Di Usir Ibu Mertua Dan Ditalak Suami Saat Hamil Anak Kelima

Di Usir Ibu Mertua Dan Ditalak Suami Saat Hamil Anak Kelima

Bab 1 Pembantu Gratis

Pov Author

Seperti biasa Naina akan bangun pagi-pagi sekali, sebelum sholat subuh Naina sudah berkutat di dapur untuk membuat sarapan untuk seluruh keluarga suaminya dan bekal untuk ke empat anaknya.

Jika tidak seperti itu Naina akan keteteran karena dia yang mengerjakan semuanya sendirian tanpa bantuan seorang pembantu.

Nyonya Dianra memecat semua pembantunya saat pertama kali Naina diajak tinggal dirumah besar itu setelah menikah dengan Bara.

Bara dan Tuan Abraham sempat protes dengan tindakan nyonya Dianra tersebut namun wanita itu punya banyak alasan yang membuat semua penghuni rumah tidak melayangkan banyak protes.

Flashback

"Mami kok memecat semua pembantu ?" tanya papi Abraham tidak habis fikir dengan kelakuan istrinya.

"iya Mi,kok mami memecat semua pembantu

trus siapa yang akan mengerjakan semua pekerjaan rumah " tanya Al- Bara juga heran dengan keputusan maminya.

"kan ada istrimu Al,dia pasti sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah"

jawab Bu Dianra santai

"Maksud mami apa? apa mami mau istriku menjadi pembantu di rumah ini?" tanya Bara geram namum Bu Dianra bisa meredam dengan cepat kemarahan putranya.

"Bukan begitu Al dia kan sudah menjadi istri jadi dia harus menunjukkan baktinya kepada suami dan mertuanya dengan cara mengurus kita dan mami rasa Naina tidak keberatan " ucap Bu Dianra lagi

Pak Abraham hanya geleng-geleng kepala karena dia tidak ingin membantah keputusan istrinya karena jika dibantah akan semakin diluar nalar tindakannya.

sedangkan bara hanya terdiam mencerna ucapan maminya itu.

"Benar juga yang dikatakan mami, hitung-hitung Naina belajar berbakti kepada kami dan itu bukanlah pekerjaan berat bagi Naina "ucap Bara dalam hati.

Bu Dianra tersenyum melihat anaknya terdiam sambil mengangguk pelan itu berarti putranya tidak keberatan dengan keputusannya.

"Nai kamu tidak apa-apa kan jika kamu mengerjakan semuanya?" tanya bara pada istrinya.

Naina hanya mengangguk karena Naina berfikir mungkin mertuanya ingin melihat bagaimana dia mengurus semua keluarga dan rumah dengan tangannya sendiri dan menjadi menantu terbaik.

dan suatu saat nanti jika dia ditakdirkan hamil dan mempunyai anak tidak mungkin mertuanya tega melihat dia mengerjakan semuanya.

Sejak hari itu Naina menjadi pembantu gratis dikeluarga suaminya.

l

...****************...

Setelah masakan Naina selesai suara azan subuh berkumandang

Naina segera menuju kamar putra pertamanya,Naina membangunkan anaknya itu untuk sholat subuh.

"Abang bangun sayang, sholat subuh dulu bantu mama bangunkan Adik-adikmu sayang "ucap Naina lembut.

"Mmm,iya ma" jawab Azka lalu bangun dan duduk di tepi ranjang lalu meraih gelas berisi air putih hangat yang diletakkan mamanya diatas meja belajar Azka dan Azka pun membalikkan badannya membangunkan Adik bungsunya

karena Azka memang tidur bersama Abi si bungsu.

Sedangkan adik keduanya sekamar dengan adik ke-tiganya

kamar mereka bersebelahan sehingga memudahkan Azka membangunkan semua Adiknya

lalu mereka akan melaksanakan sholat berjamaah di kamar Azka yang memang lebih luas dari kamar adiknya.

Setelah membangunkan putra sulungnya Naina bergegas kekamarnya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.

