Menjadi Mempelai Pengganti

Mereka bukan anak kecil yang tak mengerti dengan apa yang barusan mereka lihat, akan tetapi keduanya seakan tak mempercayainya kenapa hal tersebut bisa terjadi. Terutama Kayla, ia belum siap jika harus mengandung anak dari suami yang sama sekali tak pernah mencintainya. Kayla takut jika nantinya Axel malah memintanya untuk menggugurkan kandungan tersebut.

"Apa yang dimaksud dengan positif ini Dok? Apakah maksudnya istri saya hamil?" Axel ingin memastikannya lagi.

"Dokter, katakan padaku bahwa itu tidak benar kan Dok. Tidak mungkin saya hamil 'kan?" Bantah Kayla.

"Tuan, Nyonya. Memang itulah kenyataannya, saat ini Nyonya Kayla memang sedang mengandung. Apakah Nyonya dan Tuan sama sekali belum mengetahui hal ini?" Tanya dokter yang membuat keduanya pun kembali terkejut serta membelalakkan matanya.

"Tentu saja saya tidak tahu Dokter. Saya baru mengetahui saat ini dari dokter," ungkap Kayla.

"Itu wajar saja Nyonya, karena kehamilan Nyonya masih sangat muda. Mungkin belum ada tanda-tanda sehingga Nyonya dan Tuan tidak mengetahui akan hal ini. Saat ini kondisi Nyonya Kayla baik-baik saja, tetapi seandainya hal seperti ini terjadi lagi, saya tidak bisa menjamin akan hal itu lagi. Saya sarankan Nyonya Kayla harus benar-benar menjaga kandungan Anda, begitu juga dengan Tuan Axel sebagai suaminya. Pastikan istri Anda tidak melakukan aktivitas berat, apalagi hal seperti tadi harus terjadi lagi." Dokter kembali memperingatkan pasangan suami istri itu.

"Baik Dokter, saya mengerti," jawab Axel.

"Baiklah Tuan, ini saya berikan resep untuk segera ditebus. Setelah menebusnya dan mengurus administrasi, Tuan Axel boleh membawa Nyonya Kayla pulang," ucap dokter memberikan selembar resep kepada Axel.

"Terimakasih banyak Dokter," ucap Kayla.

"Terimakasih Dokter," ucap Axel pula dan ditanggapi anggukkan kepala oleh dokter.

Setelah itu Kayla dan Axel pun keluar dari ruangan pemeriksaan, di saat itu terlihat Keisha dan kedua orang tuanya yang menunggu dan menatap seakan meminta penjelasan tentang kondisi Kayla saat ini.

"Kayla, bagaimana keadaan kamu Nak?" Sebagai seorang ibu, Karina terlihat paling khawatir dengan anak sulungnya itu.

"Kayla tidak apa-apa kok Ma. Hanya saja disuruh istirahat nanti saat tiba di rumah. Ini ada resep obat yang mau aku tebus, sekalian aku urus administrasinya dulu. Aku titip Kayla ya Ma, Pa," ucap Axel.

"Ya sudah kamu urus saja dulu," jawab Karina.

Lalu segera saja Axel pergi meninggalkan keluarga istrinya itu untuk mengurus segala keperluan Kayla.

"Sini Nak, kamu duduk dulu." Karina menuntun anaknya itu duduk di kursi, sedangkan Keisha tampak tidak suka karena orang tuanya begitu perhatian terhadap kakaknya.

"Apaan sih Ma, Kak Kayla itu kan sudah dewasa, sudah menikah pula. Nggak perlu lah sampai diperhatikan seperti itu, lagipula Kak Kayla jg nggak kenapa-kenapa," hardik Keisha.

"Keisha, jaga bicara kamu! Kayla ini sekarang sedang sakit, wajar saja jika Mama dan Papa memperhatikan Kakak kamu," ucap Raymond.

"Ya aku tahu, apalagi Papa memang selalu seperti itu sedari dulu. Papa lebih sayang dan memperhatikan Kayla daripada aku. Papa tidak pernah peduli denganku," sindir Keisha.

"Kalau Papa tidak peduli dengan kamu, pasti Papa sudah mengusir kamu dari rumah. Papa tidak akan terima kamu kembali lagi!" Tegas Raymond.

