King Mafia And Queen Mafia

"Selamat tinggal kawan" ucap Ares menyeringai lalu menekan tangan Violet untuk melepaskan tembakan.

Tuan Alex yang melihat itu langsung berlari untuk melindungi putranya.

Dor

"Ares!" teriak seseorang dengan histerisnya. Orang itu melangkah cepat bahkan sampai berlari untuk melihat langsung situasi di sana, ia sungguh takut jika putranya sampai tertembak. Ketika semakin dekat, orang itu langsung membulatkan kedua matanya dengan mulut terkunci melihat seseorang dari masa lalunya dan kini pria itu sudah bersimbah darah. Orang itu tidak lain adalah Nyonya Laurent.

Seketika orang-orang yang sedang melakukan perkelahian mendadak berhenti dan kompak mengalihkan pandangannya ke arah sosok yang tertembak.

"AYAH!" Evan langsung bergerak menangkap tubuh ayahnya yang akan ambruk ke tanah.

Nyonya Laurent semakin shock dengan mata membulat sempurna melihat keduanya. Tenggorokannya seolah tercekik dan mendadak kedua kakinya lemas tak bertenaga, bahkan jantungnya kembali memompa lebih cepat dan dadanya terasa sesak bak ditikam ribuan jarum.

Bagaimana bisa pria yang sangat dibencinya di dunia ini kembali muncul di hadapannya bersama pria yang seumuran dengan putranya, bahkan wajah mereka mirip bak pinang dibelah dua. Nyonya Laurent seperti mimpi melihat mereka.

Sementara itu, Violet dan ayahnya juga terkejut melihat insiden tersebut. Tapi, lebih parahnya, tuan Keynand tidak menyangka melihat kemiripan Evan dengan pria itu. Ia langsung menduga bahwa sahabatnya Alex memiliki anak kembar.

"Ayah, kenapa kau lakukan ini." ucap Evan memelas sambil memegang perut ayahnya yang terluka akibat terkena tembakan. Darah segar bercucuran keluar tanpa terkendali hingga mengenai permukaan tangannya.

Ya karena ayahnya lah yang terkena tembakan demi melindunginya. Namun ayahnya terkejut melihat sosok si penembak. Matanya tak lepas memandangi sosok si penembak yang wajahnya sangat mirip dengan Evan, anaknya.

Hingga pandangan ayahnya beralih pada sosok wanita yang berdiri di belakang si penembak, seketika itu pula ayahnya terkejut bukan main dan tatapannya berubah sendu hanya melihat wanita tersebut.

Ares menyeringai melihat pemandangan tersebut, ia kembali membidikkan pistolnya ke arah mereka. Namun kali ini sasarannya adalah Evan.

"Laurent" Tuan Alex menatap sendu ke arah wanita yang dicintainya, dimana wanita itu tengah berdiri di belakang si penembak dengan tatapan sulit diartikan dan masih saja terlihat syok.

Sontak Ares langsung mengalihkan pandangannya ke arah belakang, ia terhentak melihat ibunya yang berdiri di belakangnya.

"Mama" gumamnya pelan, kemudian kembali menatap ke arah mangsanya dengan sorot mata tajam. Bagaimana bisa pria paruh baya itu mengenal ibunya, pikirnya.

"Hentikan, jangan menembaknya nak! mereka keluargamu. Dia adalah ayahmu dan saudara kembar mu" ucap suara lemah seseorang dan itu adalah Oma Meggy yang sedang di bantu berjalan oleh kepala pelayan.

Deg!

Deg!

Baik Ares maupun ibunya langsung membulatkan kedua matanya dan tak bisa berkata-kata mendengar ucapan Oma Meggy. Di lain sisi, Evan dan ayahnya juga terlonjat kaget mendengarnya, seketika mereka berempat saling pandang dengan pikirannya masing-masing.

Hal ini sungguh diluar dugaan, pasalnya Oma Meggy tak tenang bila terus berada di dalam rumah, sedang suara-suara perkelahian di halaman rumah terasa menakutkan di indera pendengarannya hingga kembali terdengar suara tembakan. Ditambah putrinya Laurent tak kunjung kembali menemuinya dan hal itu semakin membuatnya khawatir. Maka dari itu ia memutuskan keluar rumah untuk melihat situasi yang sedang terjadi.

Dan betapa terkejutnya Oma Meggy saat melihat pria yang pernah menikah putrinya kini berada di kediaman putrinya. Tidak hanya itu, bahkan sosok pria muda yang begitu mirip dengan cucunya juga berdiri di sana, wanita tua itu semakin yakin bahwa pria muda nan tampan itu adalah cucunya, lebih tepatnya kembaran Ares. Seolah takdir lah yang bergerak mempertemukan mereka kembali.