Naina juga menyempatkan diri untuk membangunkan suaminya walaupun sering mendapatkan bentakan,jika sudah seperti itu Naina hanya akan mengelus dadanya dan beristighfar.

Sebenarnya Naina merasa sakit hati dengan perubahan sikap suaminya itu.

Suaminya tidak lagi pernah romantis sama seperti saat pertama mereka menikah.

Perubahan sikap Bara bermula saat kelahiran putra ke tiga Naina yaitu Aliando namun Naina selalu berusaha biasa saja karena sekalipun dia melayangkan protes pada suaminya itu semua akan berakhir dengan hinaan mertuanya.

Bara juga tidak lagi menyangi Putra-putranya dia sangat cuek pada semua putranya.

Bu Dianra sudah berulang kali menuntut Bara dan Naina untuk melahirkan Anak perempuan.

Sampai akhirnya Naina Hamil lagi anak ke empatnya Bu Dianra dan Bara sangat antusias dengan kehamilan Naina karena berharap Naina kali ini melahirkan anak perempuan seperti yang mereka harapkan

namun semua berubah saat mereka tau hasil USG Naina.

Sampai saat Naina melahirkan putra ke empatnya tak ada seorang pun yang mendampinginya baik suami ataupun keluarga dari suaminya.

Naina benar-benar sendirian dirumah sakit,Bara hanya datang saat mengantarkan Naina kerumah sakit dan membayar semua administrasi.

Setelah itu Bara tidak pernah lagi datang menemui Naina.

Namun Naina yang baik hati selalu berfikiran positif, selalu menyemangati dirinya bahwa suami dan keluarganya sedang sibuk bekerja dan sekolah itulah sebabnya mengapa mereka tidak sempat datang menjenguknya.

Walaupun sebenarnya hati Naina terasa sangat sakit,Naina juga tidak ingin memberi tahukan ke-dua orang tuanya karena Naina tau itu akan sangat merepotkan ayah dan ibunya apalagi ayahnya sekarang sering sakit-sakitan dan hanya Adiknya yang mengurus kedua orang tuanya jadi jika Naina mengajak Adiknya untuk menemaninya bagaimana dengan ke-dua orang tuannya.

Tiga hari Naina dirawat dirumah sakit setelah melahirkan hari ini dokter mengizinkannya untuk pulang,namun Naina bingung bagaimana caranya untuk pulang.

Naina sudah beberapa kali menghubungi suaminya namun tidak ada jawaban malah ponsel suaminya tidak aktif.

Naina menarik nafasnya dalam karena merasa hatinya teramat sangat sakit dengan perlakuan suami dan keluarganya yang sama sekali tidak mengkhawatirkannya.

Naina mencoba bersabar dan memperbanyak istighfar.

"Ya Allah kuatkanlah Hamba dan berilah Hamba ketabahan

Hamba tau kau mengujiku seperti ini karena saya bisa melaluinya

berilah kesehatan kepada Hamba, anak-anak hamba dan juga keluarga Hamba " Ucap Naina lalu mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata.

"Sabar Naina kamu pasti bisa "ucap naina menyemangati dirinya sendiri.

Naina membereskan pakaiannya dan pakaian bayinya yang tidak seberapa.

Naina juga tidak memiliki apa-apa selain pakaian karena selama tiga hari dirumah sakit naina mengandalkan makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit karena tak satu orang pun yang datang menjenguknya.

Jangankan menjenguk menayangkan kabar lewat telepon saja tidak pernah ada

Naina merasa dirinya seperti orang yang terbuang namun Naina tetap semangat karena mengingat ketiga putranya.

Naina memesan ojek online untuk pulang kerumah mertuanya karena uangnya tidak cukup hanya sekedar untuk membayar taksi online, Naina tau jika dia sampai memesan taksi online siapa yang akan membayarnya karena Naina yakin suami dan ibu mertuanya tidak akan memberikan uang.

