NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Serangan Balik

Sejak mengetahui target tumbalnya gagal, Dirga pun terlihat uring-uringan. Dia sering marah tanpa sebab hingga membuat anak dan istrinya ketakutan. Menurut Dirga apa yang dilakukan keluarganya semua salah dan hanya membuat pikirannya bertambah kacau.

Seperti sore itu.

Dirga baru saja memarkirkan mobilnya di halaman saat mendengar suara Diki menjerit dari dalam rumah. Sesaat kemudian disusul suara tangis si bungsu Eza disertai gelak tawa Erman dan Desi. Sesekali suara Eva juga terdengar dengan nada tinggi pertanda dia sedang memarahi anaknya.

Dirga nampak menggeram kesal mendengar keributan itu. Dengan cepat Dirga melangkah masuk ke dalam rumah.

"Kalian ini kenapa sih. Bisa kan ngerjain sesuatu ga usah pake suara. Bisa ga?!" tanya Dirga saat baru mencapai ambang pintu.

Suara lantang Dirga tentu saja mengejutkan Eva dan keempat anaknya. Mereka terdiam di tempat sambil saling menatap bingung. Hanya suara si bungsu yang terdengar dan bertambah kencang karena terkejut usai mendengar suara Dirga tadi.

"Eh, Bapak udah pulang ya. Ini Pak, anak-anak cuma bercanda kok. Lagian ... " ucapan Eva terputus karena Dirga memotong cepat.

"Bercanda apanya ?. Kalian tuh kaya orang norak yang ga berpendidikan tau ga. Masa teriak-teriak ga jelas kaya gitu!" kata Dirga marah.

Ucapan Dirga membuat Eva tersinggung. Desi yang tahu akan terjadi pertengkaran pun bergegas bangkit lalu membawa ketiga adiknya masuk ke dalam kamar. Desi tak ingin adik-adiknya menyaksikan perdebatan orangtua mereka.

"Maksud Bapak ngomong begitu apa ya. Ga enak kan didenger tetangga," tegur Eva setelah Desi menutup pintu kamar.

"Biarin. Kenapa harus ga enak segala. Ini kan rumahku bukan rumah tetangga," sahut Dirga ketus.

"Iya. Tapi bahasanya itu lho. Masa Bapak ngatain anak-anak ga berpendidikan cuma gara-gara mereka bercanda. Emangnya orang berpendidikan juga ga pernah ketawa dan bercanda ya Pak?" tanya Eva sambil menatap Dirga dengan tatapan tajam.

"Aku lagi ngasih tau anak-anak lho Bu. Bukannya ngedukung kok malah ditentang. Bisa besar kepala mereka kalo kamu belain terus kaya gitu!" kata Dirga tak suka.

"Aku bukan belain. Tapi omongan Bapak yang keterlaluan. Salah mereka apa sih sama Bapak. Kok pulang-pulang Bapak marahin kaya gitu. Pake dibilang ga berpendidikan segala. Kalo ada masalah di tempat kerja ya jangan dibawa pulang ke rumah dong. Aku dan anak-anak kan ga tau apa-apa!" sahut Eva dengan berani.

Ucapan Eva membuat Dirga terdiam. Dia menatap Eva yang pura-pura sibuk mengemasi mainan anak-anaknya sejenak lalu pergi meninggalkannya begitu saja. Sesaat kemudian Eva nampak mengelus dada karena Dirga membanting pintu dengan keras.

Sementara itu Desi nampak berusaha membujuk si bungsu agar berhenti menangis. Sedangkan Erman dan Diki nampak duduk di tempat tidur sambil termenung.

Melihat kedua adiknya yang duduk membisu membuat Desi iba. Dia mencoba mencairkan suasana dengan cara bergurau.

"Kalian kenapa bengong begitu. Awas hati-hati ya, nanti bisa bertelur lho kaya ayamnya si Ujang," gurau Desi.

"Apaan sih Kak. Kata bu Guru, manusia berkembang biak dengan cara melahirkan bukan bertelur kaya ayam," sahut Diki sambil cemberut.

"Ya bisa aja. Emangnya kalian ga tau, ayam kan kalo lagi mengerami telurnya juga bengong. Makanya jangan bengong biar ga dikirain lagi mengerami telur," sahut Desi asal.

"Bercandanya ga lucu Kak. Garing!" kata Erman sambil mendengus sebal.

Desi pun tertawa mendengar ucapan Erman sedang Diki nampak menggelengkan kepala.

"Kenapa bapak sekarang berubah ya Kak?" tanya Diki sesaat kemudian.

"Berubah apanya?" tanya Desi tak mengerti.

