Ini adalah kisah dari seorang dewa yang memiliki julukan Dewa Pelahap. Dia yang merasa bosan karena telah berada di puncak kultivasi dan tidak mampu naik ke alam primordial, akhirnya berbuat nekat dengan memasuki siklus reinkarnasi menggunakan teknik tertentu dan menyegel ingatannya agar tidak menghilang saat bereinkarnasi.
Entah sebuah takdir atau kesialan yang menimpa Dewa Pelahap, sehingga dia bereinkarnasi menjadi menjadi manusia fana dengan dantian tersegel.
Namun ketika dia sedang dalam titik terendahnya, dia menemukan sebuah benda aneh yang mampu mengikis segel dalam dantiannya secara perlahan. Dan awal kisah Reinkarnasi Dewa Pelahap pun dimulai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memprovokasi Langit
Di dalam goa.
Zhuuung...
Yu Jireu terus fokus bermeditasi tanpa menghiraukan apa yang terjadi pada lingkungan di sekitarnya. Pusaran angin berwarna hitam terus membesar dari waktu ke waktu dan menyedot energi alam dengan sangat rakus.
Aura kultivasi Yu Jireu juga terus melonjak dan saat ini dirinya telah berada di ambang terobosan keduanya setelah 2 jam yang lalu dia menerobos Tingkat Raja Tahap Akhir. Dengan bantuan manual kultivasi pelahap, Yu Jireu sama sekali tidak khawatir akan pondasi kultivasinya yang rapuh.
Manual ciptaannya sendiri ini mampu melengkapi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam kultivasi dengan menggunakan energi alam sebagai gantinya. Jika ada seseorang yang mengetahui manual milik Yu Jireu seefisien itu, mereka pasti akan muntah darah atau kejang-kejang karena terkejut.
'Sedikit lagi!' seru Yu Jireu dalam hatinya.
Yu Jireu semakin gila dalam melakukan penyerapan energi alam, sehingga area yang menjadi tanah tandus akibat kehilangan vitalitas semakin meluas. Bahkan untuk para bawahan She Manglong yang sedang berusaha menyelidiki fenomena mengerikan itu terpaksa harus bergerak menjauh, karena vitalitas tubuh mereka ikut-ikutan terserap dengan sangat cepat.
She Manglong atau Raja Ular Berkepala Tiga dan Jenderal Elang Putih menjadi semakin resah, saat melihat hutan luas di depan mereka mengering lalu pepohonannya roboh karena lapuk. Secara samar She Manglong dan para bawahannya juga merasakan aura khusus atau makhluk hidup yang menjadi biang kerok atau yang bertanggung jawab atas kerusakan ini.
Jdeeerrrr...
Tidak lama kemudian, sebuah petir berwarna merah terdengar menyambar dari atas langit, lalu awan hitam yang sangat pekat tiba-tiba muncul menyelimuti. Gumpalan-gumpalan hitam itu benar-benar terlihat mencekam dan dapat dilihat hampir seperdelapan wilayah Kekaisaran Naga. Dapat dibayangkan begitu menakutkannya terobosan dari Yu Jireu.
Yu Jireu perlahan membuka matanya lalu berjalan keluar dari goa dan menatap serius kearah langit yang terlihat seperti sedang marah besar.
"Apa-apaan kau ini? Apa kau begitu iri dengan keberuntunganku, Langit Sialan?" teriak Yu Jireu yang juga sangat marah kepada langit yang seperti ingin melenyapkannya.
Yu Jireu dapat melihat bahwa petir kesengsaraan yang diberikan oleh langit kepadanya adalah petir yang seharusnya di terima oleh mereka yang akan menerobos di Tingkat Master.
Jdeeerrrr...
Petir merah di atas langit kembali terdengar menyambar, seolah menyahuti ucapan Yu Jireu dengan kemarahan balik. Bahkan dari petir-petir merah yang ada di dalam gumpalan awan hitam itu tampak sedang membentuk diri menjadi seekor naga raksasa yang sangat ganas sekaligus mengerikan.
"Jika kau terus menghalangiku untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi, maka aku Yu Jireu bersumpah akan menghancurkanmu menjadi berkeping-keping dengan kekuatanku!" teriak Yu Jireu lagi sembari memperlihatkan tinjunya yang mungil kepada langit, bahkan kali ini niat membunuh Yu Jireu yang pekat juga meledak dari dalam tubuh dengan sangat gila.
GRROOAARRR...
Naga yang terbentuk dari petir merah langsung menyahuti seruan Yu Jireu. Dia juga memancarkan niat membunuh maha dahsyat, karena sangat marah akibat ada yang berani menantang langit.
