Danu Alfaendra, pria matang yang sudah berusia 30 tahun itu tidak terima jika adik tirinya harus menikah terlebih dahulu, sehingga selama dua tahun lamanya dia mengencani banyak wanita, dimulai ada yang berprofesi menjadi dokter, model, pengacara, dan berbagai macam profesi lainnya. Namun, tak ada yang membuatnya jatuh cinta.
Para wanita selalu memanggilnya playboy cap nanggung, karena Danu tidak berani meniduri para wanitanya, mungkin karena Danu ingin memberikan keperjakaannya untuk wanita yang dia cintai suatu saat nanti.
Danu adalah seorang pria pekerja keras, dia memiliki keahlian sebagai hacker dan bergabung dengan seorang detektif di The Darkness, selain itu dia juga pemilik salah satu restoran mewah di ibu kota.
Namun, malam itu tiba-tiba keperjakaannya direnggut oleh seorang wanita karena pengaruh obat perangsang. Haruskah dia meminta pertanggungjawaban dari wanita itu? Karena wanita itu adalah adik tirinya. Atau lebih baik dia mencari wanita lain sebagai belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Dan saat ini di aula pernikahan...
"Bagaimana kalau kak Danu saja?" tanya Felicia kepada Mira dan Wisnu saat kedua orangtuanya itu bertanya siapa pria yang bisa menggantikan mempelai pria, untuk menyelamatkan harga diri keluarga dan menyelamatkan nama baik perusahaan Gleen karena Gleen telah mengundang semua kliennya yang berada di berbagai negara untuk hadir ke acara pernikahan adik iparnya.
Felicia meneruskan perkataannya. "Lagian kan Kak Danu dan Maura hanya saudara tiri, sah untuk menikah. Yang penting ada yang menikah dulu hari ini. Kalau masalah dilanjut tidaknya terserah nanti."
Gleen pun ikut berbicara, dia membenarkan saran dari Felicia. "Iya, hanya Danu satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan nama baik keluarga kita dan menyelamatkan nama baik perusahaan aku di depan klien."
"Apa? Kak Danu? Masa aku harus menikah dengan kakakku sendiri?" Maura terkejut begitu mendengar saran yang diberikan oleh kakak kandung dan kakak iparnya itu.
Bukan hanya Maura, tapi Wisnu dan Mira pun sama terkejutnya. Membuat mereka bertiga menjadi migren.
"Aduh bagaimana ini, masa suamiku mendadak menjadi besan?" Mira merasa kepalanya pening. Seakan-akan banyak burung berterbangan diatas kepalanya.
Gleen pura-pura tertawa, padahal tidak ada yang lucu sama sekali. "Ya gak apa-apa, pernikahan Danu dan Maura tetap syah kok. Ibu dan ayah mertua bisa menjadi suami istri rasa besan. Atau mau aku suruh si Udin, supir ku aja yang jadi pengantin pria penggantinya?"
Gleen menunjuk Udin yang sedang tersenyum lebar ke arah Maura.
Ting...
Sampai terlihat dua gigi emasnya nampak berkilau memancarkan cahaya.
Maura bergidik ngeri melihatnya, dia langsung menolak, "Gak mau. Tapi kenapa harus cari pria pengganti sih, bagaimana nasib kak Ernando?"
"Urusan Ernando kita pikirkan nanti, Maura. Yang harus kita pikirkan saat ini adalah disini tentang harga diri keluarga kita dan juga perusahaan kak Gleen." Felicia berkata dengan penuh penekanan.
Mira dan Wisnu memperhatikan ribuan tamu undangan yang hadir, dari raut wajah para tamu undangan tersebut nampak terlihat sangat kesal dan kecewa, karena acara pernikahan pengantin pria dan wanita belum juga diselenggarakan.
"Ya sudah, mending sama Danu saja. Lagian kakakmu gak akan ngapain-ngapain kamu, Maura. Yang penting ada pernikahan dulu." ucap Mira sambil memijat-mijat pelipisnya yang masih terasa pening.
Maura menelan saliva, mereka semua tidak tahu bahwa dia dan Danu pernah melakukan kesalahan satu kali saat dirinya sedang terpengaruh obat perangsang dan saat Danu sedang mabuk. Apa iya Danu akan terjamin tidak ngapain-ngapain kepadanya? Tapi kalau dipikir-pikir lagi, waktu terakhir dia menginap di apartemen Danu, Maura merasa aman-aman saja, Danu sama sekali tidak menyentuhnya, padahal waktu itu dia sedang mabuk.
Wisnu nampak kebingungan karena dia tidak tahu harus memulai dari mana berbicara kepada Danu tentang hal ini, Danu pasti sangat shock sekali tiba-tiba disuruh untuk menikah dengan adiknya sendiri demi harga diri keluarga dan juga demi citra nama baik perusahaan Gleen.
Wisnu menghembuskan nafas dengan berat, dia memperhatikan Danu yang sedang menyapa para tamu undangan yang masih saja membludak berdatangan, pasti Danu sangat berat menerima ini semua, tapi hanya Danu satu-satunya orang yang bisa menolong mereka. "Biar ayah yang bicara sama Danu. Danu pasti akan sangat shock sekali."
"Kalau ayah mertua merasa berat hati untuk mengatakannya, biar aku saja yang bicara sama Danu. Aku yakin Danu akan paham dan ikhlas dengan situasi ini." ucap Gleen dengan mantap, setelah mengatakan hal itu Gleen menghela nafas, mereka sama sekali tidak tahu bahwa ini semua adalah ide dari Danu.
Wisnu dan Mira merasa terharu dengan kebaikan menantunya itu, "Terimakasih Gleen, kamu adalah menantu terbaik."
Felicia menjadi mual mendengar pujian yang dilontarkan oleh kedua orangtuanya terhadap suaminya, mereka sama sekali tidak tahu bahwa kekacauan ini dibuat oleh Danu, Gleen, dan Alvaro. Tapi Felicia yakin mereka melakukan semua ini demi kebaikan adiknya. Danu sangat terlihat begitu sayang dan perhatian kepada Maura, dia yakin betul bahwa Danu nekad melakukannya demi melindungi Maura sebagai seorang adik.