"Ibu Naina ya "ucap kang ojek online pada Naina

"Iya pak"jawab naina

"Baik bu mari,sesui titik kan?!"tanya kang ojek lagi

"Iya pak"jawab naina

"Bismillah,berilah hamba dan putra Hamba keselamatan "ucap Naina dalam hati saat ojek online yang ditumpanginya mulai melaju meninggalkan pelataran rumah sakit.

Niana merasa bersyukur karena Putranya tidak rewel karena dia menyelimuti tubuh kecil Putranya itu, karena Naina takut Putranya masuk angin atau terpapar matahari langsung.

Sesampainya didepan rumah mewah milik mertuanya Naina membayar ongkos ojeknya

"Wah rumah majikan mbak besar ya,tapi kok suami mbak tidak menjemput "ucap kang ojol

"Suami saya lagi ikut majikan keluar kota pak sedangkan majikan saya yang lainnya sibuk semua, terima kasih ya pak"Jawab naina hatinya terasa teriris karena dia disangka seorang pembantu dirumah mertuanya sendiri.

"Iya bu sama-sama, tetap sehat dan bayinya ya bu"ucap kang ojol lagi.

"Terima kasih banyak doanya kang"jawab Naina, dan kang ojol meninggalkan Naina

tak terasa air mata naina terjatuh orang lain saja peduli padanya, memberinya doa yang baik sedangkan suami dan keluarga suaminya tidak ada yang peduli padanya.

Naina menekan bel yang ada dipagar tinggi itu sampai pak amin satpam rumah mertuanya itu mengintip di pagar untuk melihat siapa yang memencet bel.

"Eh Bu Naina,sudah pulang toh bu

tunggu ya bu saya bukakan pagarnya dulu"Ucap pak amin yang langsung membuka gembok pagar besi itu.

"Silahkan Bu,sini saya bantu bawa tasnya "ucap pak amin hendak mengambil tas yang dibawa Naina namun naina menolaknya

"Tidak usah pak nanti mami marah kalau melihat bapak membantu saya "ucap Naina sendu.

Pak amin juga sudah sangat tau bagaimana sikap nyonya pada menantunya.

Pak amin dan pak syukur juga sering merasa kasian namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa, hanya sekedar membantu Naina membawa belanjaan maka mereka akan mendapat marah dari Nyonya nya

...****************...

Hai semua saya datang lagi dengan karya Baruku semoga kalian semua suka dengan karyaku

jangan lupa berikan like dan komennya ya

I Love you All😘😘🥰🥰

Terpopuler

Comments

Tiara Starla Putriaryasatya

Tiara Starla Putriaryasatya

hadeuh ada ya suami goblok kaya gitu klo gua jadi naina udah gua tendang tuh si barra

2024-06-14

1

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

tega banget tuh suami....dulu waktu mo nikahin mati2an minta ijin eee sekarang d sia2kan

