SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. TINDAKAN
Rosetta dapat melihat bagaimana ibunya kewalahan dalam menangani masalah serangan ini. Jelas Rosetta tahu kalau orang yang berani melakukan serangan ini adalah bukan orang sembarangan. Karena gadis itu bagaimana hebatnya sang ibu yang memiliki julukan si Genius Cyber. Tapi lihatlah sekarang ibu Rosetta itu justru kewalahan dengan setiap serangan yang datang beruntun.
"Lili, firewall kita sudah bisa diaktifkan kembali. Hanya tinggal menjagal semua virus yang mereka kirimkan secepatnya!' beritahu Frans yang telah selesai dengan bagiannya.
"Oke!" jawab Lili tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer.
Agh, ingin sekali Rosetta membantu. Tapi usaha dia tidak aka berhasil, mengingat betapa mungil jari-jari Rosetta yang jelas akan menghambat jika mengganggu. Terburuknya justru lambat ia dalam berperang dalam serangan balik ini, justru akan menghancurkan semuanya. Ia tidak akan bersikap sok tahu dan sok hebat padahal ia tahu bagaimana batasan dirinya sendiri.
"No, Mom! Jangan pakai port itu! Gunakan yang lebih besar dia atas tiga ratus!" seru Rosetta tanpa sadar ketika melihat sang ibu akan memasukkan angka seratus lima puluh pada port yang akan digunakan sebagai serangan balik.
Jacob melihat Rosetta terkejut, luar biasa terkejut. Dan ia yakin kalau Lili juga sama terkejutnya, tapi memilih untuk fokus pada apa yang dikerjakan. Dan hebatnya Lili justru mengikuti ucapan dari Rosetta, ketika ia memikirkan kemungkinan menggunakan angka yang disebutkan oleh Rosetta.
"Aktifkan firewall sekarang!" seru Lili pada Frans.
Mendengar hal itu, jari-jari Frans yang stand by di atas keyboard, langsung menari dengan cepat untuk mengaktifkan kembali firewall perusahaan yang telah pria paruh baya ini upgrade menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Suara alarm berhenti setelah Frans menekan tombol enter. Membuat semua yang ada di ruangan dapat bernapas dengan lega sekarang. Mereka hanya tinggal membereskan sisa-sisa serangan dan juga mencari tahu siapa yang menyerang. Dan mencari informasi adalah spesialis dari Lili, ia akan melakukan itu nanti. Untuk saat ini, sistem perusahaan aman dan tidak ada masalah sudah cukup sampai divisi lain memerbaiki efek dari serangan ini. Tapi Lili yakin kalau sistem dan data perusahaan aman. Karena pertahanan perusahaan langsung aktif ketika serangan masuk dengan mematikan seluruh daya dan jaringan internet di bangunan ini.
"Mom?" panggil Rosetta yang melihat ibunya dengan wajah penuh kekhawatiran.
Lili mengulurkan tangannya untuk mengambil Rosetta dari Jacob. Dan begitu gadis itu berada dalam kedua tangan Lili, ia memeluk Rosetta erat.
"Rose?" panggil Lili dengan nada berbisik ke telinga sang gadis kecil. "Boleh Mommy tahu bagaimana Rose bisa tahu tentang semua tadi? Mommy tidak akan percaya kalau tadi hanya sebuah kebetulan," tanyanya.
Namun Rosetta mengeratkan pelukannya ke leher Lili dan menggelengkan kepala. Ia tidak yakin untuk memberitahukan bagaimana Rosetta bisa tahu semua itu. Bagaimana ia bisa meneriakkan setiap langkah yang harus diambil sang ibu demi menyelamatkan sistem perusahaan dari serangan musuh di luar sana.
"Kenapa? Mommy tidak boleh tahu?" tanya Lili lagi.
Rosetta mengangguk dan menjawab, "Akan lebih baik kalau Mommy tidak tahu."
Lili ingin sekali bertanya dan menuntut jawaban dari Rosetta, tapi ia mengurungkan niatnya. Ia yakin kalau gadis kecilnya ini memiliki alasan kenapa tidak dapat mengatakan alasan bagaimana ia bisa tahu dan mengerti tentang yang Lili lakukan tadi.
DOR!
Suara letusan senjata api membuat semua orang yang ada di ruangan kembali terkejut. Mereka saling bertatap seolah bertanya-tanya darimana suara tembakan tersebut. Dan jelas kalau itu tak jauh dari ruangan ini.
Frans dengan cepat, mengecek komputernya. Mengaktifkan CCTV pada komputer untuk mengecek dari mana asal suara tembakan itu. Tidak ingin mengambil resiko mengecek langsung ke luar divisi, karena bisa saja justru menjadi bahaya untuk mereka semua.
"What the hell, lobi dan area pintu masuk terlihat sangat kacau. Ada mobil yang terbakar di depan pintu masuk dan orang-orang Rion di sekitaran luar. Tunggu dulu. Rion ada di lobi," beritahu Frans ketika menyaksikan CCTV satu per satu untuk melihat keadaan.
Mata Lili melebar ketika ia melihat ada Roderick juga bersama dengan Rion. Dan lebih buruknya ia melihat seseorang tergeletak tak jauh dari mereka. Dengan cepat tanpa berpikir panjang, Lili berlari ke luar ruangan bersama Rosetta dalam gendongan.
"Lili?! Berhenti, berbahaya kalau kau pergi ke sana!" seru Jacob yang mengejar adik sepupunya tersebut.
