NovelToon NovelToon
Terjebak Obsesi Dua Cogan

Terjebak Obsesi Dua Cogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa / Gangster
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

Seorang model cantik menjadi incaran 2 pria tampan yang terobsesi ingin memilikinya namun cara mencintai kedua pria tersebut membuat Azzura gadis cantik itu tidak nyaman dalam kehidupannya. Siapakah yang akan di pilih oleh Azzura?
🌸🌸🌸
Nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Padahal aku gak masalah kok" gumam Azzura.

Ucapan yang samar itu terdengar jelas di telinga Aidan hingga dia akhirnya berani untuk mencobanya.

Aidan membuka tangan yang menutupi bibirnya lalu mendekati wajah Azzura yang berada di pangkuannya.

Wajahnya kini sudah sangat dekat dengan wajah kekasihnya itu hingga hidungnya bergesekan.

"Cup" Aidan menyentuh bibir Azzura dengan bibirnya dengan perlahan.

Lalu dia melepaskannya sebentar setelah mengecup bibirnya namun masih dengan posisi wajah yang dekat.

Dia menatap wajah Azzura yang terlihat sangat menggodanya hingga dia membuka mulutnya kemudian melumat bibir Azzura.

Azzura tidak menolaknya dan justru membalas melumat bibir Aidan dengan tangan yang menyentuh wajah Aidan.

"Haa.. hngh"

Hembusan nafas hangat saling bertukar hingga keduanya tak bisa menahan diri untuk meluapkan keinginan untuk terus saling merasakan rasa nikmat dari lidah yang saling beradu.

"Haah.. sayang" ucap Aidan setelah melepas ciuman yang bergairah itu.

Azzura menutup wajahnya karena malu sudah menunjukkan gairahnya yang tak kalah hebatnya dengan Aidan meski sedang dalam keadaan yang kurang baik.

Anehnya perut sakit yang di rasa oleh Azzura kini sudah membaik bahkan seperti hilang begitu saja.

"Jangan di tutupi wajah cantikmu itu, sayang" pinta Aidan sambil menyentuh tangannya.

"Eum.. tapi aku malu, sayang" jawab Azzura masih menutupi wajahnya.

Aidan menaikkan sudut bibirnya dan tersenyum menahan tawanya.

Dalam benaknya, dia merasa Azzura semakin menggemaskan.

"Gimana kondisi perutmu, sayang" tanya Aidan sambil menyentuh bagian yang sakit.

"Sudah nggak sakit, sayang" jawab Azzura.

Azzura beranjak setelah lama bersandar di pangkuan Aidan kemudian duduk di sampingnya.

"Kenapa duduk sayang? kalau kamu masih nyaman, gak apa-apa tiduran" kata Aidan sambil mengusap kepalanya.

"Eum.. aku sudah lebih baik sayang. Oh, ya! omong-omong, kamu ada pekerjaan di sini juga?"

"Iya, aku senang bisa bertemu denganmu sayang. Apa benar kamu gak mau ke rumah sakit? aku khawatir, gimana kalau perutnya sakit lagi?"

"Gak perlu sayang, aku baik-baik aja"

"Yasudah, aku antar kamu pulang ya"

Azzura mengangguk kemudian mereka pindah duduk di depan setelah itu Aidan mengantar Azzura pulang ke rumahnya.

Kebersamaan yang sebentar namun cukup berharga bagi Aidan karena bisa menemani Azzura di saat sedang merasakan sakit.

Meskipun Azzura sudah menganggap dirinya dalam kondisi baik, rasa khawatir yang tersisa masih belum hilang.

Aidan mampir ke apotik untuk membelikan obat dan vitamin untuk Azzura sesuai dengan gejala yang di alaminya.

"Kalau nanti sakit lagi, obatnya di minum ya sayang. Padahal aku berniat bawa kamu ke dokter tapi kamu gak mau" ucapnya sambil memberikannya.

"Sayang? kenapa repot begini? aku sudah gak sakit kok!" jawab Azzura.

"Hmm.. tolong sayangi dirimu juga Azzura! aku gak mau lihat kamu sakit lagi"

"Eum.. oke! makasih ya sayang"

"Sama-sama sayangku"

Aidan mengecup keningnya lalu tersenyum cerah.

Sentuhan bibir lembut itu masih terasa jelas hingga Azzura menyentuh kening yang telah di kecup olehnya.

Wajah yang selalu memerah saat merasakan perasaan bahagia dan berdebar di sampingnya, tak bisa di di kendalikan.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Aidan merasa khawatir.

"I.. itu.. sepertinya ada nyamuk tadi" jawab Azzura mencari alasan lain.

