Transmigrasi Ke Dunia Novel Menjadi Antagonis

Untuk beberapa alasan Altair hanya menundukkan kepala, sambil mengingat kembali dengan semua perkataannya. seketika ia terdiam tanpa mengatakan apapun, walau ada beberapa hal yang mengganjal di pikiran. yaitu kenapa Louise bisa tahu apa yang ia pikirkan bahkan ketika ia belum berkata.

"Sepertinya, kau memiliki kemampuan untuk melihat masa depan." ucap Altair dengan wajah berbinar-binar. "karena bisa memprediksi apa yang akan terjadi, dan itu sangat luar biasa."

"Melihat masa depan, bagaimana bisa kau mengatakan hal itu?" seketika Louise terdiam karena mengingat apa memang seperti itu, seingatnya ia hanya melihat melalui sebuah cermin. "kurasa kekuatan semacam itu tidak ada, lagi pula kalaupun ada orang-orang takkan melakukan pilihan yang salah."

Dengan perasaan bahagia Altair berdiri dari kasur, dan mengeluarkan sesuatu dari cincin penyimpanannya lalu memberikannya kepada Louise.

"Apa ini?" Louise menatap barang yang di berikan oleh Altair. "apakah balasan dari kalung pemberianku sebelumnya?"

Tapi Altair hanya tersenyum tanpa memberitahu apapun, dan membuat Louise menggelengkan kepala tidak percaya. tapi entah apa yang terjadi Louise tiba-tiba pingsan.

Melihat keadaan sekitar Louise membuka matanya, dia mendapati bahwa ia hanya seorang diri yang membuat ia menjadi kebingungan. karena seharus nya ia bersama dengan seseorang, tiba-tiba ada seorang wanita yang melewati dirinya, entah kenapa tapi wajah wanita itu terlihat begitu tidak asing.

Atau mungkin bisa di bilang wanita itu adalah gambaran diri Louise ketika dewasa, ia duduk dengan anggun di singgasana sambil menatap ke arah orang-orang yang sedang berlutut di hadapannya.

Tapi ketika mencari Louise tidak bisa menemukan Altair, hanya sebuah foto yang tergantung itu pun ketika mereka masih kecil, seketika lamunannya terhenti ketika ada seseorang yang berbicara.

"Yang Mulia, aku tahu bahwa kau bisa membuat perjanjian damai dengan siapapun, tapi haruskah itu kerajaan musuh yang selama ini berperang melawan kita?" orang itu berbicara tanpa mengangkat kepalanya.

Tanpa bergerak sedikit pun, wanita itu berkedip sekali, dan tidak di sangka orang itu meninggal dengan cara terbelah menjadi beberapa bagian, ia lalu berdiri dengan anggun serta mengangkat suara.

"Apa ada dari kalian menolak perjanjian damai, yang telah aku buat sebelumnya?" wanita itu menunggu jawaban dari orang-orang di dalam ruangan. "jika kalian tidak memberikan pendapat, maka bersiap lah untuk kematian abadi."

Meski merasa tidak terima dengan persetujuan perdamaian, mereka hanya bisa menggangguk setuju dengan pernyataan sang Ratu. dan ada hal membuat hal berbeda, yaitu sebagian orang yang hadir adalah pemimpin tertinggi dari berbagai negara.

"Apa ini, tidak mungkin aku akan menguasai dunia, benar kan?" batin Louise.

Entah kenapa Louise merasa ketika ia berada di sana, sang Ratu menyadari keberadaannya. tapi hanya tersenyum dengan tatapan sinis, tentu saja itu memberikan kesan mengerikan kepada Louise, meski begitu ketika ingin kembali ada yang menahan langkahnya.

"Kau... bukankah kau berasal dari masa lalu, apa yang kau lakukan disini? jangan pikir kau bisa mengubah masa depan, hanya karena kau berada di sini, ingat takdir seseorang telah di tentukan sejak awal." wanita itu menjentikkan jarinya dan membuat Louise kembali ke masa kini.

