"Ulurkan tangan mu jangan khawatir tidak akan terjadi apapun padamu selama kau ada disisiku" ucap Kapten Teddy seraya menatap wajah pucat Zaheera. Dengan gemetar Zaheera mengulurkan tangannya, Kapten Teddy menggenggam tangan itu dan menarik tubuh Zaheera ke pelukannya. lalu mereka melompat ke tebing jurang yang curam. terhempas dengan keras ke dalam danau yang cukup dalam. Kapten Teddy memeluk erat tubuh Zaheera dan berusaha berenang ke tepi danau. dengan tertatih Kapten Teddy mengangkat tubuh Zaheera yang lemah dan meletakkannya ditepi danau. Kapten Teddy meraba nadi karotis Zaheera tidak ada denyut dan nafas gadis cantik itu juga terhenti. "Zaheera... bangun..." pekik Kapten Teddy seraya memberikan bantuan CPR dengan memompa jantung Zaheera setelah tiga puluh detik, tidak ada tanda-tanda kehidupan, akhirnya Kapten Teddy memberikan nafas buatan "maafkan aku Zaheera..." Kapten Teddy pun mendekatkan bibirnya ke bibir Zaheera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
"Kak,bagaimana dengan Kapten Teddy?" ucap Zaheera pelan
Suasana langsung hening,lidah Zain keluh,entah apa yang harus diucapkan,entah harus mulai darimana awal menjelaskannya.
"Kak,apa yang terjadi dengan Kapten Teddy?" ucap Zaheera lagi
Zain tetap diam
Tangis Zaheera pecah. air matanya mengalir membasahi wajahnya yang pucat.
Zain sungguh iba melihat kondisi adiknya. Zain menarik nafas panjang.
"Kapten Teddy baik-baik saja Zaheera,tidak perlu khawatir" ucap Zain pelan
"Bawa aku kesana,aku ingin melihatnya sekarang, aku mohon kak" lirih Zaheera
Mama dan Winda ikut menangis.
"Jangan sekarang ya,tunggu kondisi mu pulih dulu, oke? kakak janji akan membawa mu bertemu Kapten Teddy" ucap Zain dengan suara tergetar
"Iya sayang, tenang lah dulu,kau harus istirahat dulu,pulihkan kondisi mu yaaa" ucap sang mama seraya menghapus air mata putrinya
"Sabar ya Zah,utamakan kondisi mu dulu ya,nanti kita ketemu Kapten Teddy nya" ucap Winda
Zaheera akhirnya pasrah. dia pun terdiam,matanya menerawang keatas langit-langit kamar. kembali terlintas bayangan Kapten Teddy saat menyelamatkan nyawanya.
Terlintas raut wajah Kapten Teddy saat terakhir Zaheera menatap wajah itu dengan matanya yang tertutup.
"Apakah mata itu tidak terbuka lagi untuk selamanya,ya Allah... demi Allah aku mencintaimu Kapten Teddy Indra Wijaya" batin Zaheera
Zain melangkah keluar kamar dengan gontai. air mata yang dari tadi berusaha ditahannya,akhirnya pecah juga.
"Allahuakbar... Zaheera" ucapnya seraya meninju dinding hingga melukai tangannya.
Melihat itu Winda segera menghampirinya.
"Stop kak,berhenti,sudah... jangan menyakiti diri sendiri,kalau Zaheera tahu kakak sampai menyakiti diri sendiri,dia akan tambah sedih" ucap Winda seraya menahan tangan Zain.
Winda menemani Zain diruang IGD untuk merawat tangannya yang luka.
"Hanya luka tergores dan sedikit memar,sepertinya tidak perlu dijahit,tapi tetap dibalut kassa steril ya" ucap perawat jaga itu.
"Baik terimakasih" ucap Winda.
Zain hanya termenung,tatapan matanya kosong.
Lettu Rizky datang melihat kondisinya.
"Zaheera sudah sadar?!" tanya Lettu Rizky
"Iya Kak" jawab Winda
Zain menarik nafas berat. ditatapnya Lettu Rizky dalam.
"Zain,apa yang harus kita lakukan?" tanya Lettu Rizky
"Kita harus segera menyusun rencana, Zaheera tidak akan berhenti mempertanyakan kondisi Kapten Teddy" ucap Winda
"Sungguh aku tidak bisa berpikir saat ini Riz,aku sungguh bingung" ucap Zain pelan seraya menggelengkan kepalanya.
""Hhhmmm... mengapa takdir mereka bisa sekejam ini" gumam Lettu Rizky
Keesokan harinya,dokter kembali memeriksa kondisi Zaheera.