"Apa nyamuk ada yang sebesar aku? haha" ucapnya sambil tertawa.

"Haha.. sayang! bisa gak, jangan ngeledek aku" Kata Azzura merajuk.

"Iya sayang, aku mana bisa ngeledek kamu. Aku cuma merasa senang bisa bersamamu"

Azzura langsung terdiam dan tersipu, selama bersama Aidan, dia selalu di buat berdebar dan salah tingkah dengan setiap ucapan dan tindakannya.

Cara Aidan memperlakukan Azzura selalu di penuhi dengan kasih sayang yang tulus serta pembawaan dewasa yang seolah mengayomi dirinya.

Bersamanya Azzura merasa seperti mendapatkan perlindungan bercampur dengan kenyamanan dari sosoknya yang seperti pria dewasa yang selalu ia bayangkan.

"Sayang, apa kamu masih belum tertarik bergabung di agency ku?" tanya Aidan di sela keheningan.

Pertanyaan yang tak pernah terlintas di benak Azzura itu secara tiba-tiba keluar dari mulut kekasihnya.

"Jadi pacarku mau merekrut ku?" tanya balik Azzura.

"Ya, itupun kalau pacarku yang cantik ini mau" jawab Aidan.

"Aku.. mau tapi jadi istri kamu aja! haha" ucap Azzura dengan candaan.

Wajah Aidan memerah mendapatkan serangan yang membuatnya gugup dari perkataan Azzura yang barusan di dengarnya.

"Benarkah? kamu mau jadi istriku?" jawabnya sangat senang.

Azzura tidak menyangka bahwa Aidan bisa menampakkan ekspresi yang sangat senang namun bercampur haru.

Dia merasa bersalah karena telah membuat candaan yang berlebihan.

"Sayang, maaf.. aku sebenarnya bercanda"

Perasaan senang yang penuh harap itu langsung berubah dengan kenyataan yang pahit.

Aidan memang sering memimpikan untuk menikahi Azzura namun karena hubungan yang masih seumur jagung, ia tidak pernah mengungkit pembicaraan mengenai pernikahan.

Begitu mendengarnya dia sudah merasa senang tapi nyatanya semua itu hanya candaan dari kekasihnya.

"Hmm.. begitu ya"

Aidan tampak kecewa dan sedih namun dia berusaha tetap tenang.

Melihat kekasihnya menjadi murung tentunya sangat membuat Azzura merasa bersalah.

"Hmph! sayang, bukan maksudku membuatmu kecewa tapi sekarang masih belum waktunya. Aku masih belum pantas menjadi seorang yang sebanding dengan mu" ucap Azzura.

"Aku tahu kamu pasti berfikir seperti itu sayang, bukannya aku juga ingin cepat menikah dengan mu tapi kuharap kamu gak berfikir tentang pantas atau gak pantas. Aku menjalin hubungan bukan untuk sekedar bermain tapi aku serius dan kamu wanita yang ku pilih" kata Aidan.

"Baiklah kalau memang seperti itu yang kamu pikirkan. Kita jalani hubungan ini mengalir dengan sendirinya dan nanti jika memang takdir kita berjodoh, kuharap kita menikah dan bahagia" sambung Azzura.

"Terimakasih sayang, aku akan berusaha membuatmu bahagia dan mau menikah denganku saat waktunya tiba nanti"

"Iya sayang"

Kini Aidan sudah bisa sedikit lebih lega karena seperti mendapatkan lampu kuning dari Azzura mengenai pernikahan.

Meskipun belum tentu kapan dan bisa atau tidaknya mereka menikah tapi Azzura menginginkan adanya pernikahan dengannya meskipun dengan waktu yang tak bisa di tentukan.

"Sampai di rumah, kamu istirahat ya sayang. Jangan terlalu capek" ucap Aidan.

"Iya sayang"

Azzura tampak senang telah melihat senyum dari wajah kekasihnya lagi setelah sebelumnya terjadi hal yang serius hingga raut wajahnya tak baik.

Sesampainya di depan rumah Azzura.

Aidan membukakan pintu mobilnya dan memastikan kekasihnya sudah masuk ke dalam rumah.

Setelah itu dia kembali untuk melanjutkan pekerjaannya yang masih menumpuk.

"Apa aku terlalu terlihat terburu-buru? ada apa dengan sikapku yang kekanakan ini? gimana kalau Azzura gak suka dengan sikapku, haah" gumam Aidan sambil menepuk setir mobil.

Dia menyesali sikap tak dewasanya saat membahas mengenai pernikahan yang seharusnya masih jauh untuk di bahas.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!