NovelToon NovelToon
SYSTEM TUKANG OJEK PART II

SYSTEM TUKANG OJEK PART II

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Alijapul

Kisah Iyan yang terpuruk karena ayahnya pergi dan meninggalkan banyak hutang,sedangkan Iyan masih SMA,iya pun menjadi tukang ojek untuk membayar hutang tersebut.iyan menemukan system tukang ojek tanpa sengaja bagaimana kisah selanjutnya silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alijapul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Rencanakan Strategi Baru dan Persaingan cinta Tak Terduga

Setelah festival berhasil dan penuh keceriaan, Iyan dan teman-temannya merasakan energi baru untuk melanjutkan usaha mereka. Dengan hasil dari festival, mereka merasa optimis dan percaya diri bisa melakukan lebih banyak lagi.

Di sekolah, Iyan mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya. “Teman-teman, kita sudah dapat banyak uang dari festival! Sekarang, kita perlu strategi baru untuk tetap menarik lebih banyak penumpang dan pembeli!” Iyan memulai rapat kecil di sudut taman sekolah.

“Strategi baru? Jangan bilang kita akan mengeluarkan produk baru lagi!” ledek Udin sambil mengejek. “Karena, kiranya mentahannya sudah siap dimasak!”

“Jangan-jangan ‘Ojek Salad’ atau ‘Ojek Fruits’?” Mira juga ikut bersenandung dalam canda.

“Kita tidak akan membuat restoran makanan sehat, Udin! Tapi kita bisa mengembangkan Ojek snack ke level yang lebih tinggi! Kita bisa jual minuman segar di setiap perjalanan!” Iyan balas mengingatkan.

“Ya, minuman es buah! Itu lebih menarik!” Sari menimpali. “Di saat penumpang menunggu, kita bisa tawarkan minuman dingin yang menyegarkan!”

“Karena es buah bukan cuma menghilangkan dahaga, tapi juga memberi kesempatan berkenalan!” Encep melawak.

“Bisa juga kita tawarkan, ‘Naik Ojek, Minum Es, dan Baper’! Kita bisa menjadikan ini tren baru!” Joko menambahkan dengan semangat.

“Rencananya bagus! Nuxee, apakah ide ini terekspresikan?” Iyan bertanya dalam hatinya.

“Strategi yang sangat baik! Pastikan untuk memasarkan dengan cara yang unik. Semua pembeli pasti akan tertarik!” jawab Nuxee.

Setelah rapat lari, mereka segera mempersiapkan bahan dan minuman. Menjelang sore, mereka menyusun dan memasarkan rencana baru ini. Iyan dan teman-temannya mulai membagikan brosur dan pamflet di seluruh sekolah dengan tulisan besar, “Pesan Ojek, Dapatkan Minuman Segar!”

Hari itu pun berlangsung ceria, banyak siswa yang antusias mengajak teman-teman mereka untuk memesan Ojek dengan camilan dan minuman baru. Udin yang berperan sebagai penjual minuman mempromosikan dirinya dengan cara konyol. “Siapa yang mau jadi raja es saat bertugas hari ini? Naik ojek dapat es, langsung minum di jalan!”

“Iya! Siapa pun yang memesan, disambut layaknya raja!” Joko pun berkomentar, menunjuk langit sambil mengangkat tangannya.

Setelah beberapa jam, minuman mereka laku keras. “Lihat! Kita berhasil meningkatkan penjualan!” Mira melaporkan. “Kelihatannya banyak yang mau merasakan kesegaran es dan ojek!”

Saat Iyan menghitung pendapatan, dia tidak bisa tidak tertegun. “Tunggu, apa ini nyata? Kita bisa melunasi lebih banyak utang!”

“Eh, sekarang kita bisa baper sambil menghitung hasil!” Sari bercanda.

Namun, di tengah keceriaan itu, Nuxee berbicara lagi. “Iyan, aku punya misi baru untukmu!”

“Misi baru? Apa lagi ini?” Iyan penasaran mendengar suara sistemnya.

“Di luar sana, ada kesempatan untuk mengikuti kompetisi antar ojek. Jika kamu menang, akan mendapatkan sebuah motor baru sebagai hadiah!” Nuxee menjelaskan.

“Kompetisi antar ojek? Wah, itu terdengar menantang!” Iyan bersemangat. “Tapi aku tidak tahu cara berlomba.”

“Jangan khawatir! Kita sudah banyak pengalaman! Tambahkan ide dan keunikan dengan penawaranmu di ojek, dan pastikan semua orang tahu tentang Ojek Asyik!” Nuxee memberi dukungan.

Setelah mendapat informasi penting itu, Iyan dan teman-temannya berunding lagi. “Teman-teman! Kita punya kesempatan untuk memenangkan motor baru! Ini bisa banyak membantu untuk usaha kita ke depan!” Iyan menjelaskan dengan bersemangat.

“Bisa mewujudkan ojek yang unik dan keren!” Encep bersorak. “Apakah kita akan menciptakan kostum standar untuk pengemudi?”

“Ayo kita rencanakan penampilan yang berbeda, dan juga menawarkan harga khusus untuk pelanggan!” Udin menambahkan.