"Mulai hari ini,Nona Zaheera akan menjalani therapy rehabilitasi,tapi cukup ROM diatas tempat tidur dulu,pelan-pelan seraya menunggu kondisinya pulih,barulah melanjutkan therapy diruang therapy rehabilitasi yang besar ya" ucap dokter itu
"Baik dokter,terimakasih" ucap Zain
"Setelah itu,aku mau ketemu Kapten Teddy" ucap Zaheera
"Iya,tapi tunggu sehat dulu" ucap Zain
"Minimal aku bisa menelponnya kak" rengek Zaheera
"Sabar yaaa..." ucap Zain berusaha mengatur emosinya
Zaheera kembali terdiam.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Kapten Teddy" batinnya
Zaheera mulai menjalani therapy rehabilitasi diatas tempat tidur. setelah terbaring hampir dua bulan,ototnya terasa kaku.
Begitu pun dengan Kapten Teddy, kembali menjalani therapy rehabilitasi dengan semangat.
Tiga hari kemudian,kondisi Zaheera betul-betul pulih,dia sudah mampu terbangun dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan pelan.
"Bosan rasanya dikamar terus,Kak Zain dan Winda kemana ya?" gumamnya seraya membuka pintu kamarnya seraya celingak-celinguk
"Pada kemana sih?" gumamnya lagi seraya melangkah keluar dan berjalan pelan seraya tangannya memegang ke pagar dinding rumah sakit.
Zaheera pun terus berjalan hingga tiba disebuah taman,disisi koridor pintu masuk ruang therapy rehabilitasi. Zaheera duduk disalah satu gazebo itu menikmati suasana taman yang cerah.
Tiba-tiba matanya tertumpu pada salah satu pasien yang sedang menjalani therapy rehabilitasi
"Kapten Teddy?" gumamnya seraya berdiri
Tanpa sadar,Zaheera terus berjalan menyusuri taman hingga melintasi koridor. matanya tak berkedip melihat pria yang sedang tersenyum dihadapannya ini,mereka hanya terpisah dinding kaca besar yang transparan.
"Kapten Teddy" gumamnya lagi
Air matanya luruh saat itu juga. rindu yang dia simpan erat dilubuk hatinya seolah tumpah ruah.
Kapten Teddy menatap Zaheera dengan kening berkerut.
"Siapa gadis ini? wajahnya tampak tak asing? mengapa dia menangis? apakah dia kesakitan?" gumam Kapten Teddy
"Kapten Teddy" seru Zaheera kemudian
Namun Kapten Teddy tidak bergeming sedikit pun hanya menoleh sesaat dan kembali sibuk dengan aktifitas nya.
Dada Zaheera seperti tertusuk ribuan jarum.
"Kapten Teddy? ada apa dengannya? mengapa dia tidak mengenalku,mengapa dia bertindak seolah tak mengenalku lagi?!" lirih Zaheera
"Zaheera" suara Zain yang berlari menghampiri adiknya
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Zain.
"Kak,itu Kapten Teddy kak... dia ada disana kak,tapi dia tidak mengenalku kak, mengapa dia seolah tak mengenalku kak?" rengek Zaheera seraya menangis
Kondisi Zaheera ini menarik perhatian pengunjung dan pasien.
Seorang perawat mendekati mereka,dan membantu menenangkan Zaheera. Zain pun menggendong Zaheera kembali ke kamarnya.
"Itu Zain,apakah gadis itu adiknya Zain?" gumam Kapten Teddy lagi
Setelah kembali ke kamarnya, Kapten Teddy mengambil selembar kertas dan pulpen. tangannya mulai menggores sketsa. yaaa sketsa wajah Zaheera.
"Apakah aku mengenal adiknya Zain ini?" gumam Kapten Teddy seraya menatap sketsa wajah itu
Pintu kamar terbuka,masuklah Lettu Rizky dan para anggota TNI yang lain.
"Hormat Kapten" seru mereka serempak
Kapten Teddy tertawa lebar melihat kehadiran anggotanya.
"Kalian sudah melapor di Kesatuan baru?" tanya Kapten Teddy
"Siap Kapten" jawab mereka lagi serempak
"Kapten harus segera pulih dan berkumpul bersama kami untuk menerima penghormatan kenaikan pangkat bersama" seru Letda Deril
"Ohh ya,wahhh luar biasa kalian" ucap Kapten Teddy
"Hobahhh..." seru mereka seraya memamerkan surat keputusan pengangkatan pangkat mereka masing-masing
Lettu Rizky melihat sketsa wajah pada kertas yang dipegang Kapten Teddy. kening Lettu Rizky berkerut.
