Jiwa Tertukar Istri Terhina Dengan Gadis Bar-Bar Kaya

Meskipun tubuh masih lemah, Killian yang dikuasai amarah menahan rasa sakit yang masih menjalar dari perutnya ke seluruh tubuh. Sudah tiga hari sejak dirinya masuk rumah sakit dan asisten nya melapor jika istri dan anaknya dibawa pergi oleh keluarga Osmond, dia masih berpikir positif mungkin ada sesuatu yang mengharuskan istrinya pergi dengan keluarga Osmond bukannya menyusul ke rumah sakit.

Namun dua hari berlalu masih tak ada kabar, telepon dari Killian tak pernah diangkat bahkan dia menelepon adiknya Cassie yang berada di rumah untuk pergi melihat keadaan Arsy dan Galaxy. Tapi namanya Cassie, tak mungkin dia bersedia karena menurutnya ketidakberadaan Arsy adalah kemenangan baginya.

Sampai puncaknya hari ini, Killian sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Istrinya masih belum muncul juga, pikiran yang tadinya positif sekarang menjadi kemurkaan.

Kini dia datang ke Mansion Osmond dengan berani, Killian berjalan maju terus mendekati Arsy, menaiki undakan tangga satu-persatu. Setelah sampai persis di hadapan wajah istrinya, wajah Killian yang beberapa hari lalu ramah dengan penuh cinta pada Arsy, kini kembali ke wajah lama begitu dingin.

"Aku datang menjemputmu," suara dingin Killian membuat bulu kuduk Arsy yang bersembunyi di belakang tubuh Pamela merinding.

Pamela sendiri malah terlihat biasa saja, mungkin karena sifatnya keras dan terbiasa dengan orang-orang yang bersikap dingin seperti Killian apalagi beberapa hari berperan menjadi istri dari Killian kurang lebih dia mengerti sifat Killian. Jika Killian bersikap dingin dan marah, balik tantang Killian! Killian tidak suka wanita lemah dan lembek, lelaki itu menikmati tantangan seperti perlawanan!

"Aku nggak mau! Kau mau apa!? Kau tau sifatku sekarang 'kan, jangan pernah mengancam atau berani memerintah ku!" tantang Pamela mendekatkan wajahnya, sampai hidung mereka hampir saja berbenturan. Pamela balik menatap tajam mata Killian, penuh percikan keberanian.

Benar saja, hanya menggertak sedikit kini Killian mengendurkan wajah marahnya lalu lelaki itu terdengar menghela nafas dan menatap Pamela dengan kepasrahan.

Baru gertakan, apa aku sudah menang? Pamela bahkan heran.

"Sayang, ayo pulang. Jika aku berbuat salah, kita bicarakan baik-baik. Jangan kabur-kaburan seperti ini, dan mengganggu orang lain. Mereka bukan keluargamu, aku lah keluargamu. Kamu harus tetap bersamaku," kalah karena rasa cintanya pada Arsy, kini Killian membujuk menekan amarahnya.

"Kau tanya kau salah apa!? Kau yakin kau tak tau apa salahmu!?"

Killian menatap Pamela, masih belum tau apa salahnya. Jika masalah Sandra, bukankah dia sudah memutuskan hubungan dengan simpanan nya itu. Lalu, apa lagi salahnya? Bahkan dia mengorbankan tubuhnya agar Arsy tidak tertusuk, apa masih kurang?

"Sayang, apa pengorbananku kurang? Aku sudah memutuskan semua wanita gelap ku, juga memperlihatkan keseriusanku dalam mencintaimu dengan mengorbankan tubuhku agar kamu nggak tertusuk. Jika bagimu pengorbananku masih kurang, katakan... apalagi yang kamu inginkan yang aku korbankan?" ucap Killian dengan suara paling lembut.

"Kau ingin tau apa kesalahan mu, bukan? Kau juga akan berkorban lagi untukku? Yakin?" Pamela sungguh menantang Killian.

Semua orang masih memperhatikan mereka berdua bicara, bahkan kedatangan Zayn dan Tuan Liam bahkan Arsenio, tidak ada yang tahu.