2024-06-13

1

Elizabeth Yanolivia

Elizabeth Yanolivia

kasian = kasihan

2024-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pembantu Gratis
2 Bab 2 kemarahan mama mertua
3 Bab 3 Diusir dan diceraikan hanya karena sibungsu memecahkan pot bunga
4 Bab 4 kontrakan baru
5 Bab 5 Pasukan Bedah Rumah
6 Bab 6 Bertemu Mantan tapi kok mual
7 Bab 7 Curahan hati Anak-anakku
8 Bab 8 dibuang keluarga suami, dikelilingi orang-orang baik dan tulus
9 Bab 9 kesedihan Abimanyu
10 Bab 10 Hari yang baru
11 Bab 11 Ternyata saya sedang hamil
12 Bab 12 ternyata saya sedang hamil 2
13 Bab 13 Bukan kenangan manis yang kami ingat dirumah itu
14 Bab 14 memeriksakan kandungan
15 Bab 14 Bertemu mantan kakak ipar
16 Bab 16 Rencana Naina
17 Bab 17 saling menyayangi
18 Bab 18 bertemu mantan Ibu mertua
19 Bab 19 ngidam mie Titi
20 Bab 20 Persiapan
21 Bab 21 Semoga Berkah
22 Bab 22 Pesona Sari
23 Bab 23 penyesalan Bara
24 Bab 24 Kekampung Naina
25 Bab 25 kembali dengan kekecewaan
26 Bab 26 pasrah pada takdir
27 Bab 27 Baby Athena Dewi Pratiwi
28 Bab 28 kepulangan baby Dewi
29 Bab 29 Ungkapan Hati Ghani
30 Bab 30 Bismillah berkah
31 Bab 31 pesanan pembawa berkah
32 Bab 32 Bahagia itu sederhana
33 Bab 33 ternyata pakde dan Abah sahabat kecil
34 Bab 34 Wanita tangguh
35 Bab 35 pemesan kue ternyata mantan ibu mertua
36 Bab 36 ada apa dengan Putra-putraku?
37 Bab 37 Ma papa jahat!!!
38 Bab 38 semangat yang baru
39 Bab 39 Hasil USG Gheisa
40 Bab 40 rencana Bara
41 Bab 41 penghianatan dibalas penghianatan
42 Bab 42 Akhirnya terungkap
43 Bab 43 Akhirnya terungkap 2
44 Bab 44 Rencana penangkapan
45 Bab 45 tertangkap basah
46 Bab 46 Penyesalan nyonya Dianra
47 Bab 47 undangan pernikahan Ghani
48 Bab 48 pesta pernikahan Ghani
49 Bab 49 keinginan Bara
50 Bab 50 Meminta Rujuk
51 Bab 51 Penolakan Naina dan Anak-anak a
52 Bab 52 kegigihan Bara
53 Bab 53 keputusan Bara
54 Bab 54 kesedihan Azka
55 Bab 55 umi sakit
56 Nab 56 Selamat jalan Umi
57 Bab 57 bidadari surgaku
58 Bab 58 pemakaman
59 Bab 59 Ratapan pilu Abah
60 Bab 50 semangat baru untuk abah
61 Bab 61 kurindu senyummu ibu
62 Bab 62 Ghani si pemaksa
63 Bab 63 Ghani vs Bara
64 Bab 64 kejujuran David
65 Bab 65 jawaban doa di sepertiga malam
66 Bab 66 Jawaban Naina
67 Bab 67 lamaran
68 Bab 68 kedatangan istri Ghani
69 Bab 69 ingin membuat malu tapi malah malu sendiri
70 Bab 70 Alhamdulillah
