Kecelakaan yang membuatnya cacat dan berakhir menggunakan kursi roda membuat Zenita sang Nona muda gagal menikah dengan kekasihnya. Ia terpaksa harus menikah dengan supir pribadinya karena mempelai pria tidak datang ke pernikahan. Namun bagaimana jadinya jika keduanya sudah memiliki pujaan hati masing-masing namun dipaksa untuk bersama?
Apakah keduanya akan saling jatuh cinta seiring berjalannya waktu? Ataukah berakhir dengan perceraian?
Sementara sang mempelai pria yang tidak datang ke pernikahan itu kembali ke kehidupannya setelah pernikahan itu terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Nona Jatuh
"Ha-Hazna aku bisa menjelaskan semua ini"
"Jangan bilang kalau semua ini benar Mas Franz!!" Hazna sudah terlihat emosi. Bahkan ia sudah berkaca-kaca matanya.
"Hazna. Aku bisa menjelaskan semua ini padamu. Sebenarnya---"
"Apa semua ini benar! Jawab saja apa semua ini benar Mas?!!"
Bicara Franz pun terpotong karena Hazna sudah terlanjur emosi dan tidak ingin terlalu lama basa basi.
"Iya Hazna. Mas, Mas sudah menikah. Maafkan Mas Hazna."
Plakkk!!!
"Uhhh" Devin meringis ngeri. Sepertinya dia berpikir untuk kabur saja dan tidak ingin ikut campur lagi setelah melihat tamparan keras itu.
"Sepertinya saya tidak ikutan.." Devin pun kabur dengan menyeringai, ia merasa puas akan itu.
Kau serakah sekali Franz! Dua wanita bahkan akan kau embat sekaligus! Kau tega sekali menduakan Zenita.
Begitulah pikiran Devin pada Franz. Ia merasa Franz sangat serakah mengambil semuanya. Ternyata selama dua minggu terakhir semenjak melihat kemesraan mereka di cafe itu Devin memantau Franz lewat Rolan anak buahnya. Termasuk mengetahui tempat Fitness miliknya dan kekasihnya itu. Makannya ia bisa datang kesitu hari ini.
"Menikah dengan siapa? Kau sudah menikah dengan siapa Mas? Ini bohong kan! Ini bohong kan Mas???" Masih tidak percaya. Namun nada bicaranya sudah terlanjur marah dan emosi.
"Iya Hazna. Mas, Mas sudah menikah dengan Nona." Mau bagaimana lagi, memang inilah kenyataannya, jadi mau tidak mau Franz harus mengungkapkanya pada Hazna.
Hazna terbelalak mendengar semua itu, terlebih mendengar kata Nona dari mulut Franz. Ternyata dugaannya selama ini benar, ada wanita lain dibelakangnya yang membuatnya berubah dan tak punya waktu untuk dirinya.
Plakkk!!
Satu tamparan keras mendarat lagi di pipi Franz. Bahkan sekarang ia melempar kado pemberian Franz yang baru saja ia terima dengan kasar ke lantai.
Brakkk!
"Apa kau gila Mas! Apa kau gila! Lalu apa ini???" Menunjukkan cicin yang ada dijemari manisnya dengan tatapan sangat marah. "Apa arti cicin ini? Kau mempermainkanku? Kau mempermainkanku Mas?!!" Kali ini dengan berlinang air mata sekaligus marah menatap Franz.
"Tolong dengarkan aku Hazna. Tak ada niatan sedikitpun aku untuk bermain-main dengan pertunangan ini. Namun keadaan menyudutkan ku untuk menikah."
"Bohong! Kau menikahi Nona karena dia lebih kaya atau bagaimana Mas? Apa karena dia lebih cantik juga? Aku bisa saja memberikan apapun yang kau mau! Tapi tidak seperti ini juga caranya Mas!"
"Tenangkanlah dirimu dulu Hazna. Bagaimana bisa aku menjelaskan semua ini kalau kau marah seperti ini. Aku tidak seburuk itu Hazna." Franz sudah memegang pundak kekasihnya. Berharap ia akan mendengar penjelasannya, namun berujung ditepis oleh Hazna. Wanita mana yang tak marah jika kekasihnya sudah menikah dengan wanita lain.