"Dengar baik-baik, Tu-an Killian! Salahmu selalu menyiksaku sepanjang pernikahan kita, delapan tahun Killian! Bahkan saat aku hamil anakmu, kau masih menyiksa batinku! Kau membawa wanita-wanita berbeda ke dalam rumah! Kau mencumbu mereka di depanku! Lalu, setelah Galaxy lahir kau kembali menyiksa tubuhku! Belum cukup semua itu, Ibumu ikut menyiksaku juga! Kau lihat ini!" Pamela menggulung kemeja sampai ke atas siku, bekas sa_yatan-sa_yatan benda tajam terlihat mengerikan. Pamela mengangkat rok panjang yang ia kenakan sampai ke betis dan di sepanjang kulit telanjang milik Arsy itu memperlihatkan bekas gigitan-gigitan anj*ng.

Semua orang menarik nafas ngeri melihat semua bekas luka-luka itu, bahkan masih ada beberapa yang masih memerah dan bekas membiru dari pukulan benda berat. Pamela sengaja memperlihatkan kepada semua orang kekejaman Killian dan Ibu mertuanya.

"Kau masih ingin lihat hasil perbuatan mu! Punggungku bahkan penuh bekas bakaran rokokmu! Kau mau aku membuka bajuku dan memperlihatkan pada semua orang!?"

"Jangan! Tidak Arsy! Jadi i-ni perbuatan Ibu-ku?" mata Killian seketika memerah, menahan kesedihan sekaligus ikut merasakan kesakitan Arsy. Bahkan kemarahan pada Ibunya, tertutup oleh rasa sedihnya.

"Jangan berwajah seperti kau ikut merasakan kesakitan ku! Kau berakting seolah kau lelaki paling mencintaiku beberapa hari ini! Kau menahan tusukan pisau yang katamu itu adalah sebuah pengorbanan! Hei, Tuan Killian yang terhormat! Lalu bagaimana dengan lukaku selama 8 tahun ini!? Luka lahir batinku! Kau pikir bisa menebus semuanya hanya dengan kau bersikap mulai mencintaiku dan bersikap lembut padaku bahkan berkorban untukku! Kau salah besar jika kau berpikir dengan sikap barumu, aku bisa mengampuni mu, Killian!" bentak Pamela.

"T-tapi kita sudah sepakat akan memulai dari awal dan mulai saling mencintai. Kita--"

"CUKUP! Kau yang terlalu berkhayal tinggi, Killian! Aku akan jujur padamu, tentang kesepakan kita itu hanya siasat ku agar kau tidak mencemari tubuhku dengan terus memaksaku melayani mu di ranjang! Kau kotor! Aku berulang kali bilang padamu, aku jijik kau sentuh! Jadi aku berpura-pura menerima semua kesepakatan itu! Kau sudah kalah, Killian. Bahkan pengampunan dariku, sudah terlambat kau dapatkan apalagi cintaku!" Pamela menggeleng, dia merasakan Arsy sesenggukan menangis di punggungnya.

Saat kini Pamela berteriak membongkar semuanya, dia yakin sekali lagi psikis Arsy terguncang. Selama tiga hari ini selain mereka bercanda tawa bersama, Arsy juga menceritakan semua kesakitan yang terjadi padanya. Pamela bahkan masih mengingat setiap kata per kata dari cerita Arsy, hingga sekarang dia berteriak lantang seperti dirinya lah yang Arsy sesungguhnya. Karena dia ikut merasakan penderitaan Arsy, jiwanya berkobar untuk memukul telak Killian.

Killian terhenyak, benar kata istrinya. Dia sudah kalah, Arsy memukulnya telak. Tak akan ada cinta, tak akan ada kehidupan bahagia bagi mereka. Dengan penyiksaan darinya, dia masih bisa meminta maaf tapi penyiksaan dari Ibunya bagaimana dia mempertanggung jawabkan pada Arsy karena tidak mungkin Ibunya mengucap maaf pada Arsy.

"Aku kalah, kau benar... aku kalah... demi dendam Ibuku, aku sudah kehilangan wanita yang kucintai. Aku lelaki bajingan yang berani menyiksa wanita, aku--" suara Killian tercekat di tenggorokan, akhirnya hanya gumaman tak jelas.

Lalu, BRUKK!

Killian berlutut di depan istrinya, memeluk kedua kaki milik Arsy yang begitu kurus. Killian tak akan pernah menyerah, akan berusaha mendapatkan hati istrinya jika perlu sampai titik penghabisan darah.

"Maafkan aku... aku mohon..." lelehan air mata tak terbendung lagi.

Dunia seolah berhenti berputar saat itu juga, seorang Killian Roderick berlutut pada seorang wanita bahkan menangis menyedihkan di hadapan para anak buahnya. Sungguh ironis!

Kekalahan yang sempurna!