Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.
Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.
Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27 Pembalasan dari Sinta
Sepulang dari sekolah Sinta tidak langsung ke rumah melainkan ingin menemui teman Ayah yang bernama Doni. Dia adalah bawahan kepercayaan Bagas sekaligus orang yang selalu di peralat oleh Bagas.
Sinta tentu tahu pekerjaan Ayahnya, sejak beberapa minggu yang lalu. Tentu karena di beritahu oleh Doni. Sinta merasa kasihan kepada Ibu nya yang selalu di bodohi oleh Ayah. Untuk itu dia akan membalas sakit hati Ibu mulai dari sekarang.
Sinta pun masuk ke dalam kantor tempat Ayahnya bekerja, saat sudah sampai di lobby utama kantor Bagas, kebetulan Doni muncul.
"Om, Om Doni sini deh!." Sapa Sinta sembari melambaikan tangan.
"Sinta, kamu ngapain dateng ke sini?." tanya Doni.
"Aku mau ketemu Ayah mau ngasiin ini Om, nggak tahu tadi ada ojek online yang pagi-pagi udah dateng ke rumah ngirimin berkas ini katanya suruh kasihin ke Ayah atau atasan nya hari ini juga katanya! ya udah deh aku pulang sekolah langsung kemari membawa berkas ini," pungkas Sinta menjelaskan maksud dan tujuannya.
"Loh memangnya Ayahmu gak pulang ke rumah apa Sin? lagian hari ini Ayah kamu masih belum dateng juga tau ke kantor ini, sampai Om capek ngerjain kerjaan dia di sinu dari pagi, belum lagi Om mesti banyak berbohong menutupi semua tingkah laku Ayah kamu itu yang suka seenaknya dalam bekerja." Ucap Om mengeluh.
"Enggak, Om. Ayah nggak pulang lagi semalem. Gak jelas kemana dia, aku dan Ibu juga udah pusing mikirin Ayah itu yang suka seenaknya juga di rumah. Maafkan Ayahku yah Om, lagian ngapain sih Om pake mau nya segala di suruh sama Ayah mulu. Kalau memang Om sudah ngerasa capek ya udah mending nggak usah di kerjain aja kerjaan Ayahku dong, Om! biar dia juga mikir!." balas Sinta.
"Ya ngga bisa gitu dong, Sinta. Ayah kamu kan temen Om dari kecil dan sangat berjasa dalam karir Om di sini. Makannya mau nggak mau, Om harus menuruti semua perintah dan menutupi semua tingkah laku Ayahku itu." timpal Doni.
"Bentar Om, memangnya Ayahku berjasa apa sih sama Om? sampai Om mau saja di peralat oleh Ayahku terus menerus seperti itu?." tanya Sinta penasaran.
"Hhhmmm adalah Sinta, ini rahasia Om dan Ayahmu. Om takut jika rahasia ini terbongkar Om jatuh miskin lagi." pungkas Doni.
"Tenang Om, aku berjanji akan menjamin Om akan tetap berada di perusahaan ini. Tolong Om ceritakan padaku. Tolong Om percaya sama aku! Apa Om mau terus-terusan di peralat oleh Ayah ku seumur hidup?."
"Ya ngga mau lah!." jawab Doni membantah perkataan Sinta.
Akhirnya cerita Doni mengalir, alasan kenapa Doni mau saja diperintahkan semena-mena oleh Bagas. Karena berkat Bagas lah, Doni bisa bekerja di perusahaan ini padahal dia hanya lulusan SMP. Tapi Bagas mau membantu nya untuk membeli ijazah SMA dan memasukkan Doni ke perusahaan tempat Bagas bekerja.
Doni merasa berkat bantuan Bagas kepada dirinya, Doni mampu mengangkat derajat keluarga.
"Kamu janji kan tidak akan bicara pada siapapun kalau aku hanya lulusan SMP."
"Iyah aku janji Om."
"Jadi tadi kamu mau minta apa?."
"Aku minta tolong untuk menyimpan berkas ini di atas meja atasan jika Ayah belum pulang. Bilang aja ada ojek online tadi yang datang ke rumah untuk mengantarkan berkas ini. Sekarang aku pamit dulu yah Om, kasihan temenku udah nungguin di depan."
"Lihat saja Yah, aku memiliki kejutan untuk mu, hahahaa." gumam Sinta dalam hati.
.
.
.
Bersambung...