasan tanpa syarat, kita tidak akan pernah menjadi seorang budak lagi untuk selamanya."

Kelima orang gadis pelayan Putri Lian Hua langsung tertawa terbahak-bahak, apalagi ditambah dengan Xie Wei yang biasanya selalu tampil dengan gaya yang sok cool, hari ini pemuda itu menunjukkan sisi lain dirinya, dia tertawa dengan lepas sambil menegang perutnya yang hampir kram.

"Bahkan dalam keadaan hampir mati saja kalian masih memikirkan koin emas dan juga kebebasan! Majulah! Jika seperti itu akan kuberikan kebebasan yang lebih besar dibandingkan dengan yang dijanjikan oleh permaisuri Li Wei. Akan kuberikan kematian yang sangat mudah untuk kalian semua, agar bisa segera bertemu dengan Dewa Yama!" ucap Xie Wei menghentikan tawanya, dan segera merubah raut wajahnya menjadi sangat serius.