71 Bab 71 Malam pertama yang tertunda
72 Bab 72 ingin bertemu Naina
73 Bab 73 permintaan nyonya Dianra
74 Bab 74 Pertemuan Bara dan Dewi
75 Bab 75 terasa lega
76 Bab 76 ketakutan Naina dan rencana Bara
77 Bab 77 Bara kecelakaan
78 Bab 78 menjenguk Bara
79 Bab 79 Bara Buta
80 Bab 80 David Berburu cilok
81 Bab 81 Naina sakit
82 Bab 82 kehamilan Naina
83 Bab 83 pernikahan sari
84 Bab 84 Naina makin manja
85 Bab 85 david ngidam Rujak
86 Bab 86 makan rujak tengah malam
87 Bab 87 akibat makan rujak
88 Bab 88 orang dari masa lalu
89 Bab 89 Calon pelakor
90 Bab 90 senjata makan tuan
91 Bab 91 Hari anak dan Ayah
92 Bab 92 kompaknya ayah dan anak
93 Bab 93 kebahagiaan semua orang
94 bab 94 Ide cemerlang
95 Bab 95 yang lahiran David apa Naina??
96 Bab 96 baby Devan pulang
97 Bab 97 Dewi dan rencananya
98 Bab 98 sibuknya dewi
99 Bab 99 karena video Dewi
100 Bab 100 pulangnya Baby Devania
101 Bab 101 Bunda kiki dan mami jihan sedang ngidam
102 Bab 102 Dewi merajuk
103 Bab 103 Dewi masih ngambek
104 Bab 104 Mama,mami dan bunda minta maaf ya
105 Bab 105 Lagi-lagi heboh
106 Bab 106 Panik
107 107 Kehilangan
108 Bab 108 belajar tuk ikhlas
109 Bab 109 mencari tau kabar papa Bara
110 Bab 110 Pertemuan
111 Bab 111 kegelisahan Bara
112 Bab 112 Putraku,papa Rindu
113 Bab 113 Kubalas Hinaanmu Nyonya
114 Bab 114 Keputusan Bara
115 Bab 115 Mencoba menemui Attar
116 Bab 116 siapakah Dewi sebenarnya
117 Bab 117 Apakah dia Darah daging ku
118 Bab 118 Apa Arti mimpi ku ini?
119 Bab 119 Pertemuan Nyonya Dianra dan Dewi
120 Bab 120 Kamu Jual saya Beli
121 Bab 121 Hai Nek, bertemu lagi dong!
122 Bab 122 Apalah Arti dari sebuah kasta
123 Bab 123 ingin Pergi karena sudah lelah
124 Bab124 keputusan Tuan Ibrahim
125 Bab 125 Saatnya menggapai bahagia
126 Bab 126 Mulai jengah
127 Bab 127 Maaf saya pergi
128 Bab 128 kebebasan
129 Bab 129 Menuju kehidupan baru
130 Bab 130 Diandra ngamuk
131 Bab 131 silahkan semua pergi
132 Bab 132 Kedatangan Dewi Athena
133 Bab 133 Kedatangan Dewi Athena 2
134 Bab 134 kebimbangan Naina
135 Bab135 Akza yang bijak
136 Bab 136 Mencoba untuk legowo
137 Bab 137 liburan dadakan
138 Bab 138 Masih liburan
139 Bab 139 Dewi Hilang
140 Bab140 David merasa Dejavu
141 Bab 141 Bertemu papa Bara
142 Bab 142 kalau ilang ajak-ajak dong
143 Bab143 Heboh si kembar hilang
144 Bab 144 Devan ngan
