NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27.Mulai Melakukan Sebuah Perjalanan Dengannya.

15 Desember 2011

"Tumben banget rapi begitu, Mi. Emang lu mau kemana?" tanya Khazami yang saat ini berbaring di ranjang berukuran kecil milik Fahmi.

Sementara posisi orang yang di tanya itu saat ini sedang berada di depan cermin. Sedang membenahi gaya sisiran rambutnya. Tanpa ingin menjawab,Fahmi terlihat bersiul-siul senang.

"Mau pergi," jawab Fahmi singkat sembari bergerak meraih botol parfum setelah tadi dia meletakkan sisirnya ke tempat semula, "jadi, untuk misi pagi ini gue sepertinya enggak bisa ikut," imbuh laki-laki itu sembari menyemprotkan parfum di pergelangan tangannya, lalu pindah ke sisi kiri dan kanan lehernya, dan setelah itu barulah dia menyemprotkan cairan wangi itu ke seluruh bagian tubuh.

"Bilangin ke ketua kalau gue sakit ya, kawan." Fahmi bergerak menolehkan kepala ke arah Khazami. Saat mendapati satu jari jempol temannya mengacung, dia langsung bergerak mendekat ke ranjang, "makasih banget, kalau gitu gue berangkat dulu. Sampai jumpa besok," imbuhnya dan langsung bergerak keluar dari rumah dengan gerak yang cepat. Tidak lupa dia juga menutup pintu rumahnya, walau tahu di dalam sana ada Khazami yang masih malas-malasan.

"Mau bagaimana pun Gue memberikan sebuah alasan tentangmu, tetap saja ketua akan mengetahui semuanya, Mi. Gue harap lu gak ngelewatin batas seperti yang dulu pernah gue lakukan," ujar Khazami memberikan peringatan kepada orang yang jelas-jelas sudah tidak ada di tempat.

Relimonic, Kediaman Keluarga Besar Ferdanham

Lily tiba-tiba saja menarik napas, lalu membuangnya dengan helaan yang terdengar cepat. Saat ini perempuan cantik itu sedang berdiri di depan cermin. Dengan menggunakan celana ketat warna hitam dan baju kemeja yang terbuka menampilkan tank top hitamnya, dia mulai berputar ke kiri dan kanan.

'Apa baju yang aku gunakan saat ini sudah bener, ya?' batin Lily bertanya kepada pantulannya yang ada di dalam cermin sana.

"Non Lily, Bibi izin masuk ya."

Lily yang mendengar suara dari luar, langsung menolehkan kepalanya. Saat mendapati ada sosok Alice yang sudah berdiri di depan pintu yang terbuka, dia langsung menyunggingkan senyum dan meminta perempuan paruh baya itu untuk cepat-cepat masuk ke dalam kamarnya.

"Yu Tuhan, Non. Kepan sih Bibi bisa melihat Nona Lily jelek? Bisa tidak sekali saja Nona tidak membuat Saya terpukau begini," puji Alice sembari bergerak masuk dan mendekat ke kamar sang anak.

Lily yang melihat pergerakan masuk Alice, langsung kembali menghadap ke depan dan mulai menuliskan sesuatu di selembar kertas yang tergeletak di meja riasnya. Setelah selesai, Lily kembali menegakkan posisi badannya yang tadi membungkuk, lalu kemudian bergerak memutar untuk menghadap ke arah sang maid kesayangannya.

Dengan gerak yang cepat, Lily menyerahkan lembaran kertas itu ke tangan kasar Alice. Wanita 20 tahun itu tentu saja langsung memberikan seutas senyum bahagia ke arah sang maid yang terlihat tersenyum-senyum malu.

"Bibi, bagaimana penampilanku? Apakah aku cocok menggunakan pakaian ini ke tempat yang bibi maksud semalam?"

