The Lost Emir

Keesokan harinya, Damian mengajak Kemal, Eren dan Shaera berbicara di ruang kerjanya bersama dengan Radhi dan Nandara. Eren dan Shaera menatap Damian yang wajahnya super serius hingga membuat keduanya tanpa sadar saling menggenggam tangan dengan erat.

"Kemal, kita sudah membahas soal para istri Qabil bukan ?" ucap Damian serius.

"Bagaimana Dam ... Apakah ada sesuatu?" tanya Kemal.

"Hafa melaporkan jika Salmah akan melanjutkan kudeta Qabil ke kamu..." Damian menatap Shaera dan Eren. "Dia hendak membunuh Sher dan membuat Eren gila hingga putranya yang akan menggantikan kamu..."

Shaera dan Eren melongo. "Apa?" ucap keduanya.

"Tunggu, siapa Hafa?" potong Eren.

"Hafa adalah pengawal dari Al Jordan yang memang dikirim aku, Gasendra dan Radhi serta Kemal untuk menyusup kesana usai Qabil tewas..." jawab Damian.

"Maaf, Papa Damian... Kenapa mengirimkan Hafa ke tempat Salmah ?" tanya Eren lalu dia tersenyum smirk. "Papa tidak mau kecolongan... Aku harus banyak belajar soal strategi ke papa dan Abun ..."

"Harus tahu langkah dan taktiknya, Eren ..." ucap Kemal.

"Bring it on..."

Semua orang menatap Shaera.

"What ?" tanya Damian.

"Bring it on ! Aku ingin tahu sejauh mana wanita itu bisa membuat kacau aku ... " Shaera menyeringai. "Mungkin malah aku yang akan membuatnya gila..."

Eren melirik ke arah istrinya yang dia tahu bukan wanita lemah tapi dirinya tidak menyangka jika Shaera sepemberani itu bahkan melebihi saat mereka di tenda.

"Sayang ..." panggil Eren.

"Habis aku sebal dengan orang yang punya otak kebalik !" geram Shaera yang membuat Damian dan Radhi tersenyum.

Dasar keturunannya Pratomo, Giandra dan Blair.

"Jadi kalian tetap kembali ke Muscat Oman?" tanya Nandara ke sepupunya.

"Ya Nanda. Kita akan ke Oman dan hadapi wanita-wanita itu ..." jawab Shaera tegas.

***

Izzy masuk ke dalam kamar Shaera setelah mengetuk pintunya. Ibu cantik berdarah Irlandia itu melihat putrinya sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam tiga koper besar untuk dibawa ke Oman.

"Bawaannya tidak kurang banyak itu ?" goda Izzy.

"Ini juga tidak semua, mommy..." senyum Shaera.

"Kamu yakin bisa mengatasinya, sayang ?" tanya Izzy yang duduk di pinggir tempat tidur Shaera.

"Insyaallah, mommy. Daddy sudah mengatur pengawal aku juga." Shaera memasukkan Glock kesayangannya ke dalam koper. Izzy sebenarnya tidak terlalu suka kedua anaknya bisa menembak tapi sekarang dia tahu bagaimana tangguhnya sang putri berkat didikan suami dan Oom mereka, Hunter McDouglas.

"Berhati-hatilah. GPS kamu sudah kamu pasang ?" tanya Izzy yang semakin parno kehilangan Shaera seperti dulu.

"Ada di anting-anting dan kalung aku, mommy."

Izzy menatap wajah cantik putrinya yang menurutnya menjadi lebih bersinar usai menikah. Aura kebahagiaan terlihat jelas di wajah Shaera membuat Izzy bersyukur keputusannya memberikan restu pada Eren, menjadi hal yang positif ke putrinya.

"Bahagia kamu dengan Eren?" tanya Izzy.

Wajah Shaera merona sambil mengangguk. "Sangat mommy ..."