"Pa sudah Pa, tidak usah ribut lagi. Ini di rumah sakit. Kamu juga Keisha, jangan pernah berpikiran seperti itu. Kamu dan Kayla sama-sama anak Mama dan Papa, tidak ada bedanya," ucap Karina.

Kayla memutar bola mata malas dan terdiam. Ia sangat malas untuk berdebat dengan orang tuanya saat ini.

****

Saat ini, mereka semua pun telah kembali ke kediaman Askara. Dengan sangat pelan, Axel menuntun istrinya itu untuk masuk ke dalam rumah. Tentu saja hal tersebut sangat membuat Keisha iri, ia merasa sangat tidak suka dan ingin segera menyingkirkan Kayla dari hidup Axel. Menurut Kayla ini sangat berlebihan, meskipun Axel mengatakan hanya bersandiwara di depan kedua orang tuanya.

"Sayang kamu hati-hati ya. Nanti kamu langsung makan dan jangan lupa minum vitaminnya. Karena kata Suster tadi, vitamin ini paling bagus untuk menjaga janin dalam kandungan kamu. Apalagi setelah kamu jatuh dari tangga tadi," ucap Axel.

"Janin?" Tanya Karina yang ingin memastikan apa yang ia dengar tidak salah. Begitu juga dengan Raymond dan Keisha yang penasaran apa maksud Axel tersebut.

"Iya Ma, memang Kayla tadi tidak ada cerita apa-apa kepada kalian?" Tanya Axel yang melihat mereka semua tampak terkejut.

"Tidak. Kayla tidak ada mengatakan apa-apa kepada Mama, Papa maupun Keisha. Maksudnya ini apa? Kamu hamil Sayang?" Tanya Karina menatap wajah Kayla.

"Iya Ma aku hamil. Maaf tadi aku belum sempat cerita ke kalian," ucap Kayla ragu.

"Alhamdulillah," ucap Raymond dan Karina secara bersamaan. Mereka sangat senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu dari Kayla dan Axel.

Sementara Keisha di saat itu terlihat sangat marah, bagaimana bisa Kayla hamil sedangkan Axel mengatakan jika ia tidak pernah melakukan hubungan apapun dengan istrinya.

"Sial! Mana mungkin Kayla bisa hamil kalau mereka tidak melakukan apapun? Jadi selama ini Axel telah membohongiku? Aku tidak bisa terima, lihat saja aku pasti akan membalas perbuatan kalian," batin Kayla seolah menjadi korban. Lalu ia pun segera saja masuk ke dalam rumah terlebih dulu meninggalkan keluarganya itu.

Axel tahu jika di saat ini Kayla Pasti sangat kesal mendengarnya, tetapi mau bagaimana lagi semuanya sudah terjadi. Sembari ia pikirkan bagaimana caranya untuk membujuk kekasihnya itu.

****

Axel mengambilkan makanan untuk Kayla dan setelah itu pun ia memberikan vitamin sesuai anjuran dokter untuk ibu hamil. Ia terlihat begitu perhatian terhadap Kayla, entah karena merasa bersalah atas sikapnya tadi atau karena mengetahui jika Kayla saat ini sedang hamil.

Sebagai seorang istri yang sedang hamil, tentunya Kayla sangat senang mendapatkan perhatian dari suaminya. Akan tetapi perasaannya mendadak nyeri karena mengingat Axel memberikannya perhatian hanya karena saat ini mereka sedang berada di rumah orang tuanya. Jika semuanya tulus, sudah pasti Kayla akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia.

"Kamu kenapa?" Tanya Axel yang melihat istrinya tiba-tiba diam.

"Kamu tidak perlu berpura-pura lagi untuk memperhatikanku Axel, di kamar ini hanya ada kita berdua," ujar Kayla.

"Ck, terserah apa katamu saja. Apa kamu masih tetap mau berada di rumah orang tuamu atau kita kembali ke apartemen hari ini?" Tanya Axel.

"Memangnya kalau aku masih mau tetap berada di sini, kamu akan mengizinkannya?" Kayla bertanya balik.

"Tentu saja aku mengizinkan. Bukankah kondisimu masih lemah? Aku tidak mau terjadi sesuatu jika kamu berada di apartemen sendiri, karena aku harus bekerja besok," jawab Axel.

Kayla tampak terdiam, ia merasa bingung dengan sikap suaminya yang mendadak perhatian kepadanya.

Bersambung …