Alice langsung melihat ke arah anak majikannya. Wanita paruh baya berpakaian khas pelayan itu terlihat memberikan tatapan mata yang lembut dan seutas senyum yang menawan, "cocok. Sangat pas pokoknya."

Lily langsung tersipu malu, membuat Alice ingin sekali mencubiti gadis itu, tapi dia tentu saja menahan hasrat itu agar tidak dikira kelewat batas. Baginya, mendapatkan senyum dari bos-bosnya saja sudah lebih dari cukup.

"Oh iya, Non. Tujuan Bibi datang ke sini untuk mengatakan kalau Nona diminta turun ke bawah oleh Tuan dan Nyonya besar. Di sana ada Tuan muda yang juga menunggu Nona," ujar Alice membeberkan tujuannya datang ke kamar ini.

Lily yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya. Dia dengan gerak yang cepat berjalan ke arah ranjang besarnya dan mengambil sebuah tas besar yang berada di sana. Dengan sedikit kesulitan, gadis 20 tahun itu bergerak memakai tas punggung besar itu, lalu kemudian dia langsung berjalan keluar dari kamar setelah mengenakan tas tersebut dengan tepat.

Alice yang sebagai pelayan terlihat mengikuti langkah Lily dari arah belakang.

"Wih anak cantik Papa sudah turun."

Sesampainya dia di lantai bawah, Lily langsung disambut oleh suara khas Tuan Restofer. Laki-laki paruh baya itu bahkan langsung bangkit dari duduknya, lalu kemudian berjalan ke arah sang anak untuk menuntun gadis 20 tahun itu untuk maju lebih dekat ke ruang keluarganya.

Saat sampai di sana, sosok Aldric yang menampilkan raut wajah bahagia untuk menyambutnya terlihat, lalu sosok Sean juga terlihat memunculkan kepalanya dari balik sandaran sofa. Hanya Erland saja yang tidak ada di sana.

"Wah semakin hari, kamu semakin terlihat berbeda dan jauh lebih berani untuk mengekspresikan diri ya, Lily. Sekarang dengan penampilanmu yang sudah terlihat seperti seorang penjelajah itu ingin pergi ke mana, hem?" tanya Aldric dengan kalimat yang cukup panjang.

"Bukankah itu bagus, Al? Malahan, Kakak jauh lebih senang melihat versi Lily yang aktif tanpa mempedulikan pandangan orang lain seperti ini, dari pada Lily yang selalu menutup diri seperti dulu," ujar Sean dengan tersenyum senang. Di tengah-tengah dua laki-laki kembar itu, ada sosok Nyonya Rose yang sedari tadi tersenyum senang.

"Apakah temanmu itu akan menjemputmu ke sini?" tanya Nyonya Rose dengan raut wajah penuh semangat. Sorot matanya pun terlihat tidak sabaran.

Lily yang mendengar itu tentu saja mengangguk kepalanya. Dia juga langsung membuat sebuah isyarat tangan yang berbunyi, "Iya, kemarin katanya dia akan menjemput ku langsung. Aku juga kemarin sudah memberikan alamat rumah ini untuk dia."

Entah karena senang, Nyonya Rose langsung terlihat berjingkrak senang dengan kedua tangan yang tiba-tiba saling menepuk, "Kalau begitu minta dia masuk dulu, iya, 'kan Sayang?"

Tuan Restofer mengangguk kepalanya antusias, "Tentu. Lagian dari awal saat Lily mengatakan kalau dia sudah mempunyai seorang teman, dari sanalah Papa sangat ingin bertemu dengan orang itu. Jadi, Lily. Mintalah temanmu itu untuk masuk berkunjung juga okey?"

Mendengar permintaan Mama dan Papanya, Lily tiba-tiba langsung kebingungan. Dia sebenarnya ingin sekali mengenali pria itu, tapi ada sedikit ketakutan juga yang dia rasakan di hatinya. Lily takut kalau nanti Papanya tahu identitas Fahmi adalah seorang laki-laki dari desa kumuh, mereka bisa tidak diizinkan untuk berteman lagi.