Izzy tersenyum. "Mommy hanya berpesan, jika kamu dan Eren ada masalah, harus diselesaikan sebelum tidur karena akan menjadi hal yang mengganjal dan bisa berakibat b*m waktu... Mau kalian menyelesaikan secara brutal atau halus, tapi harus selesai. Satu lagi, jika kalian punya anak nanti, jangan sampai anak melihat kalian bertengkar... Mommy menasehati ini karena kamu dan Reza kan tidak pernah melihat kami ribut bukan?"

Shaera pun duduk di sebelah ibunya. "Memangnya mommy dan Daddy pernah bertengkar hebat? Daddy bucin begitu ke Mommy ..."

"Karena kamu sudah menikah, sudah berumah tangga, jadi mommy mulai menasehati kamu. Apalagi kamu akan mengemban tugas sebagai istri Emir seperti halnya mommy dan Tante Charlotte... Sher, yang namanya berumahtangga itu pasti ada pasang surutnya... Tapi mommy dan Daddy sudah sepakat, jika ribut tidak di depan anak dan harus selesai sebelum tidur entah endingnya kami bercinta ..."

Pipi Shaera memerah lagi karena ibunya sangat terbuka.

"Lho bercinta habis ribut itu seru lho Sher..."

"Mooommmmyyyyyy..." protes Shaera yang malu sendiri mendengar ucapan itu langsung dari ibunya.

"Kan kamu sama Eren sudah melakukannya jadi wajar dong mommy terbuka... Eniwaii, tugas kamu sama beratnya dengan tugas mommy. Apalagi Eren baru kembali setelah sekian puluh tahun dan akan ada banyak orang yang like dan dislike... tugas kamu adalah mensupport Eren. Kalian berdua sama-sama masih belajar dan sama-sama masih beradaptasi baik sebagai suami istri maupun calon pengganti Kemal ... Tapi jika kalian kompak saling mendukung satu sama lain, insyallah jalannya akan enak..." papar Izzy panjang lebar.

Shaera menatap ibunya yang selalu mendukung semua kegiatannya selama itu positif tapi bisa juga menjadi ibu yang galak jika dia melakukan kesalahan. Tapi sekarang, ibunya macam penasehat pernikahan dan membuat Shaera bersyukur kehidupan rumah tangga kedua orangtuanya baik-baik saja. Shaera tahu, ibunya adalah pilar sebenarnya dalam keluarga, yang menjembatani antara Damian dan anak-anaknya.

Shaera lebih senang mendapatkan wejangan dari Izzy karena ibunya lebih berpengalaman dan memberikan pandangan sesuai dengan bahasa khas yang dihapalnya. Shaera pun langsung memeluk Izzy dan wanita yang memiliki rabbit teeth itu membalas pelukan putrinya.

"Sayang, jangan pernah berpikir untuk berpisah dengan Eren kecuali ada kesalahan yang sangat fatal yang dilakukan suamimu dan itu tidak termaafkan. Jika kamu sudah merasa di titik menyerah, kamu bisa hubungi kami dan kami akan menjemput kamu ..." ucap Izzy.

"Insyaallah Eren tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh..." balas Shaera.

"Mommy juga tahu tapi apa yang terjadi di depan, kita belum tahu bukan?"

Shaera mengangguk. "Doakan saja rumah tangga aku dan Eren baik-baik saja seperti halnya rumah tangga mommy dan Daddy..."

"Selalu sayang... Selalu.."

Ibu dan anak itu tidak tahu Eren berdiri di depan pintu kamar Shaera dan mendengar semuanya. Eren berjanji dalam hati untuk tetap melindungi Shaera dan bertanggung jawab atas semuanya apalagi dia sudah berjanji di hadapan Damian dan juga berjanji pada Allah SWT.

Rumah tangga kita akan baik-baik saja, Sher. Tidak akan aku biarkan adanya pengganggu dalam bentuk apapun. Aku juga ingin seperti Abun dan Papamu, hanya menikah sekali seumur hidup. Tidak akan ada yang lain, karena hanya ada kamu dan anak-anak kita nanti.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️