"Bapak sekarang tuh sering banget marah. Ga ada angin ga ada ujan, marah. Ibu ga masak sesuai keinginan Bapak, marah. Ibu salah ngambilin sepatu, marah. Kita berisik sedikit, marah. Pokoknya marah ... terus. Aku kan jadi takut Kak," sahut Diki.

"Mmm ... kakak juga bingung. Mungkin kecapean atau ada masalah di tempat kerja makanya bapak marah-marah," sahut Desi.

"Tapi kok marahnya sama kita?. Kita kan ga tau apa-apa," protes Diki.

Desi hanya menggedikkan bahu karena tak tahu harus menjawab apa.

"Mungkin karena bapak ga pernah sholat lagi makanya jadi gampang marah ya Kak," kata Erman tiba-tiba.

"Kata siapa bapak ga pernah sholat?" tanya Desi.

"Aku liat sendiri kok. Bapak kan emang ga pernah sholat lagi sejak bikin rumah ini Kak," sahut Erman.

"Iya. Jangan-jangan Allah marah ngeliat bapak ga sholat. Makanya bapak dihukum deh sama Allah. Iya kan Kak," kata Diki sambil menoleh kearah Erman.

"Dihukum gimana maksudnya Dik?" tanya Desi tak mengerti.

"Maksudnya gini Kak, Allah bisa aja menghukum hambaNya yang berdosa dengan berbagai cara, salah satunya ya lewat penyakit. Kakak liat kan tangan bapak sekarang?. Bapak kena penyakit aneh yang bikin tangannya membusuk mirip tangan zombie, pucet, kaku dan bau. Saking baunya aku sampe ga tahan deket-deket sama bapak. Ada untungnya juga sih bapak marah tadi. Jadi kita ga perlu makan bareng sama bapak," sahut Erman sambil mengibaskan telapak tangannya di depan hidung.

Desi terdiam. Sejujurnya dia juga bingung mengapa sang ayah yang dulu religius dan taat beribadah itu tak pernah lagi terlihat menjalankan kewajibannya sejak kembali dari perantauan.

Desi dan ketiga adiknya terus sembunyi di kamar hingga malam hari karena takut dimarahi Dirga. Bahkan Eva harus mengantarkan makan malam mereka ke kamar karena mereka tak berani bertemu Dirga di ruang makan.

Setelah mengantar makanan ke kamar anaknya, Eva pun duduk di ruang makan untuk menemani Dirga yang sedang menyantap makan malamnya.

"Jadi mereka ga mau keluar Bu?" tanya Dirga.

"Iya," sahut Eva singkat.

Dirga menghela nafas panjang sambil membanting sendok. Eva terkejut lalu menatap sang suami dengan tatapan sedih.

"Jadi begini caramu mendidik mereka Bu?. Aku hanya menegur mereka sedikit, tapi kamu membiarkan mereka memusuhi aku. Apa sebagai bapaknya aku ga boleh memarahi anakku?!" kata Dirga lantang.

"Bukan ga boleh. Tapi sebab kemarahanmu itu ga jelas. Dan ini bukan pertama kalinya kamu ngatain mereka dengan kata-kata ga pantas. Sebagai ibunya aku juga sakit hati mendengar kamu ngatain mereka seenaknya. Lagian sebenernya anak-anak bukan memusuhi kamu, mereka justru takut sama kamu Pak!" sahut Eva setengah menjerit.

Dirga terkejut mendengar jeritan istrinya. Setelah menggebrak meja, Dirga pun bangkit lalu masuk ke ruang kerjanya. Lagi-lagi Dirga membanting pintu hingga membuat Eva menggelengkan kepala sambil mengelus dada.

Sesaat kemudian Eva menghapus air mata yang jatuh di pipinya. Dia nampak kecewa dengan sikap Dirga yang belakangan justru makin terlihat arogan itu.

"Kenapa sih. Perasaan dulu kamu ga kasar dan temperamental gini Pak. Dulu kamu lembut, sering tersenyum dan welas asih. Kita memang punya uang banyak sekarang. Tapi percuma kalo aku kehilangan kamu. Aku kangen Bang Dirga yang dulu. Tolong kembalilah," pinta Eva sambil menangis.

Di dalam ruang kerjanya Dirga nampak duduk bersandar di kursi besarnya. Dirga mencoba memikirkan kalimat yang diucapkan istrinya tadi.

Sambil berpikir Dirga mengetuk meja dengan ujung jari telunjuknya. Tanpa sengaja dia melirik ke tangan kirinya dan terkejut saat menyadari telapak tangan kirinya yang terbalut perban itu menjuntai ke bawah.

Dirga menyentuh telapak tangan kirinya dengan hati-hati. Sesaat kemudian Dirga pun menjerit ketika mengetahui telapak tangan kirinya telah tanggal dari tempatnya.