Saat memikirkan hal itu, dengan gerakan kepala yang menggeleng, Lily menolak permintaan kedua orang tuanya itu. Setelah memberikan penolakan itu, jelas Tuan Restofer dan Nyonya Rose mengerutkan kening.

"Kenapa tidak boleh?" tanya Tuan Restofer dengan sorot mata penasaran.

Lily kembali menggelengkan kepalanya. Dia dengan gerakan tangan yang lumayan cepat langsung membuat sebuah isyarat tangan, "Bukan tidak boleh, Papa. Tapi, Lily perlu waktu yang tepat untuk mengenalinya kepada kalian. Sebenarnya, Lily juga masih bertanya-tanya apa dia juga merasakan yang Lily rasakan saat kami bersama."

Tuan Restofer yang mendapati isyarat tangan itu langsung tersenyum menggoda. Dia bergerak untuk mencolek dagu sang anak lantaran gemes melihat raut wajah malu-malu yang Lily keluarkan.

"Anakku yang cantik ini ternyata sudah mulai bisa ya. Tapi, kalau boleh Papa tahu kamu akan pergi dengan hanya kalian berdua saja?" tanya Tuan Restofer yang tiba-tiba langsung terlihat takut-takutan.

Lily yang mendengar pertanyaan itu langsung menganggukkan kepalanya untuk membenarkan, tapi dia juga langsung menggerakkan kedua tangannya untuk membuat bahasa isyarat, "tapi, kata Alice tempat itu aman kok, Pa. Jadi, Papa, Mama, dan Kakak-kakak tidak perlu takut. Aku percaya kalau temanku pasti akan melindungi ku."

Biarpun Tuan Restofer melihat raut wajah Lily yang terlihat serius dan bisa dipercaya, tapi entah kenapa dia masih merasa takut untuk melepas anak gadisnya itu, "Benar begitu, Alice?" tanyanya kepada Alice yang terlihat berdiri di ujung tangga sana.

"I ... iya, Tuan. Saya berani jamin keselamatan Nona jika berada di sana," ujar Alice dengan nada bicara yang ingin dipercaya.

"Maaf menganggu perbincangan kalian, Taun."

Carlos, pimpinan pengawal keluarga besar Ferdanham tiba-tiba datang menghadap dengan tubuh yang berdiri tegap, "Saya izin melapor. Di depan gerbang sana ada seorang pemuda yang katanya sedang menunggu Nona Lily."

Lily yang mendengar laporan itu, langsung terlihat menoleh ke arah Carlos dengan bahagia. Wanita itu bergerak mengangguk kepalanya untuk Carlos, lalu kemudian kembali melihat ke arah Tuan Restofer, "Papa, dia sudah datang. Jadi, apa Lily boleh pergi sekarang?" tanyanya dengan isyarat tangan. Raut wajah perempuan 20 tahun itu terlihat sudah tidak sabaran untuk melakukan sebuah perjalanan yang dibilang akan sangat jauh.

Hallo gaess. Aku balik lagi bawakan salah satu rekomendasi karya nih punya temen aku. Sekalian kan buat tambah bacaan kalian saat nungguin ceritaku ini up, wkwkwk. Judulnya, "Belenggu Talak Tiga". Nama penulisnya kak "Melisa". jangan lupa mampir ya.

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap,.makasih kak.
total 1 replies
gaby
Di bab ini aq kecewa sm Fahmi. Dia cm menganggap Lily hanya gadis bisu yg butuh di kasihani. Dia ga nyadar, kalo Dia lbh di kaaihani dr Lily, seenggaknya Lily adl Putri yg di sayangi kluarganya & di limpahi kekayaan tanpa harus ngangkut barang demi sesuap nasi.
Call Me A: bener banget.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih, kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!