Namun Lili tidak mendengarkan. Ia terus berlari dengan kedua tangan memegang erat Rosetta agar aman dalam pelukannya. Namun gadis itu tidak bodoh, ia berhenti tepat ketika di ujung tikungan sebelum lobi. Lili mengamati situasi, tidak ingin justru kehadirannya menjadi bahaya untuk orang-orang yang ada di lobi depan.
"Kau gila? Bagaimana kalau ada orang jahat di sekitar di sini," tegur Jacob, tidak senang ketika Lili tidak memikirkan bahaya yang mungkin saja bisa terjadi tanpa diinginkan.
Rosetta ikut mengintip keadaan di lobi. Ia melihat kalau ayahnya yang sedang menggendong kakak kembar Rosetta itu, kini mengacungkan pistol ke orang yang tergelatak seraya berseru kesakitan tepat berada di ambang pintu masuk.
Namun mereka semua dapat bernapas lega ketika mendengar suara sirine mobil polisi. Artinya pertolongan utama kini telah datang.
Dan benar saja Daniel Wellington yang menjadi orang pertama dari kepolisian yang berlari masuk menerobos api dari pintu masuk dan melihat keadaan. Beberapa polisi mengikuti langkah Daniel, dan langsung mengamankan orang yang terkena luka tembak dari Rion tersebut.
Melihat keadaan sudah cukup aman, Lili memutuskan untuk pergi ke tempat dimana Rion berada, ditemani oleh Jacob.
"Beb?!" panggil Lili yang berlari kecil menuju ke arah suami dan anaknya.
"Love." Rion langsung menyambut Lili, dan memeluk istri dan anaknya itu dengan sebelah tangan yang memegang pistol. Mencium kening sang istri, lega karena tidak ada dari keluarganya ini yang terluka.
"Jacob, tolong bawa Rod," pinta Rion seraya menyerahkan bocah kecil itu ke Jacob.
Jacob tanpa banyak bicara langsung mengambil Rod dan menggendongnya. Ia tahu kalau ada banyak hal yang harus Rion urus mulai dari sini. Dan ini pasti akan membuat Rion sakit kepala akan semua masalah yang timbul dalam waktu singkat.
"Kau baik-baik saja, Baby?" tanya Lili pada Roderick.
Bocah itu mengangguk, sepertinya masih terkejut dengan yang terjadi khususnya tembakan yang ayahnya lancarkan ketika melihat seorang pria yang keluar dari mobil dan menodongkan senjata api juga. Beruntung karena respon sang ayah lebih cepat daripada orang tersebut, sehingga belum sempat orang itu menarik pelatuk, justru ia sudah terkena tembakan terlebih dahulu.
"Tunggulah di ruanganku. Dan jangan pulang dulu tanpaku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan kalian di jalan karena kita belum tahu siapa yang melakukan semua kekacauan ini," kata Rion,
Lili mengangguk, paham akan situasinya. Ia juga berpikir kalau pulang akan beresiko jika musuh berada di jalan. Namun seketika Lili teringat sesuatu yang nyaris terlewatkan.
"Beb?" panggil Lili kepada Rion.
"Yes, Love?" sahut Rion yang langsung melihat ke arah Lili.
"Serangan tadi sepertinya ada orang dalam perusahaan yang terlibat. Karena serangan terjadi ketika aku dan Frans mematikan firewall untuk uji coba sistem baru, tapi seolah sudah tahu akan kami lakukan, serangan itu langsung datang," beritahu Lili.
Air muka Rion langsung berubah ketika ia mendengar kalau diperusahaannya ini ada pengkhianat. "Kau tahu orangnya?" tanyanya.
"Aku tidak tahu. Tapi aku mendapatkan alamat IP miliknya, dan salah satu dari beberapa serangan itu berasal dari dalam perusahaan. Artinya orang itu sekarang masih ada di sini. Dan tadi aku sempat mengeceknya sebentar, orang itu ada di ruang janitor," kata Lili.
Rion langsung memanggil Dante untuk memeriksa apa yang Lili katakan sekarang juga. Tidak ingin sampai orang yang menjadi salah satu terduga ini melarikan diri.
Dengan cepat Dante dan beberapa polisi berlari ke arah belakang gedung, dimana ruang janitor berada. Tidak ingin membuang waktu dan sampai kehilangan tersangka.
Bisa dilihat di luar pemadam kebakaran juga telah hadir dan memadamkan api dengan sangat cepat. Pihak medis dan juga sialnya beberapa reporter telah hadir di depan sana. Beruntung ada anak buah Rion yang menahan para reporter untuk tidak mendekati bangunan.
"Jacob, tolong bawa Lili dan anak-anak ke ruanganku di atas. Aku akan segera memulangkan karyawan untuk hari ini, karena tidak baik kalau meneruskan pekerjaan dalam keadaan berbahaya ini," kata Rion.
"Baik," jawab Jacob.
"Daddy?" panggil Rosetta.
"Yes, Sweetheart," jawab Rion.
"Daddy baik-baik saja, kan?" tanya Rosetta, terlihat luar bisa cemas sejak ia melihat ke lobi.
"Daddy baik-baik saja. Rose tidak perlu khawatir. Tolong temani Rod, dia pasti terkejut dengan yang terjadi," jawab Rion.
Rosetta mengangguk, dan melihat ke arah kakak kembarnya. Ia bisa melihat kalau wajah bocah itu memucat, dan takut.
Jacob membawa mereka semua ke ruangan Rion di atas, tidak ingin anak-anak melihat lebih jauh lagi kejadian tidak menyenangkan hari ini. Ia hanya berharap kalau ini telah berakhir. Yah, Jacob berdoa akan hal itu.
Terus semangat berkarya 💪👍
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
lagiiiiii
lagiii
up
up
up