MENGEJAR KESEMPATAN KEDUA

Pagi ini Aluna tidur dengan sangat tidak nyenyak. Namun tidak merusak penampilan nya saat ini untuk pergi ke agensi di mana dia akan memulai karirnya. Karena ponsel nya berada di tangan Kenzo,Aluna jadi tidak tau informasi apa yang akan di sampaikan oleh Ben ataupun pihak agensi tentang rencana pemotretan hari ini.

Maka nya Aluna akan langsung pergi ke kantor majalah tersebut untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan nya. Aluna bertekad menjadi model yang terkenal melebihi Laura.

Saat ini Aluna sudah rapi dan segera keluar dari kamar nya menuju lantai bawah.

Di sana ternyata sudah terlihat Laura yang juga sudah rapi dengan pakaian yang cukup glamor dan mewah nya. Aluna yakin jika wanita itu juga ada pemotretan hari ini.

Tanpa memperdulikan Laura, Aluna berjalan melewati wanita jahat itu.

Sedangkan Laura yang di abaikan oleh Aluna merasa tidak terima.

"Aluna!!! Berani nya kau mengabaikan ku!! Kau hanya anak dari seorang pelakor!! Dan kau sekarang menumpang di rumah ku!!". Ucap Laura yang kesal karena di perlakukan Aluna seperti hantu yang tak kasat mata.

Apalagi semalam gadis itu juga membuat kesal Laura dengan tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan diri nya tentang apa saja yang dia katakan pada Kenzo saat di dalam kamar.

Dan lihat lah sekarang Aluna lebih berani menentang keluarga George.

Seketika Aluna menghentikan langkah nya, bukan kah hal menarik jika pagi ini di penuhi keributan.

Aluna kini merubah ekspresi nya yang tadi kesal, dingin dan juga datar sekarang menjadi lemah dan terlihat polos.

"ada apa kak. Kenapa kakak marah pada ku!". Ucap Aluna dengan lembut dan terlihat lemah ke arah Laura.

Sementara itu Laura yang melihat nya terkejut dan kini terlihat semakin kesal.

"berhenti berpura-pura Aluna sialan!!. Aku sungguh ingin merobek mulut mu itu".

"kakak.. Kenapa kau sangat kejam. aku sungguh takut mendengar nya. Jika ayah dan mama Nancy tau kakak berbicara kasar bukan kah ayah dan mama akan marah".

Laura tertawa geli mendengar ucapan Aluna itu.

"hahaha... Ayah dan ibu ku tidak akan marah pada ku. Kau tau kenapa. Karena aku adalah anak satu-satunya yang mereka akui dan juga di sayangi. Aku bahkan mendapat kan apapun yang ku ingin kan selama ini. Hal yang tidak bisa kau dapat kan". Kata Laura yang membuat hati Aluna menjadi kesal.

Ucapan wanita itu benar ada nya. Dan Aluna kesal dengan kenyataan itu. Tapi Aluna masih mempertahankan senyum manis nya berlagak polos. Aluna berjalan mendekat ke arah Laura dengan senyuman nya dan membisikkan kata-kata kepada kakak tiri nya itu.

"kakak... nikmati kebahagiaan mu saat ini sebelum semua nya menghilang dari hidup mu".

Laura membeku di tempat nya saat mendengar ucapan dari Aluna yang terdengar dingin dan juga sebagai ancaman. Karena setahu nya Aluna tidak pernah berprilaku seperti ini.

"kakak.. Aku akan pergi keluar dan malam ini aku akan pergi dinner dengan kekasih mu. Jadi aku akan pulang terlambat atau mungkin aku menginap di rumah kekasih mu. Jadi tidak perlu menunggu ku saat makan malam". Ucap Aluna dengan senyuman licik nya menatap ke arah Laura yang terpancing dengan ucapan dari nya.

Tanpa menunggu reaksi dari Laura, Aluna mengambil langkah pergi dan bertepatan dengan itu ternyata Ben juga sampai di depan pintu masuk rumah nya.

