Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami dan Wisnu berjuang mewujudkan mimpi mereka,tapi malang kecelakaan yang membuat Wisnu amnesia merubah segalanya. Awalnya Ami mencoba bertahan demi kesembuhan sang kekasih dan rencana yang telah dibuat,tapi karna pengusiran dari Wisnu membuat Ami mengalah dan memilih menjauh.
Beberapa tahun kemudian Ami secara tidak sengaja Ami dan Wisnu bertemu di kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan menerima cinta Wisnu atau sebaliknya? Bagaimana nasib Raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Pagi datang menyapa,Ami sudah rapi bersiap - siap pulang kerumah dan disaat yang sama nampak Wisnu juga sudah rapi bersiap hendak pergi juga. Semua sarapan bersama kecuali mbak Nia,mungkin masih tidur di kamarnya.
"Kamu mau kemana,Wisnu." tanya papa Ali pada putranya saat melihat anaknya hendak pergi.
"Ada perlu sebentar,pa." jawab Wisnu.
"Kamu bisa antar Ami pulang dulu ga?" tanya papa Ali.
"Bisa." jawab Wisnu santai.
"Ga usah,pa. Biar Ami pulang pesan ojol aja." Ami takut menganggu acara Wisnu jadi ia berusaha menolak.
"Tenang aja,mas bisa nganterin kamu pulang." Wisnu seakan tau keraguan dalam hati Ami.
"Mas,Wisnu mau kemana?" tanya Ami saat meraka berdua sudah berada didalam mobil.
"Belum tau,lagian dirumah juga suntuk."jawab Wisnu melirik gadis yang duduk disampingnya.
"Mas Wisnu lagi berantem ya sama mbak Nia." tanya Ami.
"Kok tau?" tanya Wisnu tetap fokus dengan jalanan di depannya.
"Jadi benaran mas Wisnu lagi berantem ma mbak ,Nia. Pasti gara - gara mbak Nia ga datang di acara ulang tahun mama Epi ya." ujar Ami memperhatikan Wisnu yang tengah fokus dengan stirnya.
"Kamu ada acara ga hari ini?"tanya Wisnu.
"Ga ada,kenapa mas?" tanya Ami menoleh kearah Wisnu yang tengah fokus menyetir.
"Temanin mas Wisnu jalan - jalan yuk." ajak Wisnu.
"Kemana,mas?" tanya Ami.
"Belum tau jalan kemana, mas ga ada planning sama sekali ." kekeh Wisnu melirik gadis imut yang duduk disampingnya.
"Mas Wisnu aneh masa mau pergi tapi ga tau mau kemana tujuannya." ujar Ami geleng - geleng.
"Kamu mau kan? Dari pada dirumah kami bete sendirian lebih baik temanin mas. " bujuk Wisnu lagi.
Sesaat Ami berpikir apakah ia menerima ajakan mas Wisnu atau malah menolaknya. Tapi ga ada salahnya ia ikut Wisnu lagian dirumah ia juga sendirian dan ini juga jarang - jarang ia bisa berdua dengan pujaan hatinya.
"Ok!" jawab Ami
"Kamu mau kemana?" tanya Wisnu.
"Terserah yang ngajak aja deh." jawab Ami.
"Kalau gitu kita ke purwakarta aja makan sate maranggi,suntuk di jakarta mulu." ujar Wisnu dan Ami cuma mengangguk mengiyakan.
"Kamu jangan cerita ke Diva kalau kita jalan kesini,bisa berang kalau ia tau." ujar Wisnu lagi.
"Siap,mas." Ami mengangkat tanganya seperti orang yang sedang hormat dan itu membuat Wisnu tertawa. Ternyata Ami enak juga diajak ngobrol,bisa membuatnya tertawa dan meluapkan permasalahannya dengan Nia.
Mobil mereka melaju menuju luar kota. Di rest area mereka berhenti sebentar untuk mengisi bensin dan Ami juga kepengen buang air kecil.
"Mas kalau mbak Nia cariin mas gimana?" tanya Ami saat mobil mereka kembali melaju.
"Biarin aja,lagian dia sama sekali tidak mau berubah,kerja ...kerja ..aja di otaknya." jawab Wisnu ketus karna masih kesal dengan Nia.
Ami menoleh pada Wisnu saat ponselnya berdering dan tertera nama Mbak Nia dilayar ponsel. Ami membungkam mulutnya saat Wisnu mengangkat panggilan dari istrinya.
"Kamu dimana, mas?" terdengar suara mbak Nia disebrang sana.
"Aku lagi ada kerjaan mungkin pulangnya agak malam" jawab Wisnu santai.
"Mas lagi dimana?" tanya istrinya lagi.
"Luar kota." jawab Wisnu jujur.
"Oh ya sudah,kamu hati - hati ya mas." Wisnu langsung mematikan ponselnya.
"Tuh benarkan aku bilang,pasti istrinya nyariin." ujar Ami. Wisnu terlihat biasa - biasa saja tidak menanggapi perkataan Ami.