Jeritan Dirga mengejutkan semua penghuni rumah. Namun tak seorang pun datang untuk melihat karena takut.

Eva yang masih duduk di ruang makan pun hanya bisa diam sambil menatap kearah pintu ruang kerja Dirga. Sama seperti yang lain, Eva pun tak berani mendekat mengingat Dirga yang masih dalam mode marah itu. Dia hanya menunggu Dirga memanggilnya.

Dan saat Dirga keluar dari ruang kerja sambil memegangi tangan kirinya, Eva pun bergegas mendekat. Dia terkejut melihat telapak tangan Dirga yang menggantung.

Eva pun memanggil security dan memintanya mengantar Dirga ke Rumah Sakit.

\=\=\=\=\=

Di saat Dirga sedang panik karena kehilangan telapak tangan kirinya, di tempat lain seorang pria justru tertawa terbahak-bahak. Dia adalah Aris, mantan kekasih Desi.

Saat itu Aris baru saja keluar dari rumah seorang dukun sambil membawa sesuatu di tangannya.

"Kita liat apa setelah ini kamu masih akan terus menghindari aku Des. Maaf jika aku harus mengambil jalan ini. Salahkan bapakmu yang lebih dulu memulai perang ini," gumam Aris sambil menyeringai.

Setelah menyelesaikan kalimatnya Aris pun melajukan motornya dengan cepat. Nampaknya Aris tak sabar ingin cepat tiba di rumah untuk memulai ritual sesatnya.

Aris ingat bagaimana akhirnya dia memilih jalan itu.

Setelah menjalani beberapa kali pengobatan syariah, Aris dinyatakan sembuh. Namun Aris kecewa karena dia telah kehilangan segalanya. Ya, selain kehilangan adiknya, Aris masih harus menerima dirinya dipecat dari pekerjaan yang susah payah dia dapatkan. Itu karena Aris terlalu lama mangkir akibat sakit.

Setelah pulih, Aris teringat dengan jam tangan mewah pemberian Dirga. Aris berniat menjualnya. Selain membutuhkan uang untuk modal usaha, Aris menganggap benda itu tak layak disimpan karena selalu mengingatkannya pada kenangan buruk.

Saat dia meminta jam tersebut, sang ibu pun kebingungan. Karena ternyata jam tangan mewah yang disimpan di lemari itu raib tanpa bekas.

"Jangan bercanda Bu. Aku serius nih," kata Aris kala itu.

"Ibu serius Ris. Jam itu ga ada lagi!" sahut ibu Aris panik.

"Ga ada, maksudnya udah Ibu jual?" tanya Aris.

"Astaghfirullah aladziim. Ibu ga pernah menjual jam itu Ris. Ibu cuma menyimpannya seperti pesan Ustadz Harun. Tapi kenapa jam itu sekarang ga ada ya. Padahal Ibu nyimpennya di tempat paling rahasia lho Ris," sahut ibu Aris.

"Jangan-jangan Ibu lupa naronya," sindir Amin ayah Aris.

"Ga mungkin lupa Pak. Karena barang mahal, ga mungkin kan ibu nyimpen sembarangan. Pokoknya ibu inget naro jam itu di sini," sahut ibu Aris.

"Kalo ga ada terus kemana Bu. Masa terbang gitu aja," kata Aris kecewa.

Ibu Aris terdiam karena tak tahu harus bicara apa.

Mengetahui jam mewah pemberian Dirga telah raib, Aris pun memutuskan menemui orang pintar untuk berkonsultasi. Sayangnya Aris salah memilih orang. Dia justru datang kepada dukun penganut ilmu hitam tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya. Dan dari sana lah dia tahu bahwa jam tangan mewah itu adalah media untuk Dirga mencari tumbal.

Setelah mengetahui kelicikan Dirga, Aris pun berniat membalas dendam. Dan Desi lah yang dia pilih sebagai media balas dendamnya.

"Semua berawal di Desi, maka harus berakhir di Desi," begitu lah pemikiran Aris.

Aris yang semula berniat mendekati Desi karena tergiur dengan kekayaan ayahnya kini berbalik arah. Aris mengubah niatnya dan bertekad menghancurkan Dirga karena tahu Dirga lah yang telah mencelakai adiknya.

Setelah tiba di rumah Aris segera masuk ke kamar untuk memulai ritualnya. Dia menata semua benda pemberian sang dukun di atas lantai. Tak lupa Aris meletakkan foto Desi di sana.

Dalam kegelapan dan hanya diterangi cahaya sebatang lilin, Aris terus merapal mantra tanpa henti. Dan tepat jam dua belas malam, sesuatu yang aneh pun terjadi pada Desi.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!