NovelToon NovelToon
PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Ranimukerje

Istri kedua itu memang penilaiannya akan selalu buruk tapi tidak banyak orang tau kalau derita menjadi yang kedua itu tak kalah menyakitkannya dengan istri pertama yang selalu memasang wajah melas memohon simpati dari banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

"Ayo jalan"

Satu pesan masuk keponsel febri saat dirinya sedang bersantai di dalam kamar dengan AC dan kipas angin menyala kencang. Cuaca siang ini sedang panas menyengat dan febri yang dalam kondisi hamil tentu saja merasa sangat kepanasan. Sejak pagi, sudah 3 kali febri mandi dan itu tak juga membuat gerahnya berkurang.

"Mas" Panggil febri pada wisnu yang saat itu sedang duduk di sofa dengan laptop dalam pangkuan.

Wisnu tak menjawab tapi matanya melihati wajah febri dengan intens sekali.

"Mba intan ngajak ketemuan, hmm....."

Wisnu tetap diam, sengaja membiarkan febri menyelesaikan ucapannya.

"Aku juga pengen makan ice cream yang ada grand city."

Diletakkan laptop diatas meja deoan sofa dan wisnu bangkit melangkah kearah ranjang dimana febri tengah duduk bersandar diatas kepala ranjang.

"Mengidam, hmm?"

Febri mengangguk dengan mengulas senyum tipisnya.

"Boleh, tapi ditemani mama ya? Aku ga bisa nemani soalnya nanti jam 3 ada meeting tapi pulang aku yang jemput. Janji."

Tanpa pikir panjang, febri langsung mengangguk setuju.

"Yaudah kamu siap-siap gih. Aku kebawah cari mama dulu."

"Iya mas, makasih yaa."

Wisnu mengangguk sambil mengusap pucuk kepala itu sampai membuat kedua pipi febri merona karena malu sekaligus senang.

Setelah bersiap dan mendengar banyak wejangan yang tadi semoat wisnu ucapkan akhirnya febri pergi tentu dengan ditemani ibu mertuanya dan diantar oleh sopir.

"Nanti kita beli beberapa baju hamil ya. Mama engap lihat kamu pakai daster yang udah kesempitan mana dasternya itu itu aja."

Febri terkekeh saat mendengar ibu mertuanya menggerutu. Hal itu terdengar menggemaskan karena perhatian yang ditunjukkan begitu tulus. Selama menjadi istri wisnu, febri tak pernah merasa jadi menantu karena dewi begitu baik juga lim kusuma walau ekspresi wajahnya kerap kaku.

Seandainya, nara mau melunak sedikit saja. Kritikan yang selalu terlontar dari mulut dewi sejatinya adalah perhatian yang dikemas dalam kata kata tegas tapi maksudnya sangat baik. Begitu juga lim kusuma, walau banyak diamnya tapi lim kusuma adalah ayah yang luar biasa perhatian.

Duduk di sofa setengah bundar dan mangkuk ice cream ditambah beberapa cake manis yang menggugah selera. Febri tampak antusias menikmati suapan suapan ice cream yang masuk kedalam mulutnya. Rasa manis nan segar bercampur gurihnya susu membuat mood febri meningkat. Terbukti dengan senyum yang terus tersungging diwajah manisnya.

"Tante maaf, saya mau kasih kabar."

Dewi yang sejak tadi lebih banyak menyimak langsung terlihat tegang saat intan manager febri buka suara dengan nada serius.

"Hmm, jadi dua hari lalu ada yang hubungin saya. Dan minta febri untuk jadi model brand khusus ibu dan anak."

Mendengar apa yang intan sampaikan seketika dewi mengendur raut wajahnya.

"Duh, saya kira ada apa. Kalau untuk urusan pekerjaan bisa diskusikan sama febri langsung atau ke wisnu juga ga papa. Kan sekarang febri lagi hamil, takutnya wisnu ga setuju kalau febri ambil kerjaan lagi."

Intan mengangguk paham dan langsung mengalihkan pandangan kearah febri yang tetap asik menikmati ice creamnya.

"Mas wisnu nanti jemput mba, kita omongin pas orangnya udah dateng aja. Tapi aku sih mau ambil, siapa tau bisa lanjut kan. Produk ibu dan baby pasti berkelanjutan."

Intan mengangguk lagi tanda mengiyakan sekaligus setuju dengan usulan yang barusaja febri katakan. Akhirnya mereka melanjutkan obrolan sambil memasuki store khusus menjual pakaian ibu hamil.

Disana, dewi yang nampak antusias sementara febri memilih duduk karena jujur saja kakinya sudah mulai begal karena sejak tadi banyak duduk dan berjalan.

"Feb, mertua mu baik banget.mana sayang gitu ke kamu."

"Ga nyangka kan mba?"

"Iya, aku pikir bu dewi itu bakalan kayak maung. Eh pas udah ketemu malah kayak ibu peri. Terus itu istri pertama kenapa kayak ga seneng punya mertua bu dewi coba."

"Mba tanya ke aku ya aku ga tau kenapa mba. Lagian selama ini aku ga pernah mau tau apalagi tanya tanya."