***
"Gila! Ini benar-benar gila!" teriak She Manglong saat sudah menjauh dari tempat sebelumnya, dia memperhatikan fenomena aneh di hutan. Dia tidak menyangka bahwa akan melihat kengerian dari terobosan kultivasi dalam kehidupannya.
"Dia adalah bocah yang sedang kita cari, Yang Mulia!" Jenderal Elang Putih akhirnya tidak tahan lagi untuk memberitahukan identitas Yu Jireu.
"Apaaaa!" She Manglong begitu terkejut mendengar pengakuan Jenderal Elang Putih. Bahkan saking terkejutnya, She Manglong hampir saja terjatuh dari terbangnya karena oleng.
"Jadi, dia bocah yang sedang kita cari?" tanya Raja Ular Berkepala Tiga mengkonfirmasinya kembali.
"Benar, Yang Mulia! Dia adalah bocah yang sedang kita cari! Hamba yakin dialah orangnya, karena pusaran angin berwarna hitam itu sama seperti pusaran angin yang dimiliki oleh bocah berumur belasan tahun itu!" jawab Jenderal Elang Putih dengan jujur dan tubuhnya sedikit bergetar.
Ingatan mengenai Yu Jireu dapat dengan mudahnya melukai, bahkan hendak membunuhnya masih sangat segar dibenak Jenderal Elang Putih, padahal saat itu kekuatan Yu Jireu masih berada di tingkat raja tahap menengah atau satu tingkat di bawahnya. Lalu bagaimana jika saat ini, kekuatannya sudah setara atau hendak melangkah ke tingkat Kaisar tahap awal? Jenderal Elang Putih sungguh tidak ingin lagi bertemu dengan sosok monster yang berkamuflase menjadi seorang bocah ingusan itu.
She Manglong juga tidak bisa lagi berkata apa-apa. Dia dapat dengan jelas melihat jejak ketakutan yang teramat mendalam pada wajah Jenderal Elang Putih.
Bukan Jenderal Elang Putih yang memiliki sifat pengecut, dia tahu bahwa jenderalnya itu dan tidak takut untuk mati demi mempertahankan harga dirinya. Akan tetapi Jenderal Elang Putih juga tidak akan bertindak bodoh untuk melawan seseorang yang tingkatan atau kekuatannya berada di atasnya.
***
Di Klan Yu.
'Apakah itu kamu, nak?' batin seorang pria mendekati baya sembari menengadahkan pandangannya ke atas langit dengan tatapan rindu. Pria itu tidak lain adalah Yu Han atau ayah dari Yu Jireu.
Sudah terasa begitu lama bagi Yu Han semenjak kepergian dari putranya yang entah kemana. Namun karena kristal jiwa milik Yu Jireu yang disimpannya masih bersinar sangat terang, bahkan selalu menjadi lebih terang dari waktu ke waktu, Yu Han mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dan yakin bahwa putranya suatu hari nanti akan kembali.
Namun saat melihat petir kesengsaraan yang berpusat di Jurang Kematian, untuk yang ketiga kalinya Yu Han merasa bahwa itu adalah terobosan milik putranya. Akan tetapi saat ini dirinya sedikit ketakutan, karena petir kesengsaraan berwarna merah dan telah membentuk seekor naga yang harus dilawan atau dilewati oleh seseorang yang akan menerobos itu.
***
Jurang Kematian.
"Huh! Apa kau sepengecut itu sehingga terlalu lama untuk menyiapkan dirimu, langit sialan!" teriak Yu Jireu semakin memprovokasi langit. Dia sudah tidak peduli dengan murka langit yang mungkin akan menghancurkannya menjadi debu karena hal ini.
GRROOAARRR...
Naga petir merah yang ada di atas langit semakin marah, saat bocah ingusan yang baru berumur 11 tahun terus saja memprovokasi langit, yang mana saat ini dialah yang menjadi perwakilannya. Niat membunuh yang dipancarkannya juga menjadi lebih kejam serta kelam dari sebelumnya.
Untuk petir merah sendiri sebenarnya adalah tingkatan warna petir kesengsaraan tertinggi yang begitu dimitoskan oleh para kultivator bahkan di Alam Dewa sekalipun. Yu Jireu sendiri awalnya juga tidak mempercayai adanya petir berwarna merah, namun karena saat ini dirinya dapat melihat sendiri seekor naga yang terbentuk dari petir merah akan menjadi kesengsaraannya, Yu Jireu tidak lagi menganggap keberadaan petir merah hanyalah sebuah legenda atau omong kosong belaka.
"Datanglah petir sialan!" teriak Yu Jireu lagi.
GRROOAARRR...
JDEEERRRR!
seru soalnya
tetap semangat berkarya thorr.. semoga sehat selalu amin