Karena melihat Louise yang menjadi pucat, Altair memegang tangannya yang gemetaran sambil memberi senyuman dan harapan serta semangat

"Apa kau tidak apa-apa, jika kau merasa sedih. maka aku akan membantumu melewati masa sulit." Altair merasa bahagia ketika tahu bahwa Louise baik-baik saja.

"Aku ingin kembali ke rumah, walaupun aku tahu bahwa mungkin tidak akan di terima di sana. jika kau tidak ingin ikut, tidak masalah." Louise menjentikkan jarinya dan dengan cepat mengganti pakaian yang ia kenakan.

Sambil menghela nafas panjang Louise mengangkat tangan, ia bisa dengan mudah menggunakan sihir tanpa menggunakan mantra ataupun lingkaran sihir. walaupun itu adalah dua hal penting yang dibutuhkan untuk memanggil sihir.

Tiba-tiba sihir badai salju mengitari istana yang di buat Louise, dan lagi muncul beberapa makhluk mitos lain mengitari sekeliling siap melindungi dari serangan musuh.

"Aku tidak ingin membuatmu menjadi orang jahat, hanya karena ingin melindungiku. aku ingin kau menjadi dirimu, bahkan ketika aku tidak ada." Altair sepertinya menyadari bahwa semua hal yang Louise lakukan hanya untuk dirinya.

"Jika aku tidak melakukannya, masa depan akan lebih buruk dari sekarang, aku melihat di masa depan di mana aku menguasai dunia, dan menjadi penguasa tanpa perasaan." Louise mengeluarkan sayap hitam dan bersiap pergi dari situ.

Mendengar perkataan Louise, membuat hati Altair menjadi luluh, ia pun dengan senang hati ingin membantu semampunya, beberapa saat setelah berpikir panjang Louise juga Altair kembali ke kerajaan Aldiora, di sana sang Ratu telah menunggu kedatangan mereka dengan sangat sabar.

"Louise, aku tidak menyangka dalam usiamu yang masih sangat muda bisa membuat kerajaan kita menjadi di selubungi oleh kegelapan." Ratu Cecilia terlihat kewalahan ketika mencoba menghilangkan sihir milik Louise.

Namun hal itu bukan masalah besar bagi Louise, yang hanya dengan satu jentikkan jari darinya seketika semua jenis sihir menghilang tanpa jejak.

Di belakang mereka muncul Felix sepertinya mengetahui tentang apa yang telah di sembunyikan oleh pihak kerajaan selama ini, ia juga sangat menghormati Louise sebagai orang yang dipilih secara langsung oleh dewa agung.

"Karena kita semua telah berkumpul di sini, ayo lanjutkan tentang apa yang telah kita bicarakan sebelumnya." Penasihat kerajaan berbicara sedikit lebih sopan di bandingkan terakhir kali mereka bertemu.

"Sebenarnya ini semua kembali lagi kepada pilihan Louise, entah ia menerima atau tidak. sama seperti diriku yang menolak aturan tersebut." ucap Ratu Cecilia menjelaskan.

Orang-orang yang hadir di sana melihat ke arah Louise menunggu apa yang akan ia katakan, sementara yang lain merasa gugup jika saja ia menolak aturan tersebut, maka mereka sudah menyiapkan jawaban atas pernyataan balasan.

"Emang apaan itu? aturan apa? aku tidak mengerti." Louise terlihat kebingungan tentang perbincangan mereka.

Saat sedang berbincang-bincang tidak di duga Hailey datang entah dari mana, ia dengan angkuh berjalan menatap Louise namun sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Seorang cupid yang melihat kedekatan Louise juga Hailey berpikir bahwa mereka itu pasangan yang sedang berkelahi, tanpa mengatakan apa-apa ia menarik busur cinta nya lalu melemparkan ke arah Hailey. sementara ketika ia akan memanah Louise, dengan cepat Altair mematahkan panah itu hanya satu lambaian tangan.

Tapi hal itu tidak membuat cupid merasa putus asa, ia lalu berpura-pura menghilang dan menembak dengan panah yang tidak terlihat. panah itu memang mengenai Louise, tapi sepertinya tidak memiliki efek seperti yang di bayangkan.