My Wife My Enemy

Kinan mendudukkan dirinya dengan kasar di kursi sebelah kemudi. Farah menatap anak nya itu dengan geli.

"Kamu ini kenapa sih? Masih mikirin yang tadi?" tanya Farah sambil mengelus pucuk kepala Kinan.

"Pokoknya ya ma, Kinan gak mau lagi jadi model buat butik mama, apalagi sama Bintang." rajuk Kinan membuat Farah terkekeh.

"Iya iya..." ucap Farah santai membuat Kinan berdecak.

"Mama ini kok iya iya aja sih... Masa mama gak marah liat anak nya di cium sama sembarang orang." Omel Kinan ke mamanya.

Pasalnya Farah sudah melihat foto Kinan yang sempat berciuman bibir dengan Bintang, namun Farah sama sekali tidak marah kepada Bintang.

"Bukannya mama gak marah, tapi sebelum mama liat foto itu, Bintang udah minta maaf kok ke mama dan dia bilang kalau itu pure bukan kesengajaan." Farah berusaha sabar menjelaskan.

"Mama juga sudah nasihatin dia biar lebih berhati-hati kalau sedang berjalan seperti yang kamu minta, hayo... Kurang apa lagi?"

Kinan mendengus. Memang tadi dia sempat bilang kepada Farah, supaya dia menasihati Bintang.

"Bilangin ke dia ma, kalau jalan suruh pakek mata, biar gak tersandung !!"

Begitulah ucapan Kinan yang membuat Farah menggeleng gelengkan kepalanya heran. Tentu saja dia tidak menyampaikannya dengan ucapan sekasar itu kepada Bintang.

Farah menjalankan mobil nya, membiarkan Kinan yang masih saja menggerutu.

Tak butuh waktu lama untuk Farah mengemudikan mobil itu sampai ke rumah.

Mereka pun beriringan berjalan masuk.

Farah menatap putrinya dengan sayang.

"Istirahat ya... Maaf udah merepotkan kamu." ucap Farah dengan lembut sambil mengelus lengan Kinan.

Karena ucapan Farah yang begitu lemah lembut, Kinan pun merasa bersalah sudah marah-marah kepada mama nya ini.

Kinan mengambil kedua tangan Farah dan mengecupnya.

"Maafin Kinan ya ma, kalau tadi Kinan marah-marahin mama."

Farah menggeleng.

"Kamu gak salah kok. Kalaupun ada suatu kesalahan itu merupakan kesalahan mama, bukan kamu." sahut Farah membuat mata Kinan pun berkaca-kaca.

"Aaaaa..." Kinan memeluk Farah dengan sayang. Farah juga membalas pelukan putrinya itu dengan tepukan lembut di punggungnya.

"Kinan ke kamar dulu ya ma... Mama juga istirahat." ucap Kinan yang diangguki Farah.

"Good night sayang !"

"Good night ma !"

Kinan menaiki tangga dan segera memasuki kamarnya.

Dia meletakkan tas di nakas dan merebahkan tubuh di ranjang empuk nya.

"Jam 19.45" gumam Kinan pelan.

Kinan mulai memejamkan matanya tatkala denting ponselnya berbunyi.

"Siapa nih?" gumam Kinan melihat nomor tak dikenal yang mengiriminya pesan.

085123xxxxxx

"Hai."

"Siapa ya?" Kinan mengetikkan pesan itu dan mengirimnya.

Kinan harus menunggu sekitar 3 menit hingga balasan dari nomor tersebut kembali masuk.

"Bayu."

Kinan bangun dari tidur nya tatkala membaca nama Bayu.

"Kak Bayu kakak nya Dara?"

"Yaps."

Kinan memelototkan matanya.

"OMG OMG, kak Bayu..." pekik Kinan girang sembari menutup mulut dengan sebelah tangannya.

"Gue harus balas apa nih !" gumam Kinan salting.

Kinan pun berdehem, menetralkan hatinya yang terlalu senang mendapat pesan dari Bayu.

"Ada apa ya Kak?" balas Kinan.

Dia langsung mematikan ponselnya sejenak agar tidak ketahuan menunggu sekali balasan dari Bayu.

Ya walaupun memang menunggu sih, tapi Kinan masih terlalu gengsi.

Ting.

Kinan menunggu beberapa saat untuk dia membuka pesan itu.