"Ini yang kau katakan nyaman semalam? Ini yang kau katakan nyaman berkerja ditempat wanita itu! Bilang saja kau memang nyaman dengan Nona! Kau mencintainya? Kau tidak mencintaiku sekarang?" Hazna sudah mendekat dan mencengkram baju Franz. Ia begitu emosi namun berakhir tak berdaya dan berlinang air mata.
Ya Tuhan. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana caranya aku menjelaskan semua ini padanya.
"Inikah hadiah yang kau berikan kepadaku hari ini Mas? Hiks..Hiks..Inikah hadiahnya! Kenapa kau jahat sekali Mas! Kenapa kau jahat sekali!" Sampai pada akhirnya ia terpuruk dihadapkan Franz setelah memukul dadanya kuat-kuat. "Hiks.. Hiks.. " Isak tangis pun sudah pecah begitu saja. Ia tidak kuat menahan kesedihannya.
"Maafkan aku Hazna. Maafkan aku.."Franz sudah menundukkan diri. Ia juga terlihat berkaca-kaca. Ia tidak pernah melihat kekasihnya sesedih ini. Jadi ia merasa begitu bersalah sekarang.
"Ini terjadi atas dasar keterpaksaan Hazna. Maafkan aku. Dan lelaki itu tadi adalah lelaki yang meninggalkan Nona di hari pernikahannya. Mau tidak mau aku harus menikah dengan Nona muda demi menyelamatkan reputasi keluarganya. Mas juga tidak tega dengan Nona Hazna, Mas juga tidak punya pilihan lain"
"Kau bilang apa! Kau bilang apa tadi???" Menatap Franz semakin tajam mendengar perkataanya. Ia terlihat semakin marah sekarang "Kau bilang tidak tega dengan Nona!! Tapi kenapa kau tega denganku Mas! Kenapa kau tega! Kenapa Mas? Kenapa kau tega melakukan pernikahan ini dengannya! Hiks..Hiks..."
Hazna sudah beralih menatap cicin yang ada di jemarinya. Ia merasa jijik melihatnya.
"Apa arti semua ini! Menjijikan!" Hazna pun melepas cincinnya dengan kasar dari jemarinya. Ia pun melemparkannya entah kemana.
"Hazna. Apa yang kau lakukan?" Franz pun syok melihat cicin pemberiannya yang dibuang begitu saja entah kemana.
"Apa yang kau lakukan?? Kau bertanya kepadaku apa yang kau lakukan! Mikir apa yang kau lakukan kepadaku Mas! Aku tidak menyangka kau melakukan semua ini kepadaku!"
"Hazna. Tenangkanlah dirimu dulu. Tolong dengarkan aku. Pernikahan ini terjadi karena--" Ponselnya bergetar. Sebuah panggilan langsung membuatnya terdiam dan menatap ponsel itu.
Namun ia memilih untuk Mensaillent panggilan tersebut.
"Nona juga tidak mencintaiku Hazna. Percayalah. Pernikahan ini juga terjadi karena keterpaksaan. Aku hanya seorang supir. Aku sungguh tak pantas untuknya. Kau juga harus tau---" Lagi-lagi panggilan di ponselnya menghentikan bicaranya. Sepertinya ini penting. Mau tidak mau Franz pun mengangkat panggilan itu dengan cepat.
"Halo.. "
Tuan muda. Nona jatuh dari kursi roda. Tolong pulanglah. Terbelalak mendengar kabar itu ditelepon.
"Apa???" Lebih syok lagi dengan kabar ini. Dunia Franz terasa begitu berantakan sekarang.
Astaga! Apa lagi yang terjadi ya Tuhan??
"Hazna. Masss.. Mas harus pulang sekarang. Ini darurat!" Terlihat sekali wajah Franz yang begitu panik sekarang.
"Mas!"
"Ini darurat Hazna. Mas akan kembali!" Franz pun segera pergi meninggalkan kekasihnya sebelom berolahraga.
Segitu teganya kau kepadaku sekarang Mas! Bahkan kau benar-benar tak memperdulikanku! Kau lebih memilih Nona dari pada aku!
"Aaahh!!! Kenapa kau begitu tega Mas! Kenapa!!" Berteriak sendiri karena kesal. Ia juga semakin menangis karena begitu terluka dan kecewa.