NovelToon NovelToon
Reckless

Reckless

Status: tamat
Genre:Mafia / Time Travel / Romansa / Tamat
Popularitas:867.3k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Kesempatan kedua setelah bunuh diri karena ditinggal kekasihnya, Cloud Heaven lelaki 23 tahun ingin memperbaiki kesalahannya dimasa lalu dan mempertahankan kekasihnya namun siapa yang menduga ternyata banyak konspirasi dan manipulasi yang dulu tidak diketahuinya yang justru dilakukan orang-orang terdekatnya.
Cloud Heaven bukan bereinkarnasi tetapi 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘸𝘣𝘢𝘤𝘬..

Stay tune with Thorball yg eksis dan narsis 😎🤣

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JUSTINE

Maafkan atas keterlambatan updatenya, dari kemarin pergi berkunjung ke rumah sanak-saudara dan baru sempat ngetik lagi. Part hari ini masih lanjut kemarin, yang rindu Cloud next part ya..

🍂🍂🍂

Aisley mengikuti langkah Ace melewati lorong menuju ruang bawah tanah. Tepat di ujung lorong, pria itu membuka pintu terbuat dari baja dan aroma busuk pun menguar. "Astaga aromanya membuatku mual." Keluh Aisley, pria itu menutup hidungnya dengan sapu tangannya.

Kemudian dua pria itu menjajaki kakinya di anak tangga. Aisley memperhatikan ruangan yang gelap melalui cahaya dari lampu senter yang berada digenggamannya, dan memusatkan perhatiannya pada ruangan yang terdapat lemari tua, satu kursi, dan tambang yang terpasang di langit-langit. Seperti ruang penyiksaan.

"Ace apakah itu kauu?" teriak Damian, saat mendengar suara derap langkah. Pria itu terduduk, mencekram sel dan tubuhnya menggigil.

"Suara siapa itu Ace?"

"Damian, Tuan." Aisley mengernyitkan dahinya. "Keparaat itu telah mencuri kokain dan menjual secara diam-diam."

"Oh Astaga."

"Aceee!!" Teriakan itu lagi. Ace mempercepat langkahnya dan mendekati sel pertama yang ditempati Damian. "Kau berisik sekali kepaarat!!" Bentak Ace, seraya mencengkram kerah pakaian pria itu.

"Berikan aku barang itu, aku mohon," pria itu membungkuk, dan mempertemukan kedua telapak tangannya.

"Kau tenanglah Damian, aku akan memberikannya," kemudian Ace pun mengeluarkan satu bungkus kokain. "Ini yang engkau mau kan, Damian?"

"Iya, Ace." tersirat nada keputusaan dari suara pria itu. Wajahnya terlihat pucat, dan ia sudah sakau.

Dengan matanya berkilat, Ace tersenyum picik. Ia membuka bungkusan bening itu, dan menamburnya bubuk kokain di atas lantai. "Jilatlah, Damian." Perintah Ace.

Damian benar-benar melakukan perintah Ace. Pria itu menjilati lantai yang terdapat serbuk halus kokain.

Menyaksikan Damian seperti seekor anjieng yang sedang menikmati santapan makanan, Ace tergelak.

Sedangkan, Aisley meringis. Namun maniknya tetap memandang pria yang bernasib malang itu.

"Dimana ruangan Justine?"

Ace pun berdiri, "Di sudut ruangan, Tuan." Mereka kembali berjalan menuju ruang dimana Justine berada.

"Itu dia, " Ace menunjuk pria bertubuh ringkih yang sedang tertidur meringkuk membelakangi jeruji besi. Ace membuka pintu sel untuk Aisley, dan membiarkan pria itu masuk.

Justine mendengar suara Ace, tubuhnya bergetar hebat. Pria malang itu ketakutan, dan menerka-nerka siksaan apa lagi yang akan ia dapatkan. Kerusakan pada wajahnya dan kebutaan yang dialami Justine tidak membuat mereka mengasihinya.

"Bagaimana keadaanmu Justine? Kau masih mengingatku?"

Mendengar suara yang tidak asing itu, Justine berusaha mengingat-ngingat tanpa mengubah posisinya.

"Tuan Aisley," ucap dalam hatinya, setelah ia mengingat suara kepala kepolisian itu.

"Sepertinya kau melupakanku." Aisley menghembuskan nafas dengan kasar. Pria itu menumpukan lutut kakinya di lantai yang berdebu dengan satu kakinya ditekuk.