Pria itu turun dari motor besar nya dan berjalan ke arah Aluna. Lalu memberikan helm yang sengaja dia bawa dari rumah untuk Aluna.

Aluna pikir ucapan Ben semalam hanya formalitas saja. Tapi ternyata pria ini menepati ucapan nya untuk menjemput Aluna.

Aluna tersenyum senang menerima helm tersebut dan memakai nya. Ben adalah satu-satunya teman yang dia miliki saat ini. Bertemu dengan Ben yang notabene adalah teman masa kecil Aluna adalah sebuah hal yang tak terduga. Pasal nya di kehidupan sebelum nya Aluna tidak pernah bertemu dengan Ben lagi semenjak dia dan ibu nya pindah ke rumah sederhana yang di berikan ayah nya. Lagi pula Ben juga pindah saat usia mereka 7 tahun.

Dan mereka bertemu kembali saat Aluna pergi dari mall setelah berdebat dengan Laura beberapa hari lalu secara tidak sengaja.

Saat ini Aluna sudah sampai di depan sebuah gedung yang cukup tinggi dan juga terkenal sebagai agensi permodelan yang melahirkan model-model cantik dan berbakat di negara ini. Dan juga banyak dari model-model itu yang sudah masuk ke dalam kancah internasional.

"tadi malam aku mengirim pesan pada mu tapi seseorang malah membalas nya dengan kata-kata yang sangat kasar. Dan dia bahkan mengatakan jika kau adalah istri nya". Ucap Ben memulai percakapan mereka yang saat ini sedang berjalan masuk ke dalam gedung besar itu.

Tadi malam setelah Kenzo berhasil membuka kata sandi milik Aluna pria itu kemudian membalas pesan yang di kirim Ben dan mengatakan jika diri nya adalah suami dari Aluna. Tapi Ben sama sekali tidak mempercayai nya. Malah pria itu membalas pesan itu akan merebut Aluna dari Kenzo.

Kenzo yang marah langsung memblokir nomor telepon Benedict dari daftar panggilan dan bahkan menghapus nomor pria itu.

Aluna menghelakan nafas nya pendek saat mendengar pengakuan dari Ben.

"ponsel ku di ambil seorang pria gila. Dia kekasih nya kakak tiri ku yang sangat menggangu".

"pantas saja dia memblokir nomor ku".

Aluna tidak terkejut dengan apa yang dia dengar dari Ben. Walaupun ponsel nya memiliki kata sandi tapi pria itu pasti punya seribu satu cara untuk membuka nya. Bukan kah dia pria yang kaya dan juga berkuasa jadi Aluna tidak mencurigai apapun.

"apa dia mengganggu mu?. Jika iya.. maka aku akan membantu mu mengatasi pria itu".

Aluna tersenyum mendengar perkataan tersebut. Belum pernah ada yang berkata seperti itu di dalam kehidupan pertama nya. Di masa lalu Aluna sendirian, itu juga karena cinta buta yang dia miliki untuk Kenzo.

Aluna benar-benar bodoh saat itu.

"tidak perlu Ben.. Aku bisa mengatasi nya. Tapi terima kasih".

Ben menghentikan langkah nya dan hal itu membuat Aluna juga menghentikan langkah nya juga.

"ada apa Ben?". Tanya Aluna yang penasaran dengan sikap Benedict yang kini terdiam.

"um.. Luna.. Sebenarnya aku ingin mengajak mu makan malam hari ini apa kau mau?".

"ku kira ada apa ternyata ajakan makan malam. Tentu saja aku mau Ben. Tapi setelah aku mengambil ponsel ku".

"baiklah Luna aku akan mengantar mu mengambil ponsel dan kita akan pergi bersama untuk makan".

Aluna tersenyum manis ke arah Ben dan mereka melanjutkan langkah ke arah ruang pemotretan.