REINKARNASI DEWA PELAHAP

REINKARNASI DEWA PELAHAP

Awal Mula

"Hoaahmm.."

Sesosok pria paruh baya yang sedang duduk diatas singgasana menguap karena merasa bosan. Dia adalah Sang Dewa Pelahap yang telah memiliki segalanya dan berada di puncak rantai makanan dalam kultivasinya. Tidak ada seorang pun yang berani bersinggungan dengannya karena dia lah yang terkuat saat ini di seluruh Alam Dewa.

Beberapa kali ada Dewa yang menantangnya bertarung namun akhirnya Dewa itu pun tewas dengan kematian tanpa memiliki sebuah makam atau tubuhnya dihancurkan menjadi debu oleh Sang Dewa Pelahap.

Dewa Pelahap mungkin terlihat sangat kejam jika dilihat dari segi ini. Namun sebenarnya dia merupakan sosok yang berbudi luhur dan baik hati kepada siapapun. Dia tidak pernah mengganggu atau mengusik kekuasaan yang dimiliki oleh orang lain dan terkenal dengan sosok yang baik hati karena suka menolong mereka yang lemah.

Sedangkan untuk para Dewa yang sebelumnya berani menantangnya itu merupakan Dewa yang tidak percaya dengan kekuatan dari Sang Dewa Pelahap sekaligus berambisi untuk mengambil alih kekuasaannya yang mana memiliki wilayah paling luas di Alam Dewa.

"Cih! Bosan sekali hidup seperti ini!" keluh Sang Dewa Pelahap sembari menepukkan tangannya pada singgasana sehingga membuat beberapa bawahannya yang ada di tempat itu terkejut.

"Ada apa, Yang Mulia?" tanya salah satu bawaannya yang merasa keheranan.

"Jenderal Zhong! Kau tahu betapa bosannya aku saat ini? Menjadi yang terkuat nyatanya tidak seperti yang kalian bayangkan. Menjadi yang terkuat itu sangatlah membosankan karena pekerjaannya hanya akan duduk, tidur, duduk, tidur dan terus akan seperti itu!" ujar Sang Dewa Pelahap dengan tatapan menerawang.

Seseorang yang dipanggil Jenderal Zhong itu tidak bisa berkata-kata sama sekali untuk menjawab ucapan Dewa Pelahap.

"Aku telah beberapa kali mencoba untuk naik tingkatan dan memasuki alam primordial, namun selalu berakhir dengan kegagalan dan tidak tahu apakah alasan sebenarnya aku bisa gagal.."

"Aku tidak memiliki dendam yang berkesumat, aku juga tidak memiliki penyesalan yang ada dalam hati. Tapi bagaimana mungkin aku masih saja kesulitan untuk naik tingkat dan masuk ke alam primordial?" lanjut Sang Dewa Pelahap dengan penuh keluhan.

Para bawahannya hanya bisa terdiam saat mendengarkan keluhan dari penguasa mereka. Mereka ingin berkata-kata, namun mereka sendiri belum berada di dalam posisi yang saat ini dirasakan oleh penguasa mereka.

"Hmm..? Bagaimana menurut kalian jika aku memasuki siklus reinkarnasi saja?" sebuah ide gila tiba-tiba terbesit dalam benak Sang Dewa Pelahap yang membuat seluruh bawahannya terkejut setengah mati.

"Yang Mulia, tolong anda jangan bercanda! Memasuki siklus reinkarnasi? Apakah anda akan melakukan tindakan bunuh diri?" salah seorang bawaannya berkata dengan nada penuh kekhawatiran.

"Bisa dikatakan seperti itu, menteri Yun! Tapi yang aku maksudkan ini adalah aku akan melakukan reinkarnasi dan memiliki ingatan penuh dalam kehidupanku saat ini!" kata Sang Dewa Pelahap dengan santainya. Dia tentu bisa melakukan hal ini karena dia memiliki sebuah teknik untuk menyegel ingatan dan juga memasuki siklus reinkarnasi dengan semaunya.

"Yang Mulia! Lalu bagaimana dengan nasib kami?" salah seorang bawahannya yang lain lagi bertanya mengenai nasib ke depannya dari wilayah kekuasaan Sang Dewa Pelahap, jika penguasa mereka melakukan reinkarnasi.

"Aku akan meminta kalian bersumpah atas nama langit dan bumi, bahwa kalian tidak akan membuat kerusakan di wilayah kekuasaanku dan akan melanjutkan tugas-tugas kalian seperti biasa serta menganggap bahwa aku sedang melakukan sebuah pelatihan tertutup saja! Lagi pula aku di sini seolah tidak ada gunanya sama sekali, bukan? Kalian semua sudah bisa mengatur wilayah masing-masing dengan cara kalian tanpa keikutsertaan dariku. Aku merasa bahwa kehadiranku ini hanyalah sebuah pajangan saja. Maka dari itu lebih baik aku melakukan reinkarnasi!" jawab Sang Dewa Pelahap sembari tersenyum simpul.

