Niat hati Meysa untuk bersembunyi dari kejaran wartawan. Justru ia terbangun di kamar bernuansa kerajaan dan juga dengan pakaian lengkap seorang wanita zaman dahulu. Kebingungan dengan apa yang terjadi, justru identitas dirinya di sini adalah seorang ratu yang lemah. Bertolak belakang dengan sikap dan kemampuannya, Meysa tidak akan membiarkan dirinya terinjak-injak.
Kalau begitu lihatlah bagaimana ratu dari modernisasi ini akan menggemparkan kerajaan, tekad Meysa.
Bagaimanakah perjalanan Meysa di zaman ini? Akankah ia berhasil pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membujuk
Cangkir porselen itu baru saja berisi minuman berisi teh dengan kue manis dan segar di kerongkongan yang memakannya.
Wanita bermahkota besar itu tersenyum manis sambil memberikan cangkir itu. "Suamiku, ini minumlah. Kau akan merasa lebih segar setelahnya."
Pria yang bertubuh jangkung itu menerima dengan baik. Tak lupa ia menyeruputnya dengan pelan dan matanya terpejam ketika cairan itu mengalir di kerongkongan nya.
"Seperti biasa, rasanya nikmat sekali."
"Seperti dahaga yang terpuaskan dengan minuman ini. Bukankah lebih baik jika berita panas yang berhembus segera diselesaikan agar menjadi segar kembali?" Pria itu menatap wajah istrinya dengan mengetahui kemana arah pembicaraan ini.
"Aku tidak suka dengan nya. Lagipula, Tania bisa memberikan keturunannya, bukankah pernikahan mereka masih muda??" Ibu suri merasa kesal dengan jawaban suaminya, tapi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bukankah dibutuhkan kesabaran yang tinggi.
"Tidak suka segi mana suamiku? Yuri sangat lah baik, cantik dan berpendidikan terutama juga kalangan bangsawan. Aku yakin, ia akan menjadi menantu yang baik dan istri serta ratu...."
"Hanya Tania yang menjadi ratu, bukan siapapun. Meskipun ada wanita lain nantinya itu hanya sebatas selir."
Kaisar meletakkan cangkir yang sudah kosong itu kembali. Ia tampak menghela napasnya sebelum melanjutkan pembicaraan. "Lagipula desas-desus yang tersebar membuat keraguan ku semakin besar."
"Suamiku, itu tidaklah benar. Gosip yang tersebar itu sudah biasa terjadi dikalangan kita dan mengenai istana."
Ketika ibu suri sibuk meyakinkan suaminya untuk menyetujui pernikahan putranya dan wanita pilihannya. Sang empu yang diperjuangkan asyik bermesraan di ruangan baca, bak tuli dan buta serta kehausan akan sentuhan membuat mereka semakin menjadi.
Apalagi Yuri yang tidak sabar untuk menjadi Ratu seperti keinginan nya. Ia sudah cukup bersabar selama ini. "Aku sangat bingung kenapa Kaisar belum setuju juga. Padahal kita sudah lama saling mengenal sayang. Bahkan lebih dulu dari tania, dan aku dari kalangan bangsawan tidak seperti Tania." Dengan wajah kesal dan manja nya, Yuri berpelukan dengan Vanriel.
"Jangan khawatir, ayah akan setuju. Bersabar lah sayang." Bujuk Vanriel sambil mengelus pipi yang menggembung kesal itu.
Saat asyik berpelukan, Yuri langsung bangkit membuat Vanriel bingung bercampur kaget. "Ada apa sayang?"
"Sayang ku, aku tau bagaimana cara Kaisar menyetujui pernikahan kita segera." Seolah-olah mendapatkan Ilham, Yuri tersenyum bahagia.
...🌟🌟🌟🌟🌟🌟...
Di ruangan mewah bergaya kental tradisional khas wilayahnya itu, ibu suri tengah duduk sambil membaca surat yang berada di genggamannya. Ia melihat tulisan yang begitu banyak berbait rapi di kulit kayu itu, matanya mulai dari atas hingga kebawah mengikuti huruf per huruf.
"Tidak boleh ada yang tau! Tidak! Ini bisa menjadi ancaman besar, apalagi dengan peraturan turun temurun itu." Seketika kulit kayu yang rapi itu berubah menjadi bulatan kusut dengan pemilik genggaman yang menahan amarah besar.
"Rit!" Terlihat wanita yang hampir seusianya datang dan menunduk hormat.
"Salam Ibu suri." Tanpa perlu lama, Ibu suri memberikan kertas yang berbentuk bulat itu kepada pelayannya.
"Singkirkan ini! Atau musnahkan tanpa ada yang tau!" Titahnya dengan wajah yang tegang.
"Baik ibu suri." Wanita itu menerima nya dan segera pergi berlalu meninggalkan ibu suri yang masih duduk dengan pemikiran yang baru menambah beban baginya.
"Aku harap Joseph berhasil dan aku bisa menyingkirkan wanita lemah itu! Entah kenapa belum ada kabar darinya!" Hentakan meja menjadi saksi bisu kemarahan Ibu suri. Pelayan atau prajurit yang mendengar hal itu hanya bisa menjadi tuli agar mereka tidak terkena masalah.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak ya.
berteman aja dach asyik kayanya