Di Usir Ibu Mertua Dan Ditalak Suami Saat Hamil Anak Kelima
Pov Author
Seperti biasa Naina akan bangun pagi-pagi sekali, sebelum sholat subuh Naina sudah berkutat di dapur untuk membuat sarapan untuk seluruh keluarga suaminya dan bekal untuk ke empat anaknya.
Jika tidak seperti itu Naina akan keteteran karena dia yang mengerjakan semuanya sendirian tanpa bantuan seorang pembantu.
Nyonya Dianra memecat semua pembantunya saat pertama kali Naina diajak tinggal dirumah besar itu setelah menikah dengan Bara.
Bara dan Tuan Abraham sempat protes dengan tindakan nyonya Dianra tersebut namun wanita itu punya banyak alasan yang membuat semua penghuni rumah tidak melayangkan banyak protes.
Flashback
"Mami kok memecat semua pembantu ?" tanya papi Abraham tidak habis fikir dengan kelakuan istrinya.
"iya Mi,kok mami memecat semua pembantu
trus siapa yang akan mengerjakan semua pekerjaan rumah " tanya Al- Bara juga heran dengan keputusan maminya.
"kan ada istrimu Al,dia pasti sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah"
jawab Bu Dianra santai
"Maksud mami apa? apa mami mau istriku menjadi pembantu di rumah ini?" tanya Bara geram namum Bu Dianra bisa meredam dengan cepat kemarahan putranya.
"Bukan begitu Al dia kan sudah menjadi istri jadi dia harus menunjukkan baktinya kepada suami dan mertuanya dengan cara mengurus kita dan mami rasa Naina tidak keberatan " ucap Bu Dianra lagi
Pak Abraham hanya geleng-geleng kepala karena dia tidak ingin membantah keputusan istrinya karena jika dibantah akan semakin diluar nalar tindakannya.
sedangkan bara hanya terdiam mencerna ucapan maminya itu.
"Benar juga yang dikatakan mami, hitung-hitung Naina belajar berbakti kepada kami dan itu bukanlah pekerjaan berat bagi Naina "ucap Bara dalam hati.
Bu Dianra tersenyum melihat anaknya terdiam sambil mengangguk pelan itu berarti putranya tidak keberatan dengan keputusannya.
"Nai kamu tidak apa-apa kan jika kamu mengerjakan semuanya?" tanya bara pada istrinya.
Naina hanya mengangguk karena Naina berfikir mungkin mertuanya ingin melihat bagaimana dia mengurus semua keluarga dan rumah dengan tangannya sendiri dan menjadi menantu terbaik.
dan suatu saat nanti jika dia ditakdirkan hamil dan mempunyai anak tidak mungkin mertuanya tega melihat dia mengerjakan semuanya.
Sejak hari itu Naina menjadi pembantu gratis dikeluarga suaminya.
l
...****************...
Setelah masakan Naina selesai suara azan subuh berkumandang
Naina segera menuju kamar putra pertamanya,Naina membangunkan anaknya itu untuk sholat subuh.
"Abang bangun sayang, sholat subuh dulu bantu mama bangunkan Adik-adikmu sayang "ucap Naina lembut.
"Mmm,iya ma" jawab Azka lalu bangun dan duduk di tepi ranjang lalu meraih gelas berisi air putih hangat yang diletakkan mamanya diatas meja belajar Azka dan Azka pun membalikkan badannya membangunkan Adik bungsunya
karena Azka memang tidur bersama Abi si bungsu.
Sedangkan adik keduanya sekamar dengan adik ke-tiganya
kamar mereka bersebelahan sehingga memudahkan Azka membangunkan semua Adiknya
lalu mereka akan melaksanakan sholat berjamaah di kamar Azka yang memang lebih luas dari kamar adiknya.
Setelah membangunkan putra sulungnya Naina bergegas kekamarnya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.
Naina juga menyempatkan diri untuk membangunkan suaminya walaupun sering mendapatkan bentakan,jika sudah seperti itu Naina hanya akan mengelus dadanya dan beristighfar.
Sebenarnya Naina merasa sakit hati dengan perubahan sikap suaminya itu.
Suaminya tidak lagi pernah romantis sama seperti saat pertama mereka menikah.
Perubahan sikap Bara bermula saat kelahiran putra ke tiga Naina yaitu Aliando namun Naina selalu berusaha biasa saja karena sekalipun dia melayangkan protes pada suaminya itu semua akan berakhir dengan hinaan mertuanya.
Bara juga tidak lagi menyangi Putra-putranya dia sangat cuek pada semua putranya.
Bu Dianra sudah berulang kali menuntut Bara dan Naina untuk melahirkan Anak perempuan.
Sampai akhirnya Naina Hamil lagi anak ke empatnya Bu Dianra dan Bara sangat antusias dengan kehamilan Naina karena berharap Naina kali ini melahirkan anak perempuan seperti yang mereka harapkan
namun semua berubah saat mereka tau hasil USG Naina.
Sampai saat Naina melahirkan putra ke empatnya tak ada seorang pun yang mendampinginya baik suami ataupun keluarga dari suaminya.
Naina benar-benar sendirian dirumah sakit,Bara hanya datang saat mengantarkan Naina kerumah sakit dan membayar semua administrasi.