"Ya bener gitu emang, biar ga jadi perkara kan."

"Hmm" Febri mengangguk.

Untung asistennya ikut serta jadi ada yang memijat kakinya saat ia merebah diatas sofa dengan taj tau malunya. Ibu hamil bebas karena memang akan sangat menyiksa sekali kalau kehamilan sudah memasuki trimester akhir.

"Ini terakhir kali lah kita ajak febri jalan mba in. Aku engap lihat dia begini, perutnya gede jalannya susah napas aja megap megap kayak ikan kurangan air."

"Tince, mulutnya." Febri berseru pelan tapi tince si asisten malah terkekeh tapi tangannya tetap bekerja memberi pijatan pada telapak kaki febri.

"Untung aja mba feb tetep kasih aku gaji full padalah beberapa bulan terakhir ini jobnya dikurangin."

"Besok habis lahiran kan udah mulai normal pemotretan walau belum bisa ikut catwalk."

"Mau tetep kerja feb?" Tanya intan hati-hati.

Sebelum menjawab, febri sempat melirik kearah dimana ibu mertuanya masih sibuk memilih milih pakaian yang digantung.

"Masih lah mba, aku harus tetap kerja. Hidup ga selamanya enak, aku ga akan begini terus."

Raut sedih diwajah febri terlihat jelas. Baik intan maupun tince sudah tau mengenai arah pembicaraan yang febri maksudkan. Mereka akhirnya bungkam. Saling diam dengan pikiran dan perasaan masing masing. Intan dan tince adalah dua orang terdekat febri selama merantau diibu kota dan jauh dari orangtua dan keluarga dikampung.

Sudah pulang sudah sampai dirumah juga bahkan febri sudah mandi dan sekarang sedang nyaman berbaring sambil memeluk bantal khusus ibu hamil yang dipesankan oleh ibu mertuanya disebuah aplikasi oren. Nyaman sekali, setelah lelah setengah hari dan sekarang bisa bebas merebahkan tubuh sambil menikmati dinginnya AC.

"Capek ya?" Wisnu mendekat lalu duduk dipinggir ranjang yang masih ada sisa untuk dirinya duduk.

"Lumayan, tapi aku seneng soalnya bisa keluar jajan dan mama tadi beliin aku banyak baju hamil baru. Soalnya mama tau kalau dress rumahan ku udah pada sempit semua."

Sumringah wajah febri saat menceritakan bagaimana ibunya perhatian membuat wisnu ikut senang karena febri bisa sedekat ini dengan sang ibu. Tidak seperti nara, seandainya nara mau mendekat dan tidak selalu menanggapi buruk semua yang ibunya katakan bahkan lakukan pasti semuanya tidak akan jadi serumit sekarang.

"Mas mikir apa?" Tanya febri karena melihat wajah suaminya berubah sendu.

Dalam hati, febri tau pasti suaminya sedang memikirkan istri pertamanya. Tapi febri memeilih diam tetap berusaha tidak perduli dan tidak mau ikut campur apapun yang berurusan tentang nara.

"Soal kerjaan itu? ......." Suara wisnu menggantung.

"Kalau boleh aku pengrn ambi, kerjanya kan didalam ruanga. Pasti tim juga bakal mempertimbangkan kondisi ku yang lagi hamil. Lagian ini kerjaannya pasti bakal berkelanjutan nantinya. Lumayan mas......"

Febri nyengir, suka uang? Tentu saja febri tetap suka uang dan apalagi uang itu bisa ia hasilkan dari kerjanya sendiri walau sekarang sudah bersuamikan seorang wisnu yang kekayaannya jangan diragukan lagi tapi tetap saja febri ingin menghasilkan sendiri.

#Happyreading

1
sutiasih kasih
klo nara ttp km prthnkn.... yg ada dia makin ber ulah.... dan km pasti akn khilangan febri....
sutiasih kasih
cerai dri nara itu anugrah buat km wisnu....
nara dan org tuanya tak benar" menganggpmu sbg bagian dri keluarga.... mereka hnya mnjadiknmu mesin uang.....
Supriaten Sukarman
masih nyimak
sutiasih kasih
benar benar bebal... otak dangkal kn istrimu nara...
sutiasih kasih
aduh mo smpe kpan km g tegas kr istri dan org tua istrimu wisnu....
miara ular ber bisa kok betah amat wisnu....
jgn nnti bilang nyesel klo febri prgi dri hidupmu krna kmunya menye" g jelas... & msih sja mmberi nara ksempatan brbuat ulah untuk yg ksekian kalinya...
sutiasih kasih
km sndiri yg mnghadirkn madu buatmu nara... jdi jgn merasa trzdolimi...
km permpuan egois... punya kekirangan tpi ttp sja g berubah tetap aja miara pola hidup buruk....
jgn salahkn suamimu bila kelak mmbuangmu nara.... suamimu jga makin lama bkalan muak dgn sikapmu yg semakin g karuan... ap lgi madumu perempuan idaman suami dan mertua...
Anonymous
Syukkaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!