Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.
'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'
Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!
Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG-27
Edward kembali dibuat kagum akan diri Hana malam itu, bukan hanya tubuhnya yang molek, kepribadian serta paras cantik Hana semakin membuat pria dengan rambut hitam pekat itu tak mampu berpaling dari Hana.
Bahkan hanya dengan sedikit make up natural, dirimu sudah tampil begitu memukau di mataku, sweetheart! aku tak akan melepaskan mu, apapun yang terjadi!
Pria itu akhirnya berjongkok dihadapan Hana, ia meraih sneaker berwarna putih sebelum akhirnya mencoba memasangkan nya di kaki sang kekasih impian.
"Apa Tuan yakin?"
"Kenapa kau berbicara seperti itu?" Edward tampak cekatan mengaitkan tali sneaker sebelum akhirnya beranjak dan membuat Hana berdiri berhadapan dengan nya.
"Lihatlah dirimu sungguh terlihat anggun meskipun sepintas kau tampil seperti anak gadis yang masih duduk di bangku universitas karena sneaker's yang kau kenakan, Hana." Edward terkekeh sembari memeluk tubuh sang kekasih dihadapan cermin yang memantulkan bayangan antara dirinya juga Hana.
"Tuan ...,"
"Aku tak ingin lagi menyembunyikan hubungan kita sweetheart! kau harus ikut bersama ku!"
Bagaimana ini? apa yang harus kulakukan? bagaimana dengan Raya? dia pasti akan membenciku, tapi aku-, tak bisa ku pungkiri, aku juga mencintai Tuan Edward ...,
Hana tertunduk lesu,
Gadis itu dilema atas perasaan bahagia juga kecewa yang bercampur menjadi satu.
****
"Tenanglah sweetheart! kau tak perlu mencemaskan apapun! aku selalu di samping mu!" Edward berucap lembut, ia juga menarik pinggang ramping Hana hingga gadis itu semakin melekat dengan dirinya.
Memasuki sebuah ruangan di lounge executive,
Degup jantung Hana semakin tak beraturan saat beberapa pasang mata tertuju ke arahnya.
"Oh Hay! Mr. Jadenz! finally ..., we meet again!"
Edward tersenyum simpul sembari meraih uluran tangan dari lelaki dengan rambut blonde yang kini tersenyum ke arahnya, juga Hana.
"And who is-,"
"My lady! Hana ..., wanita paling berpengaruh dalam kehidupan saya! kita mengadakan pertemuan ini karena ingin mengenang masa-masa sulit dalam menangani perusahaan masing-masing bukan?" Edward kembali berbicara sembari melayangkan tatapan mata pada seluruh penghuni ruangan.
"I-itu benar! Anda memang benar Mr. Jadenz!"
Hana hanya mampu menunduk dan sesekali tersenyum tipis saat Edward menatap wajahnya dengan tulus.
🫦"A-apa? bukankah istrinya bernama Bertha? apa mungkin Tuan Jadenz-,"
🙆"Mungkin desas-desus yang sempat beredar itu benar adanya! lagipula mana ada yang betah dengan Nyonya Bertha yang selalu memilih menghabiskan waktu dan berfoya-foya dengan kawan-kawannya?"
Dua orang wanita yang telah duduk dan bercengkrama di sudut sofa tampak berbisik sembari memperhatikan Hana juga Edward yang baru saja tiba.
*****
'Dimana kau sekarang?'
"Aku? sedang menikmati suasana club! kau tahu kan aku tak ingin ambil pusing tentang masalah yang sedang melanda antara diriku juga Edward!" suara Bertha terdengar ketus saat berbicara dengan seseorang dalam saluran telepon genggam.
'Apa yang kau lakukan Bertha? jadi kau sungguh tak ikut dalam menghadiri pertemuan para pengusaha tersohor member VIP di sebuah lounge ternama malam ini? apa Edward juga tak hadir disana?'
"Pertemuan? apa kau yakin? kirimkan padaku tentang lokasi nya!" Bertha berbicara dengan rahang yang menegang.
Carter High Executive, kenapa Edward tak membicarakan hal ini dengan ku? tunggu -, apa jangan-jangan? tidak dia tak mungkin melakukan hal sekonyol itu bukan? mana mungkin Edward berani membawa Hana ke tempat umum?
Bertha seketika menyambar tas berwarna abu-abu yang sempat ia letakkan di atas meja sebuah elite bar, wanita itu seketika menuju kendaraan Pagani Zonda berwarna pink miliknya.
"Lihat saja Hana! aku tak akan segan-segan untuk menjebloskan dirimu ke penjara jika kau benar-benar membuat Edward berpaling dariku!" Bertha berteriak meluapkan segala kekesalan dalam hatinya sembari memacu kendaraan.