"Kita harus segera membawanya ke rumah sakit." ucap tuan Keynand. Victor bergerak cepat membantu Evan memapah paman Alex nya.

Evan mengangguk membenarkan ucapan Paman nya, tak lupa ia menatap penuh kebencian kearah Ares yang sudah menembak ayahnya. Merekapun akan segera membawa tuan Alex ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan pertama.

Yuta bersama rombongannya tak ada yang berani menghentikan mereka. Karena tak ada instruksi dari ketuanya. Mereka hanya bergerak melindungi anggota keluarga ketuanya.

Sebelum di bawa pergi, pandangan tuan Alex tidak lepas menatap kearah istri dan anaknya yang baru ia ketahui, hingga pandangannya terasa kabur dan semuanya menjadi gelap.

Sementara Ares dan ibunya tak bergeming di tempatnya, ibu dan anak itu hanya mampu menatap kepergian tuan Alex. Mereka masih memerlukan penjelasan dari Oma Meggy.

"Ayah, kau harus bertahan!" ucap Evan dengan paniknya melihat ayahnya tak sadarkan diri, ia lalu memasukkan ayahnya ke dalam mobil. Kemudian yang lainnya bergegas masuk ke dalam mobil.

Violet terus berusaha melepaskan borgol di tangannya. Ia harus pergi bersama mereka.

"Daddy, jangan pergi!" teriak Violet memanggil ayahnya untuk kembali. Seketika tuan Keynand tak jadi naik ke atas mobil, karena panik ia sampai melupakan misinya untuk menyelamatkan putrinya.

"Jalan" perintah tuan Keynand kepada Victor yang tengah duduk di kursi kemudi.

"Daddy, kau tidak ikut bersama kami?" tanya Victor heran menatap ayahnya.

"Bodoh! aku ingin menyelamatkan kakakmu. Pergilah, Paman Alex butuh perawatan." ucap tuan Keynand kepada putranya.

"Baik Daddy." Victor menggangguk paham dan langsung menancap gas menuju rumah sakit terdekat.

Tuan Keynand berbalik badan lalu melangkah menghampiri putrinya. Namun sayangnya Yuta dan beberapa anggota The Hunter kembali menghadangnya.

Sementara itu, Violet masih terus mencoba untuk melepaskan borgol ditangannya, ia seolah terperangkap dengan pria yang super menyebalkan itu.

"Lepaskan aku bajingan! sampai kapan kau ingin memborgol ku seperti ini. Apa dengan cara seperti ini aku tidak akan kabur darimu hah!. Perlu kau tahu, aku bisa melakukan berbagai cara untuk kabur darimu, karena aku tidak ingin terpenjara di kediaman mu. Apalagi kau menembak orang yang sama sekali tidak bersalah. Aku sangat membencimu!" ucap Violet marah.

"Selamanya kau akan selalu berada di samping ku, ingat baik-baik..kau adalah istriku dan selamanya menjadi milikku seutuhnya. Jadi jangan coba-coba kabur dariku, kalau pun kau ingin mati harus mendapatkan persetujuan dariku, Violet." balas Ares tak main-main dan tatapannya begitu mengintimidasi.

"Kalau begitu sekalian saja kau tembak aku sekarang biar kau puas!, karena sampai kapanpun aku tidak ingin berada di sampingmu. Aku sangat membencimu!" timpal Violet sambil memukul dada bidang Ares.

Ares langsung menangkap tangan Violet untuk menghentikan aksinya. Hingga Oma Meggy menghampirinya.

"Cucuku Ares, cepat susul ayahmu." Ucap Oma Meggy dengan mata berkaca-kaca menyuruh Ares menyusul ayahnya. "Laurent, bawa Ares ke rumah sakit untuk melihat kondisi ayahnya. Apalagi yang kau tunggu, nak. Pria itu terluka di kediaman mu dan kau harus memastikan kondisinya. Dialah ayah dari anak-anakmu!" ucap Oma Meggy dengan mata berkaca-kaca dan Ares tak menggubris ucapan Omanya.

"Kenapa mommy merahasiakan rahasia besar dariku!" ucap Nyonya Laurent hingga air matanya menetes membasahi pipinya.

"Maafkan mommy sayang, semua ini salah mommy!" ucap Oma Meggy berderai air mata.

Bersambung.....