Setelah itu Bara tidak pernah lagi datang menemui Naina.
Namun Naina yang baik hati selalu berfikiran positif, selalu menyemangati dirinya bahwa suami dan keluarganya sedang sibuk bekerja dan sekolah itulah sebabnya mengapa mereka tidak sempat datang menjenguknya.
Walaupun sebenarnya hati Naina terasa sangat sakit,Naina juga tidak ingin memberi tahukan ke-dua orang tuanya karena Naina tau itu akan sangat merepotkan ayah dan ibunya apalagi ayahnya sekarang sering sakit-sakitan dan hanya Adiknya yang mengurus kedua orang tuanya jadi jika Naina mengajak Adiknya untuk menemaninya bagaimana dengan ke-dua orang tuannya.
Tiga hari Naina dirawat dirumah sakit setelah melahirkan hari ini dokter mengizinkannya untuk pulang,namun Naina bingung bagaimana caranya untuk pulang.
Naina sudah beberapa kali menghubungi suaminya namun tidak ada jawaban malah ponsel suaminya tidak aktif.
Naina menarik nafasnya dalam karena merasa hatinya teramat sangat sakit dengan perlakuan suami dan keluarganya yang sama sekali tidak mengkhawatirkannya.
Naina mencoba bersabar dan memperbanyak istighfar.
"Ya Allah kuatkanlah Hamba dan berilah Hamba ketabahan
Hamba tau kau mengujiku seperti ini karena saya bisa melaluinya
berilah kesehatan kepada Hamba, anak-anak hamba dan juga keluarga Hamba " Ucap Naina lalu mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata.
"Sabar Naina kamu pasti bisa "ucap naina menyemangati dirinya sendiri.
Naina membereskan pakaiannya dan pakaian bayinya yang tidak seberapa.
Naina juga tidak memiliki apa-apa selain pakaian karena selama tiga hari dirumah sakit naina mengandalkan makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit karena tak satu orang pun yang datang menjenguknya.
Jangankan menjenguk menayangkan kabar lewat telepon saja tidak pernah ada
Naina merasa dirinya seperti orang yang terbuang namun Naina tetap semangat karena mengingat ketiga putranya.
Naina memesan ojek online untuk pulang kerumah mertuanya karena uangnya tidak cukup hanya sekedar untuk membayar taksi online, Naina tau jika dia sampai memesan taksi online siapa yang akan membayarnya karena Naina yakin suami dan ibu mertuanya tidak akan memberikan uang.
"Ibu Naina ya "ucap kang ojek online pada Naina
"Iya pak"jawab naina
"Baik bu mari,sesui titik kan?!"tanya kang ojek lagi
"Iya pak"jawab naina
"Bismillah,berilah hamba dan putra Hamba keselamatan "ucap Naina dalam hati saat ojek online yang ditumpanginya mulai melaju meninggalkan pelataran rumah sakit.
Niana merasa bersyukur karena Putranya tidak rewel karena dia menyelimuti tubuh kecil Putranya itu, karena Naina takut Putranya masuk angin atau terpapar matahari langsung.
Sesampainya didepan rumah mewah milik mertuanya Naina membayar ongkos ojeknya
"Wah rumah majikan mbak besar ya,tapi kok suami mbak tidak menjemput "ucap kang ojol
"Suami saya lagi ikut majikan keluar kota pak sedangkan majikan saya yang lainnya sibuk semua, terima kasih ya pak"Jawab naina hatinya terasa teriris karena dia disangka seorang pembantu dirumah mertuanya sendiri.
"Iya bu sama-sama, tetap sehat dan bayinya ya bu"ucap kang ojol lagi.
"Terima kasih banyak doanya kang"jawab Naina, dan kang ojol meninggalkan Naina
tak terasa air mata naina terjatuh orang lain saja peduli padanya, memberinya doa yang baik sedangkan suami dan keluarga suaminya tidak ada yang peduli padanya.
Naina menekan bel yang ada dipagar tinggi itu sampai pak amin satpam rumah mertuanya itu mengintip di pagar untuk melihat siapa yang memencet bel.
"Eh Bu Naina,sudah pulang toh bu
tunggu ya bu saya bukakan pagarnya dulu"Ucap pak amin yang langsung membuka gembok pagar besi itu.
"Silahkan Bu,sini saya bantu bawa tasnya "ucap pak amin hendak mengambil tas yang dibawa Naina namun naina menolaknya
"Tidak usah pak nanti mami marah kalau melihat bapak membantu saya "ucap Naina sendu.
Pak amin juga sudah sangat tau bagaimana sikap nyonya pada menantunya.
Pak amin dan pak syukur juga sering merasa kasian namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa, hanya sekedar membantu Naina membawa belanjaan maka mereka akan mendapat marah dari Nyonya nya
...****************...
Hai semua saya datang lagi dengan karya Baruku semoga kalian semua suka dengan karyaku
jangan lupa berikan like dan komennya ya
I Love you All😘😘🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
🍓🍓🍓
aq punya mertua dan suami model gini tak tuntun ke pasar tuker kambing🤣
2024-07-27
4
Elizabeth Yanolivia
kasian = kasihan
2024-07-03
2
Elizabeth Yanolivia
silahkan = silakan
2024-07-03
1