145 Bab 145 Janji-janji semut
146 Bab 146 Abah Abdul sakit
147 Bab 147 Pesan terakhir Abah
148 Bab 148 Cinta pertama kita telah pergi
149 Bab 149 Pemakaman Abah
150 Bab 150 Ada yang pergi dan Ada yang datang
151 Bab 151 setelah tangis pasti ada tawa
152 Bab 152 Oma Dianra depresi
153 Bab 153 Jadi penghuni RSJ (Rumah Sakit Jiwa)
154 Bab 154 Perusahaan mama.....
155 Bab 155 Bara drop
156 Bab 156 Operasi jantung
157 Bab 157 Kejujuran Naina
158 Bab 158 Kejujuran Naina 2
159 Bab 159 Kebenaran tentang Dewi
160 Bab 160 Kebahagiaan Bara
161 Bab 161 Bara yang positif
162 Bab 162 Kepulangan Bara
163 Bab 163 Bara Cemburu
164 Episode 164 Memaafkan bukan berarti melupakan
165 Bab 165 Kemarahan Abimanyu
166 Bab166 permohonan maaf Bara
167 Bab167
168 Bab168 Meminta hak asuh anak
169 Bab169 Mancuri Dengar
170 Bab 170 Azka malu-malu
171 Bab 171 Menggagalkan rencana Bara
172 Bab 173 Detakan jantung
173 Bab 174 Membantu
174 Bab 175 Beli Ruko baru
175 Bab 176 pindah ke ruko
176 Bab 177 kekecewaan Bara
177 Bab 178 Kedatangan Bara
178 Bab 179 kemalangan Bara
179 Bab 180 Sandiwara Bara
180 Bab 181 Bara buat ulah
181 Bab 182 Usaha Baru
182 Bab 182 Usaha Baru 2
183 Bab 184 survei toko Baru
184 Bab 185 seru-seruan
185 Bab 186 ada apa dengan jantung ku
186 Bab 187 Persiapan
187 Bab 188 pembukaan cafe bahagia
188 Bab 189 tragedi tabrakan beruntun
189 Bab 190 Menemui Bara
190 Bab 191 Bara menolak di rawat lagi
191 Bab 192 Terpaksa kami bius
192 Bab 192 Harus segera di amputasi
193 Bab 193 Di amputasi
194 Kebencian Abimanyu
195 Bab 196
196 197 meminta melamar
197 Bab 198 Rencana lamaran
198 Bab 199 Persiapan Lamaran
199 Bab 200 Lamaran
200 Bab 201 Alhamdulillah sah
201 Bab 202 Kesepian
202 Bab 203 kesepian 2
203 Bab 204 mencari sang istri
204 Bab 205 Nemu Bayi
205 Bab 206 Mendadak jadi orang tua
206 Bab 207 kebenaran tentang sang bayi
207 Bab 208 Tentang Baby Rayyan
208 Bab 209 Menjenguk Marisa
209 Bab 210 Adopsi
210 Bab 211 Positif Hamil
211 Bab 212 Kembali ke Indonesia
212 Bab 213 kangen bik Mina
213 Bab 213 Makan Bersama
214 Bab 215 Berita duka
215 Bab 216 Pemakaman oma Dianra
216 Bab 217 Baby pinces
217 Bab 218 Aqiqah baby pinces
218 Bab 219 permintaan maaf Bara
219 Bab 220 Selamat jalan papa Bara
220 Bab 221 pembacaan warisan
221 Bab 222 warisan papa Bara
222 Bab 223 Calon Attar
223 Bab 224 pernikahan Attar (TamaT)
Episodes