"Ohh ya Riz,ini tadi pas aku therapy di ruang bawah, ada seorang gadis yang menatap ku lama seraya memanggil namaku tapi aku heran mengapa gadis itu menangis ya, ternyata gadis itu adiknya Zain,apa kita memang mengenal adiknya Zain secara pribadi,kok rasanya aku tidak pernah bertemu secara langsung dengan gadis itu,tapi wajahnya memang sangat familiar" ucap Kapten Teddy
Sejenak suasana kamar hening. para anggota terdiam,karena sebelum mereka datang,sudah di briefing awal oleh Lettu Rizky,nama Zaheera tidak boleh disebutkan.
"Entahlah... mungkin kebetulan sedang tidak enak badan saja" jawab Lettu Rizky
"Yaaa,semoga saja... kondisinya segera membaik" ucap Kapten Teddy
"Oke... oke,kita pesan makanan apa ini enaknya, kebetulan lapar ini" ucap Letda Deril mengalihkan suasana.
"Oke... oke" seru mereka serempak
Lettu Rizky menarik nafas lega.
Di kamar,Zaheera tiada hentinya menangis. matanya sembab,wajahnya yang sudah mulai merona,terlihat pucat kembali.
Zain,mama dan Winda sungguh iba dan juga bingung,apa yang harus mereka lakukan. tidak mungkin Zaheera terus-terusan dibiarkan seperti ini.
"Bagaimana ini Zain,mama tak sanggup jika harus melihat Zaheera seperti ini?!" ucap sang mama seraya menangis
Zain hanya menarik nafas berat.
"Kak,tolong pertemukan aku dengan Kapten Teddy sekali lagi,jika memang... " Suara Zaheera bergetar tangis nya kembali pecah
"Jika memang,dia sudah betul-betul tidak mengingatku lagi,maka..." Ucap Zaheera tergetar dalam tangisnya
"Maka... aku yang akan pergi dari hidupnya" ucap Zaheera lagi, air matanya semakin deras membasahi wajahnya
"Kak Zain tak perlu menjelaskan kepada Kapten Teddy aku ini siapa dan apa yang terjadi dalam hidup kami,cukup pertemukan kami saja" ucap Zaheera lagi
Zain menarik nafas berat lalu mengusap wajahnya kasar. sesaat kemudian dia pun beranjak keluar. diraihnya ponselnya,menelpon Lettu Rizky dan menjelaskan kejadian siang tadi.
Lettu Rizky pun setuju. sebaiknya kita hadapi kenyataan ini,mau tidak mau agar Zaheera tidak merasa tersakiti lagi. itu pikirnya.
Keesokan harinya, Kapten Teddy sudah bersiap-siap keluar rumah sakit. dokter sudah mengizinkannya untuk berobat jalan dengan rutin.
Suara ketukan di pintu menghentikan aktifitas nya.
"Masuklah Riz,apa kau perlu mengetuk pintu itu" ucap Kapten Teddy
Pintu terbuka, nampak seorang gadis berdiri didepan pintu,masih mengenakan seragam pasien dengan wajah terlihat pucat dan matanya yang sembab.
Kapten Teddy tertegun,terus menatap gadis itu tanpa bersuara. ada gemuruh aneh didalam dada nya,entah apa itu,tapi rasanya sesuatu yang sangat menyedihkan. ada gejolak aneh dari jiwanya yang memintanya untuk segera memeluk gadis itu,tapi tertahan oleh egonya sebagai seorang pria.
"Aku tidak mengenalnya,jika memeluknya tanpa alasan yang jelas ,bukankah membuat dia tidak nyaman nantinya" batin Kapten Teddy
Zaheera pun sama,tubuhnya terpaku membatu menatap Kapten Teddy,lidahnya keluh. air matanya kembali menetes. buru-buru dia menghapus nya.
"Ya,ada yang bisa saya bantu Nona? atau kau mungkin salah kamar?" ucap Kapten Teddy santai
"Kapten..." ucap Zaheera terputus
"Iya,saya Kapten Teddy,apa kau mengenal ku? ada yang bisa saya bantu Nona?" Kapten Teddy mengulang lagi pertanyaan nya.
"Zaheera Azahra Abdullah" ucap Zaheera pelan
"Zaheera? apa kau adik Zain? apa Zain yang mengirim mu kemari? apa Zain dalam masalah?" ucap Kapten Teddy lagi
Zaheera tiba-tiba merasa lantai yang dipijaknya menarik tubuhnya perlahan-lahan hingga dia merasa tenggelam,dalam hitungan detik pandangannya pun gelap dan dia bisa merasakan tubuhnya terjatuh tapi ada tangan kokoh yang menangkap tubuhnya
"Hei Nona Zaheera" seru suara itu.