"Dia adalah Putri dari Keluarga Jun, yang baru kembali setelah menempuh studi di luar negeri.
Di hari pertunangannya, tunangannya mengkhianatinya dengan bersama adik tirinya.
Tanpa banyak bicara, dia langsung mematahkan kaki sang tunangan.
""Dulu pernah kukatakan, jika kau berani mengkhianatiku, akan kubuat kau menjadi orang cacat."""
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khánh Linh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1
Jun Jiu menarik koper keluar dari bandara, rambutnya yang keriting berkibar dengan setiap langkah. Dia berjalan mendekati sebuah mobil mewah di dekatnya.
Sopir dengan hati-hati membuka pintu mobil, dengan hormat berkata.
"Nona, silakan."
Jun Jiu masuk ke dalam mobil, melepas kacamata hitamnya. Mata hitam yang dalam terlihat, di baliknya ada sedikit kedinginan, memberikan orang perasaan takut yang tak terlihat.
Sopir memasukkan koper ke dalam mobil dan masuk ke dalam.
Jun Jiu meliriknya, dengan nada dingin.
"Bagaimana keadaan mereka selama beberapa tahun ini?"
"Nona, semuanya ada di dokumen ini, apa yang telah dilakukan keluarga Anda selama 4 tahun Anda berada di luar negeri."
Jun Jiu adalah Nona dari keluarga Jun, 4 tahun yang lalu dia pergi ke luar negeri untuk belajar, tahun ini dia baru kembali ke tanah air.
Sopir menyerahkan setumpuk dokumen padanya.
Jun Jiu mengambilnya, membaca setiap baris di dalamnya, sudut bibirnya perlahan membentuk senyuman.
"Sepertinya selama 4 tahun saya tidak di rumah, mereka hampir lupa siapa sebenarnya pemilik rumah ini."
Mobil berhenti di depan sebuah vila besar, pintu mobil terbuka, Jun Jiu turun dari mobil.
Suara sepatu hak tinggi beradu dengan tanah bergema, langkah demi langkah membuat orang merasa sesak napas.
Dari luar, terdengar suara tawa dari dalam.
Jun Jiu berdiri di pintu, melihat pemandangan bahagia di depannya, di dalam, seorang pria paruh baya bersama seorang wanita berpakaian mencolok sedang tertawa dengan seorang gadis, gadis itu memiliki wajah cantik, mata cerah yang polos. Dia tertawa mengejek.
"Senang sekali ya?"
Suaranya bergema, tawa itu langsung berhenti, orang-orang di dalam rumah memandangnya, mata mereka menunjukkan ketidakpercayaan.
Jun Jiu berjalan mendekat, matanya dingin menatap orang-orang yang duduk di sofa.
Beberapa menit kemudian, beberapa orang itu baru tersadar, segera berdiri, menghindar ke samping.
Jun Jiu duduk, menyilangkan kaki dengan sombong.
Pria paruh baya itu tersenyum menjilat, berkata.
"A Jiu, kenapa tiba-tiba kau kembali ke tanah air?"
Jun Jiu meliriknya, suaranya sedingin es.
"Aku tidak boleh kembali?"
Pria paruh baya itu segera melambaikan tangannya, suaranya juga menjadi tergesa-gesa.
"Ayah tidak bermaksud begitu. Hanya saja kau kembali ke tanah air tanpa memberitahu agar ayah dan ibumu menjemput."
"Benar." Wanita berpakaian mencolok di samping juga angkat bicara.
Jun Jiu tertawa, tetapi matanya sedingin pisau.
"Ibuku? Chen Yuanyang, ibuku meninggal sejak aku berusia 16 tahun. Dia adalah kekasihmu, bukan ibuku, jangan lupakan itu."
Ketika Jun Jiu berusia 16 tahun, ibunya Jun Luan meninggal karena sakit parah. Setengah tahun setelah ibunya meninggal, Chen Yuanyang membawa kekasihnya dan anak haramnya ke rumah.
Sejak itu, hubungannya dengan ayah kandungnya juga benar-benar retak, di dalam hatinya, ayah ini sudah lama mati.
Chen Yuanyang tinggal di rumah keluarga Jun, meskipun dia adalah ayahnya, tetapi sebenarnya semua properti keluarga Jun adalah milik Jun Jiu, termasuk rumah ini. Dengan kata lain, Jun Jiu adalah orang yang benar-benar berkuasa.
Jun Jiu berdiri, naik ke atas, dia berjalan ke kamarnya, begitu pintu terbuka, wajahnya langsung menjadi gelap.
Barang-barangnya hilang, di dalam kamar ada barang-barang berwarna merah muda yang lucu, sangat berbeda dengan gayanya.
Kamar ini adalah kamar yang disiapkan khusus oleh ibunya untuknya, tetapi sekarang telah diubah sepenuhnya.
Chen Yuanyang segera menyadari sesuatu, dengan cepat berjalan mendekat.
"A Jiu, jangan marah, adikmu melihatmu tidak pulang, jadi dia menginap saja."
Jun Jiu memelototi gadis yang dengan ragu bersembunyi di belakang wanita itu, suaranya sedingin es.
"Kamarku, orang sepertimu juga berani menggunakannya. Chen Yan'er, aku terlalu baik padamu, bukan? Jadi kau tidak takut mati?"
Chen Yan'er ragu-ragu tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.
Dia hanya anak haram, bahkan ayahnya tidak memiliki kedudukan di rumah, apa yang bisa dia lakukan, bahkan untuk berbicara pun tidak berani.
Jun Jiu mengarahkan pandangannya ke kepala pelayan, memerintah.
"Singkirkan semua barang di kamar ini untukku, desinfeksi sekali, aku tidak tahan dengan hal yang kotor."
Dia sangat membenci orang lain menyentuh barang-barangnya, bahkan hanya satu barang kecil, dia juga merasa kotor.
Kepala pelayan membungkuk, dengan lembut mengangguk.
Segera setelah itu, barang-barang itu satu per satu dibuang tanpa ampun.
Chen Yan'er berdiri di belakang, meskipun tidak tega tetapi tidak berani berbicara. Tangannya mengepal erat, matanya penuh kebencian menatapnya, berpikir dalam hati.
"Jun Jiu, akan ada suatu hari, aku akan merebut semua milikmu. Kau pikir kau bisa terus berdiri di atas dan melihat ke bawah? Sebentar lagi, aku akan membuatmu membayar harganya."
Jun Jiu meliriknya dan kemudian berpaling ke Chen Yuanyang.
"Jaga baik-baik putri kesayanganmu, jika dia masih menyentuh barang-barangku, maka jangan salahkan aku jika aku bersikap kejam padanya."
Chen Yuanyang segera mengangguk.