“Kalau gitu, mari kita bagi tugas lagi! Kita perlu siap untuk kompetisi ini dengan cara yang luar biasa!” Iyan memimpin mereka dengan semangat.

Malam itu, setelah rapat selesai, Iyan merasa optimis.

Setelah merencanakan semua untuk kompetisi antar ojek, Iyan dan teman-temannya mulai berlatih. Mereka menciptakan berbagai cara agar Ojek Asyik lebih menarik, dari kostum yang lucu hingga tawaran harga spesial. Suatu hari, Iyan, Udin, Joko, Mira, Sari, dan Encep berkumpul di pangkalan ojek.

“Jadi, kita sudah siap untuk kompetisi! Kostum seperti apa yang kalian mau pakai?” Iyan bertanya sambil melirik ke arah kostum clown yang sempat menjadi bahan perdebatan.

“Bagaimana kalau kita pakai kostum superhero? Ini bisa menarik perhatian!” Joko berkomentar penuh semangat.

“Berarti kita harus jadi Ojek Super!” Sari menambahkan dengan tawa. “Kita bisa terbang ke setiap sudut kota!”

“Semoga kita tidak terbang dari kendaraan!” Mira menyahut sambil ngakak. “Kalau sampai jatuh, bisa-bisa sudah bertransformasi baru, jadi superhero bangkrut!”

Sementara itu, Iyan menghitung persiapan yang harus dilakukan. “Oke, teman-teman! Kita harus mempromosikan kompetisi ini juga. Kita buat poster yang menarik!” Dia melihat setiap teman bersemangat. “Dan jangan lupa, sebelum berangkat, kita perlu berdoa dulu agar sukses.

Di saat berkumpul, Nuxee memberi sinyal kepada Iyan. “Iyan, pastikan kamu mendapatkan 20 pelanggan sebelum kompetisi hari itu. Setiap pelanggan berarti lebih banyak peluang untuk menang!”

“Good! Kalau gitu, kita akan menggulung lebih dari itu!” Iyan bersemangat.

Hari-hari berlalu, Iyan semakin sibuk dengan tugasnya sebagai tukang ojek sekaligus mempersiapkan kompetisi. Tapi dia juga mulai merasakan ketegangan, karena ada satu hal yang mengganggu pikirannya, bagaimana jika dia kalah? Dan lebih dari itu, bagaimana jika Mira yang selama ini sedang ia perhatikan lebih dekat, tertarik pada orang lain?

Suatu sore, saat Iyan sedang menunggu penumpang, dia melihat Mira berbicara akrab dengan seorang siswa baru di sekolah bernama Riko. Riko tampaknya sangat ramah dan humoris, serta tampak membuat Mira tertawa keras.

“Hey, kenapa wajahmu kayak baru dipukuli?” Udin yang baru datang bertanya sambil menggoda Iyan.

“Gak, enggak! Cuma… melihat mereka berdua,” Iyan menjawab, berusaha terlihat biasa.

“Cieee… Iyan iri!” Joko melangkah maju, menyenggol pundak Iyan. “Mira terlalu sempurna untuk kamu, bro!”

“Ah, diem! Itu bukan masalahnya!” Iyan membalas, tapi hatinya terasa berat.

“Duh, Iyan! Ini waktu kamu harus bertindak! Jika kamu tidak berani mendekatinya, siapa tahu dia bisa jatuh ke pelukan Riko?” Sari memberi nasihat.

Iyan berpikir sejenak, “Tapi bagaimana jika Riko jadi sainganku? Aku sudah merencanakan segalanya, dan kompetisi ini bisa membawa keberuntungan baru untukku!”

Sebelum Iyan kebingungan lebih jauh, Nuxee kembali membisikkan dalam benak Iyan. “Jangan biarkan emosi itu menghalangi. Ambil langkah untuk mendekati Mira! Mungkin kamu bisa bawa dia ke kompetisi?”

Tepat saat itu, Iyan memberanikan diri. “Baiklah, aku akan mengajaknya!” Dia berdiri tegak, seolah telah bersiap untuk berperang.

Di hari kompetisi, Iyan mengajak Sari untuk membantunya merancang cara menjemput Mira setelah sekolah. “Tapi kalau kamu sudah giat cari keberanian, aku harus gali keahlian di setiap usaha dengan lebih! Mau langsung” Sari tersenyum.

Saat sekolah selesai, Iyan dan teman-temannya bersiap menuju lokasi kompetisi. Di antara semua kebisingan, Iyan melirik Mira dan memanggilnya dengan semangat, “Mira! Mau ikut bersamaku ke kompetisi Ojek Asyik?”

Mira tersenyum lebar. “Oh, ya! Aku sudah menunggu ajakan itu, Iyan. Pasti seru!”

Yakin dan senang, Iyan dan Mira berangkat bersama menuju tempat kompetisi. Di sepanjang perjalanan, keduanya mulai berbicara lebih akrab.

“Btw, adakah kamu merasa Riko bisa jadi saingan kita?” Iyan berusaha mencairkan suasana.

Bersambung..

1
Nino Ndut
Hmm, kayak bukan ngomong ma sistem yak.. mirip kayak ma orang biasa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!