Updated 223 Episodes

1
Bab 1 Pembantu Gratis
2
Bab 2 kemarahan mama mertua
3
Bab 3 Diusir dan diceraikan hanya karena sibungsu memecahkan pot bunga
4
Bab 4 kontrakan baru
5
Bab 5 Pasukan Bedah Rumah
6
Bab 6 Bertemu Mantan tapi kok mual
7
Bab 7 Curahan hati Anak-anakku
8
Bab 8 dibuang keluarga suami, dikelilingi orang-orang baik dan tulus
9
Bab 9 kesedihan Abimanyu
10
Bab 10 Hari yang baru
11
Bab 11 Ternyata saya sedang hamil
12
Bab 12 ternyata saya sedang hamil 2
13
Bab 13 Bukan kenangan manis yang kami ingat dirumah itu
14
Bab 14 memeriksakan kandungan
15
Bab 14 Bertemu mantan kakak ipar
16
Bab 16 Rencana Naina
17
Bab 17 saling menyayangi
18
Bab 18 bertemu mantan Ibu mertua
19
Bab 19 ngidam mie Titi
20
Bab 20 Persiapan
21
Bab 21 Semoga Berkah
22
Bab 22 Pesona Sari
23
Bab 23 penyesalan Bara
24
Bab 24 Kekampung Naina
25
Bab 25 kembali dengan kekecewaan
26
Bab 26 pasrah pada takdir
27
Bab 27 Baby Athena Dewi Pratiwi
28
Bab 28 kepulangan baby Dewi
29
Bab 29 Ungkapan Hati Ghani
30
Bab 30 Bismillah berkah
31
Bab 31 pesanan pembawa berkah
32
Bab 32 Bahagia itu sederhana
33
Bab 33 ternyata pakde dan Abah sahabat kecil
34
Bab 34 Wanita tangguh
35
Bab 35 pemesan kue ternyata mantan ibu mertua
36
Bab 36 ada apa dengan Putra-putraku?
37
Bab 37 Ma papa jahat!!!
38
Bab 38 semangat yang baru
39
Bab 39 Hasil USG Gheisa
40
Bab 40 rencana Bara
41
Bab 41 penghianatan dibalas penghianatan
42
Bab 42 Akhirnya terungkap
43
Bab 43 Akhirnya terungkap 2
44
Bab 44 Rencana penangkapan
45
Bab 45 tertangkap basah
46
Bab 46 Penyesalan nyonya Dianra
47
Bab 47 undangan pernikahan Ghani
48
Bab 48 pesta pernikahan Ghani
49
Bab 49 keinginan Bara
50
Bab 50 Meminta Rujuk
51
Bab 51 Penolakan Naina dan Anak-anak a
52
Bab 52 kegigihan Bara
53
Bab 53 keputusan Bara
54
Bab 54 kesedihan Azka
55
Bab 55 umi sakit
56
Nab 56 Selamat jalan Umi
57
Bab 57 bidadari surgaku
58
Bab 58 pemakaman
59
Bab 59 Ratapan pilu Abah
60
Bab 50 semangat baru untuk abah
61
Bab 61 kurindu senyummu ibu
62
Bab 62 Ghani si pemaksa
63
Bab 63 Ghani vs Bara
64
Bab 64 kejujuran David
65
Bab 65 jawaban doa di sepertiga malam
66
Bab 66 Jawaban Naina
67
Bab 67 lamaran
68
Bab 68 kedatangan istri Ghani
69
Bab 69 ingin membuat malu tapi malah malu sendiri
70
Bab 70 Alhamdulillah
71
Bab 71 Malam pertama yang tertunda
72
Bab 72 ingin bertemu Naina
73
Bab 73 permintaan nyonya Dianra
74
Bab 74 Pertemuan Bara dan Dewi
75
Bab 75 terasa lega
76
Bab 76 ketakutan Naina dan rencana Bara
77
Bab 77 Bara kecelakaan
78
Bab 78 menjenguk Bara
79
Bab 79 Bara Buta
80
Bab 80 David Berburu cilok
81
Bab 81 Naina sakit
82
Bab 82 kehamilan Naina
83
Bab 83 pernikahan sari
84
Bab 84 Naina makin manja
85
Bab 85 david ngidam Rujak
86
Bab 86 makan rujak tengah malam
87
Bab 87 akibat makan rujak
88
Bab 88 orang dari masa lalu
89
Bab 89 Calon pelakor
90
Bab 90 senjata makan tuan
91
Bab 91 Hari anak dan Ayah
92
Bab 92 kompaknya ayah dan anak
93
Bab 93 kebahagiaan semua orang
94
bab 94 Ide cemerlang
95
Bab 95 yang lahiran David apa Naina??
96
Bab 96 baby Devan pulang
97
Bab 97 Dewi dan rencananya
98
Bab 98 sibuknya dewi
99
Bab 99 karena video Dewi
100
Bab 100 pulangnya Baby Devania
101
Bab 101 Bunda kiki dan mami jihan sedang ngidam
102
Bab 102 Dewi merajuk
103
Bab 103 Dewi masih ngambek
104
Bab 104 Mama,mami dan bunda minta maaf ya
105
Bab 105 Lagi-lagi heboh
106
Bab 106 Panik
107
107 Kehilangan
108
Bab 108 belajar tuk ikhlas
109
Bab 109 mencari tau kabar papa Bara
110
Bab 110 Pertemuan
111
Bab 111 kegelisahan Bara