Semua bawahan dari Sang Dewa Pelahap terdiam, dalam pikiran mereka masing-masing. Memang benar apa yang dikatakan oleh Dewa Pelahap, bahwa sebenarnya keberadaannya selama ini setelah dia menjadi penguasa tidaklah terlalu berguna, kecuali hanya memberikan keputusan mengenai beberapa hal dan itu terjadi sangatlah jarang sekali, karena memang mereka sudah bisa bekerja sendiri dan memberikan keputusan dengan sebijaksana mungkin.

Melihat semua bawahannya terdiam Dewa Pelahap pun tersenyum semakin lebar.

"Baiklah jika kalian tidak ada lagi yang keberatan, maka aku akan memulainya sekarang dengan kalian semua harus bersumpah atas nama langit dan bumi untuk selalu menjaga wilayahku ini!" katanya sehingga membuat jantung dari semua bawahan hampir copot. Mereka semua tidak mengira bahwa apa yang dikatakan oleh Dewa Pelahap ternyata bukan main-main.

"Yang Mulia! Tidakkah anda memikirkannya lagi?" salah seorang bawahan Dewa Pelahap memberanikan diri mengatakan keberatannya.

"Tidak bisa menteri Zhi! Aku sudah membulatkan tekadku untuk kembali memulai dari awal dengan cara berinkarnasi!" Dewa Pelahap tetap teguh dalam pendiriannya.

Melihat tidak ada lagi para bawahannya yang berkata-kata, Dewa Pelahap pun akhirnya memutuskan, "Baiklah ucapkan janji kalian sekarang juga!"

Dengan raut wajah keterpaksaan sekaligus penyesalan, semua bawahannya berucap, "Kami bersumpah atas nama langit dan bumi, bahwa kami akan menjaga wilayah kekuasaan Yang Mulia!"

Jedeerrrr!

Petir surgawi langsung terdengar menyambar di atas langit, saat seluruh bawahan Dewa Pelahap selesai mengucapkan sumpahnya. Sumpah yang diminta oleh Dewa Pelahap ini bukanlah sumpah yang sederhana. Dia meminta agar para bawahannya mengatakan sumpah langit dan bumi yang mengharuskan petir surgawi menjadi saksi atas sumpah mereka. Jika yang bersumpah melanggar sumpahnya maka sudah dipastikan hari penghakimannya akan segera tiba saat itu juga. Tidak ada satu orang pun yang akan dapat selamat dari penghakiman Petir Surgawi.

"Bagus! Aku senang mendengar kalian melakukan sumpah. Aku harap kalian tidak mengingkarinya supaya dapat terus hidup dengan damai. Mungkin suatu hari nanti jika aku telah menjadi sekuat sekarang lagi, aku akan kembali ke tempat ini dan aku harap kalian dapat menyambutku dengan tangan terbuka!" kata Sang Dewa Pelahap dengan tersenyum lembut ke arah mereka.

"Wahai junjungan kami, wahai Dewa yang kami puja, kami akan menunggu dan akan selalu menunggu hingga saat engkau kembali ke tempat ini untuk memimpin kami lagi!" ucap salah seorang bawahan dengan genangan air mata yang telah membanjiri pipinya. Dia merupakan salah satu bawahan dari Sang Dewa Pelahap yang pernah diselamatkan kehidupannya, pada saat di mana dia sedang berada di dalam titik terendah. Tidak hanya sampai di situ saja, dia juga dijadikan sebagai salah seorang dari muridnya yang akhirnya bisa berada di atas ketinggian hingga sampai sekarang.

"Kau tidak perlu sedih seperti itu, muridku! Yakinlah bahwa gurumu ini pasti akan kembali dengan kondisi yang baik-baik saja!" kata Sang Dewa Pelahap tersenyum ke arah muridnya.

"Baiklah aku akan memulainya sekarang!" ucapnya lagi, lalu membuat sebuah gerakan segel tangan yang sangat rumit dan mengalirkan sebagian besar Qi Dewa miliknya untuk menciptakan sebuah formasi.

Pada awalnya Sang Dewa Pelahap hanya melakukan penotokan pada bagian-bagian khusus di kepalanya. Setelah itu dia menggunakan gerakan lain dan melambaikan tangannya ke arah atas.

Zhuuung!

Terpopuler

Comments

ira kasih

ira kasih

kangen karya othor.. pas nwmu yg ini blm baca.
tetap semangat berkarya thorr.. semoga sehat selalu amin

2024-11-17

0

RS

RS

membaca karyamu yg ke 12 Thor

2024-05-14

1

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😛😀💪👍🙏

2023-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!