"Udah lama kali ya !" gumam Kinan setelah sekitar 1 menit berlalu.

Dengan tak sabar dia membuka aplikasi hijau itu.

Namun betapa kecewanya Kinan saat melihat pesan yang masuk ternyata bukan dari Bayu, tapi dari cowok yang membuat mood nya jelek seharian tadi.

"Besok malam minggu nonton film yuk Kin, gak cuma berdua kok, sama Darren Edo, Lo juga ajak sekalian kedua sohib lo gak papa."

Kinan berdecih membaca pesan dari Bintang.

"Nih anak gak tau malu apa gimana sih... Setelah kejadian tadi siang, masih aja berani kirim chat ke gue ! Mana ngajak nonton lagi ! Dikira gue gak marah apa sama dia !" gerutu Kinan.

Ide cemerlang muncuk di otak Kinan untuk.membuat Bintang merasa kesal.

Kinan mengetikkan sebuah balasan untuk Bintang.

"Makanya, kalau punya cewek tuh jangan cuma pinter doang...Cari yang cantik dong, yang bisa memahami, yang bisa nemenin dan perhatian... Masa punya pacar, tapi ngajak nontonnya ke cewek lain... Rugi dong !!"

Kinan tersenyum puas setelah mengetikkan pesan itu dan menekan send ke Bintang.

Dia yakin Bintang akan mengumpat karena membaca pesan itu.

Dan benar saja, disebrang sana Bintang memelototkan matanya membaca pesan balasan dari Kinan.

Dia merutuki kata-kata Kinan yang seolah olah menyindir Eva. Eva hanya pintar, tapi tidak cantik, tidak memahami, dan tidak perhatian.

"Mulutnya Kinan emang bener-bener gak bisa dijaga... Awas aja besok di kampus kalo ketemu !!" gumam Bintang di rumahnya.

Bintang tak berniat membalas pesan konyol dari Kinan. Dia memilih untuk mematikan ponselnya karena terlalu kesal.

Kembali ke Kinan, karena tak kunjung mendapat balasan dari Bayu, dia pun mendesah kecewa.

Kinan meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, berwudlu dan menjalankan kewajiban shalatnya.

Setelah sekitar 20 menitan, dia pun selesai melakukannya dan meletakkan kembali mukena serta sajadah di tempat semula.

Matanya berbinar tatkala membaca balasan dari Bayu sudah masuk di ponselnya.

"Besok sabtu malam, kamu datang ya ke acara ulang tahun ku."

Kinan menganga kan mulutnya.

"Demi apa... Gue di undang ke ultahnya doi.... Aaaa..." Kinan mengibas ngibaskan sebelah tangannya ke wajahnya yang memerah.

Dengan tangan yang agak gemetar, dia mengetikkan pesan balasan untuk nya.

"Insyaallah Kinan usaha in ya kak, semoga aja gak ada halangan."

Kinan mengetikkan balasan seperti itu biar seolah olah dia agak jual mahal dikit lah, masa langsung bilang iya iya aja.

Bayu membalas pesan itu dengan mengirimkan stiker jempol nya.

Kinan membuka balasan dari Bayu itu tanpa membalasnya. Kemudian dia keluar dari room chat Bayu dan melihat ke room chat nya dengan Bintang yang belum lagi mendapatkan balasan sejak dia mengirimkan kata-kata pedasnya tadi.

Kinan tertawa puas.

"Makanya gak usah sok deket sama gue... Sakit hati kan lo !!" gumam Kinan sembari menekan nekan foto profil Bintang yang menampilkan fotonya yang menurut Kinan sok estetik di sebuah caffe.

Dia mencari stiker gambar b*bi warna pink yang seolah olah sedang tertawa mengejek, dan mengirimkannya kepada Bintang.

Kinan yakin, Bintang pasti akan langsung memblokir nomor nya.

Tapi seolah bodo amat, Kinan tidak peduli jika Bintang benar benar memblokir nya.

Toh selama ini, Bintang yang selalu mengirim chat duluan kepadanya.

Kinan mematikan ponsel itu dan memeluk nya sambil mengulum senyum.

"Apa mungkin Kak Bayu minta nomor gue ke Dara ?" gumam Kinan pelan.

"Besok deh, gue tanya langsung ke dia."

Kinan memejamkan matanya, dan tak butuh waktu lama dia untuk terlelap.