112
Bab 112 Putraku,papa Rindu
113
Bab 113 Kubalas Hinaanmu Nyonya
114
Bab 114 Keputusan Bara
115
Bab 115 Mencoba menemui Attar
116
Bab 116 siapakah Dewi sebenarnya
117
Bab 117 Apakah dia Darah daging ku
118
Bab 118 Apa Arti mimpi ku ini?
119
Bab 119 Pertemuan Nyonya Dianra dan Dewi
120
Bab 120 Kamu Jual saya Beli
121
Bab 121 Hai Nek, bertemu lagi dong!
122
Bab 122 Apalah Arti dari sebuah kasta
123
Bab 123 ingin Pergi karena sudah lelah
124
Bab124 keputusan Tuan Ibrahim
125
Bab 125 Saatnya menggapai bahagia
126
Bab 126 Mulai jengah
127
Bab 127 Maaf saya pergi
128
Bab 128 kebebasan
129
Bab 129 Menuju kehidupan baru
130
Bab 130 Diandra ngamuk
131
Bab 131 silahkan semua pergi
132
Bab 132 Kedatangan Dewi Athena
133
Bab 133 Kedatangan Dewi Athena 2
134
Bab 134 kebimbangan Naina
135
Bab135 Akza yang bijak
136
Bab 136 Mencoba untuk legowo
137
Bab 137 liburan dadakan
138
Bab 138 Masih liburan
139
Bab 139 Dewi Hilang
140
Bab140 David merasa Dejavu
141
Bab 141 Bertemu papa Bara
142
Bab 142 kalau ilang ajak-ajak dong
143
Bab143 Heboh si kembar hilang
144
Bab 144 Devan ngan
145
Bab 145 Janji-janji semut
146
Bab 146 Abah Abdul sakit
147
Bab 147 Pesan terakhir Abah
148
Bab 148 Cinta pertama kita telah pergi
149
Bab 149 Pemakaman Abah
150
Bab 150 Ada yang pergi dan Ada yang datang
151
Bab 151 setelah tangis pasti ada tawa
152
Bab 152 Oma Dianra depresi
153
Bab 153 Jadi penghuni RSJ (Rumah Sakit Jiwa)
154
Bab 154 Perusahaan mama.....
155
Bab 155 Bara drop
156
Bab 156 Operasi jantung
157
Bab 157 Kejujuran Naina
158
Bab 158 Kejujuran Naina 2
159
Bab 159 Kebenaran tentang Dewi
160
Bab 160 Kebahagiaan Bara
161
Bab 161 Bara yang positif
162
Bab 162 Kepulangan Bara
163
Bab 163 Bara Cemburu
164
Episode 164 Memaafkan bukan berarti melupakan
165
Bab 165 Kemarahan Abimanyu
166
Bab166 permohonan maaf Bara
167
Bab167
168
Bab168 Meminta hak asuh anak
169
Bab169 Mancuri Dengar
170
Bab 170 Azka malu-malu
171
Bab 171 Menggagalkan rencana Bara
172
Bab 173 Detakan jantung
173
Bab 174 Membantu
174
Bab 175 Beli Ruko baru
175
Bab 176 pindah ke ruko
176
Bab 177 kekecewaan Bara
177
Bab 178 Kedatangan Bara
178
Bab 179 kemalangan Bara
179
Bab 180 Sandiwara Bara
180
Bab 181 Bara buat ulah
181
Bab 182 Usaha Baru
182
Bab 182 Usaha Baru 2
183
Bab 184 survei toko Baru
184
Bab 185 seru-seruan
185
Bab 186 ada apa dengan jantung ku
186
Bab 187 Persiapan
187
Bab 188 pembukaan cafe bahagia
188
Bab 189 tragedi tabrakan beruntun
189
Bab 190 Menemui Bara
190
Bab 191 Bara menolak di rawat lagi
191
Bab 192 Terpaksa kami bius
192
Bab 192 Harus segera di amputasi
193
Bab 193 Di amputasi
194
Kebencian Abimanyu
195
Bab 196
196
197 meminta melamar
197
Bab 198 Rencana lamaran
198
Bab 199 Persiapan Lamaran
199
Bab 200 Lamaran
200
Bab 201 Alhamdulillah sah
201
Bab 202 Kesepian
202
Bab 203 kesepian 2
203
Bab 204 mencari sang istri
204
Bab 205 Nemu Bayi
205
Bab 206 Mendadak jadi orang tua
206
Bab 207 kebenaran tentang sang bayi
207
Bab 208 Tentang Baby Rayyan
208
Bab 209 Menjenguk Marisa
209
Bab 210 Adopsi
210
Bab 211 Positif Hamil
211
Bab 212 Kembali ke Indonesia
212
Bab 213 kangen bik Mina
213
Bab 213 Makan Bersama
214
Bab 215 Berita duka
215
Bab 216 Pemakaman oma Dianra
216
Bab 217 Baby pinces
217
Bab 218 Aqiqah baby pinces
218
Bab 219 permintaan maaf Bara
219
Bab 220 Selamat jalan papa Bara
220
Bab 221 pembacaan warisan
221
Bab 222 warisan papa Bara
222
Bab 223 Calon Attar
223
Bab 224 pernikahan Attar (TamaT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!