Cover by me
Ini tentang kehidupan pernikahan antara Aidan putra Bimantara seorang perwira polisi berpangkat ipda dengan Yura khalisa seorang mahasiswi akhir yang sedang sibuk menyusun proposal penelitian yang asyik-asyik revisi melulu.
Mereka ini sebenarnya tetangga, tetangga yang sudah seperti keluarga sendiri dan Aidan sudah menganggap Yura seperti adik sendiri begitu juga sebaliknya.
Tapi karena insiden tolol mereka harus hidup berdampingan satu atap. Bahkan Aidan harus melangkahi kedua kakak laki-lakinya yang masih lajang. Banyangkan padahal bukan urutan seperti itu yang Adian inginkan.
Bagaimana kelanjutan ceritanya yuk lanjut baca disini👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara ayam goreng
Kini gadis itu sudah berada di dapur. Tapi kenapa malah sibuk memegang ponsel.
Oh ternyata Yura sedang melihat tutorial memasak ayam goreng tepung dari YouTube.
Jika di dalam video tersebut terdapat banyak bahan-bahan untuk membuat ayam goreng tepung, beda dengan Yura, di mejanya hanya ada air, minyak dan juga tepung serbaguna yang pasti akan sangat membantunya. Ingat, Yura tidak mau repot!
Mencari teflon dalam yang ukurannya sama persis dengan yang ada di video. Namun sayangnya tidak ada, sebenarnya ada wajan lain, tapi Yura takut nanti tidak matang sempurna. Jadi mau tak mau, ia berjalan kerumah orangtuanya untuk meminjam teflon dengan ukuran yang sama peris dengan yang ada dalam video.
"Assalamualaikum bunda." salamnya tapi tidak ada sahutan sama sekali mungkin sang bunda sedang tidur siang.
Jadilah Yura membongkar dapur sang bunda mencari teflon yang ia maksud. Dan tentu saja ia menemukannya.
Ia bawa begitu saja tanpa izin dari bunda Rita. Dan kini ia sudah kembali kerumah.
Yura mendengus "cuma goreng ayam kan? Cih, gampang. Tutup mata juga gue bisa" sombongnya. "Jangan kasih cela Ra, sama sundal bolong kayak si kikil. Ingat motomu terhadap si kikil. Masa lalu tetap akan jadi masa lalu, gak boleh jadi masa depan karena masa depan bang Ai itu cuma gue, mashokkk!" lihatlah tadi saat bertemu Revan sudah seperti rakun malu-malu. Eh, sampai rumah balik ke mode asli jadi barongsai.
"Tuangkan minyak." dialognya mengikuti yang ada di video. "Ini yakin nih sebanyak ini?" gumamnya lagi melihat minyak satu liter di tuang ke dalam teflon semua. "Ikutin aja Ra." gumamnya lagi pada diri sendiri.
"Panaskan minyak." dialognya lagi mengikuti arahan yang ada di video. Nah disinilah rusaknya, selama ini ia tidak pernah menghidupkan kompor sama sekali apa lagi kompor listrik Seperi ini "Ini gimana cara nyalainnya?" gumamnya lagi mencari cara.
"Kalau gue salah pencet meledak gak sih nih?" gumamnya lagi bingung. "Bisa-bisa di pecat gue jadi istri sama bang Ai kalau rumahnya sampai gue ledakkan. Hih amit-amit." Yura bergidik ngeri membayangkan hal itu. Baru nikah, timbul perasaan juga baru Yura doang. Eh masak mau jadi janda. Kalau belum cinta Yura mungkin masih mau-mau saja. Toh janda dia juga masih bersegel gadis. Tapi beda cerita sekarang karena dia sudah punya rasa lebih untuk Aidan. Ogah dia jadi janda.
Mau minta bantuan sang bunda gengsi apa lagi sang mertua, haduh tambah malu dong. Jadilah ia berinisiatif menghubungi Aqila.
"Apa?!" suara Aqila di seberang begitu sambungan panggilan terhubung.
"Gak usah nyolot dong kil."
"Siapa yang nyolot, gue lagi berak bego."
"Hih jorok lo."
"Hm, ngapa Lo nelpon gue?"
"Gue mau minta bantuan kil."
"Hubungi tim SAR. Jangan gue, gue gak bisa."
"Ye bangsul! Gue serius."
"Gue juga serius."
"Ck, Lo tau gak cara nyalain ni kompor listrik?" Yura sudah tidak ingin berbasa-basi.
"Emang kompor Lo kenapa? Meninggal?"
"Otak Lo yang meninggal."
"Innalillahi, jangan lupa duit sholawat buat otak gue yang udah meninggal karena pak Burhan durjana itu gak ACC proposal gue sampai sekarang." ye dia malah curhat, memangnya proposal dia saja yang di tolak ACC, Yura juga.
"Gue serius Aqila!"
Terdengar decakan dari Aqila "bentar gue cebok dulu." astaga ternyata Aqila memang benar-benar sedang buang air besar.
"Anjir Lo beneran berak kil?"
"He'em."
"Jorok banget si lo."
Terdengar Aqila tidak menanggapi, tapi itu hanya sebentar. "Lo tadi nanya apa?" akhirnya suara Aqila terdengar kembali.
"Lo tau cara nyalain kompor listrik?" kembali ia bertanya.
Aqila terdengar berdecak "Lo dodol banget sih Ra, disitukan ada tombol on off nya sih. Ya tinggal di pencet."
"Ya ada sih, tapi ini apa gak meledak kalau gue pencet?"
"Ya gak lah bego. Lagian tumben banget Lo bahas masalah kompor. Mau masak lu?"
"Hm." Yura mencoba menekan tombol on off yang di maksud Aqila.
Terdengar suara Aqila memekik kencang di seberang sana membuat Yura seketika menjauhkan ponselnya dari telinga. "Demi apa seorang Yura khalisa mau masak? Kesambet apa lo?!" ucapnya heboh.
"Kesambet setan mantan suami." ucapnya dengan lancar. Membuat Aqila memekik untuk kedua kalinya.
"BISA GAK USAH TERIAK-TERIAK AQILA KUPING GUE SAKIT SETAN!!" gantian Yura yang memekik kencang.
"Abisnya Lo buat gue kaget. Suami maksud Lo apa hah?"
Yura tidak menanggapinya "ini gimana ini kompornya gak mau nyala anjir!"
"Liat kabelnya dodol udah di colok-in belum?!"
Yura pun mencari dimana letak kabel kompor listrik tersebut yang ternyata ada di bawah meja kompor dan memang kabelnya di cabut. Dan setelah di colokkan kembali oleh Yura akhirnya kompor listrik itu pun menyala.
"Ya udah makasih."
"Heh jel-" ucapan Aqila terputus begitu sambungan panggilannya Yura akhiri dengan seenak jidatnya.
Yura memulai aksinya, awalnya ia tidak memiliki hambatan saat melumuri ayam dengan tepung dan telur. Hanya saja ketika ia mulai menggoreng, jari-jarinya malah tidak sengaja ikut nyemplung ke dalam minyak panas dan itu membuatnya berhasil memekik kencang.
"Huwaaaa.... Bunda!!" pekiknya merasakan rasa terbakar yang luar biasa panasnya mengenai jari-jarinya. Sesekali ia melompat-lompat dan menggoyang-goyangkan tangan kanannya untuk menghentikan rasa panas yang ia rasakan. Tidak lupa matanya memejam kuat karena merasakan panas di jari-jarinya.
Ya ampun perkara cemburu masak begini banget sih?
gak kerasaaaaa😛