"Apakah kau ingat, dua tahun yang lalu kau menemuiku dan memberikan barang bukti untuk mencobloskan kedua sahabatmu ke dalam penjara?"

Justine mengeram perlahan, Pria itu mengingat kejadian sebelum ia diculik. Bukti itulah yang memisahkan ia dengan keluarganya dan membawanya ke dalam ruangan yang seperti neraka. Aisley menipunya.

Flashback

"Salah satu sahabatmu telah mendatangiku, Helder." Aisley menatap chips yang berada di tangannya.

"Apa maksutmu Aisley?" Helder melepaskan dasi yang melingkar di lehernya.

"Justine datang kepadaku membawakan barang bukti kejahatanmu."

"Apa yang kau katakan?"

"Lihatlah video yang aku kirim ke emailmu."

Helder memeriksa emailnya, dan memutar video yang Aisley kirim untuknya. Video berdurasi setengah jam tersebut, berisi rekaman dirinya tengah memerintah Ace menyuplai barang haram miliknya di pasar gelap, mesin-mesin pembuatan kokain, dan box berisi kokain yang siap dipasarkan.

Helder menggertak, dan mengeram kesal.

"Kau tenanglah kawan, aku akan memberikan barang bukti tersebut. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Berikanlah harga terendah untuk barang harammu untuk ku perjualkan di dalam lapas."

"Baiklah aku akan memenuhi syaratmu, setelah kau memberikan barang bukti tersebut."

"Oke kawan, datanglah ke kediamanku nanti malam."

Helder memutuskan sambungan tersebut. Lalu pria itu memerintahkan Ace untuk menculik Justine dengan merekayasa kecelakaan dan meminta salah satu anak buah lainnya untuk menggantikan Justine mengendarai mobil Justine. Setelah kecelakaan tersebut, Helder memalsukan hasil DNA anak buahnya tersebut.

Flashback off.

Justine akhirnya membalikkan tubuhnya. Rupanya yang rusak membuat Aisley terkejut.

"Aku masih mengingatmu Tuan."

Aisley mematung dan ia benar-benar tidak mengenali Justine. "Kenapa anda diam? Anda terkejut melihat wajahku?" lirih pria itu. "Pasti anda bahagia melihat wajahku seperti ini."

Aisley tidak menghiraukan ucapan Justine.

Justine terkekeh pilu. "Anda tidak ada bedanya dengan dua pria bajiingaan itu!"

Ace murka mendengar ucapan Justine tentang ketuanya. Pria itu berjalan dengan langkah besar, mendekati Justine. "Tutup mulutmu!" Ace menendang perut Justine berkali-kali hingga darah segar keluar dari mulutnya.

"Hentikan Ace," sergah Aisley. Pria itu berdiri dan menahan tubuh besar Ace.

"Kenapa berhenti? Bunuhlah aku Aceee!!" Justine dengan sengaja memancing amarah Ace, agar pria itu membunuhnya. Kematian adalah hal yang paling di tunggu pria malang itu selama ia tinggal di ruangan bawah tanah.

"Tenang saja Justine, tidak akan lama lagi kau akan mati di tanganku!"

"Sebaiknya kita keluar dari sini!" Ucap Aisley lagi.

Bagaimana part kali ini? Semoga ga membingungkan.

Mohon tinggalkan koment dan likenya 😘 Tararengkyuuu

1
Be Mine
Mampir jg ka 🥰
Bundanya Pandu Pharamadina
OTW kita
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author sudah di ijinin baca marathon 👍❤
TAMAT
Bundanya Pandu Pharamadina
dgn harapan Ayah Cloud bisa di selamatkan
Bundanya Pandu Pharamadina
mbak Author bikin kejutan ngga tanggung² bikin pembaca emostis di bikin tergayung².
ahaayyyy hebat nih mbak Authornya bikin makin kita penasaran
Bundanya Pandu Pharamadina
kami pasrahkan nasib para pemain ada di tangan Authornya
Bundanya Pandu Pharamadina
deg degan tarik napas tahan.... cepetan Cloud selamatkan Ayah mu Cloud
Bundanya Pandu Pharamadina
semoga Cloud bisa bertemu dan menyelamatkan Ayahnya
Bundanya Pandu Pharamadina
Ayden sama Alana belum di halalin tapi masukin gool sekarepmu 🤭🤣
Bundanya Pandu Pharamadina
ikutan tarik napas buang hembuskan dan tarik lagi akhirnya plongggggh
Bundanya Pandu Pharamadina
misi Cloud semoga berhasil menghancurkan Chalk
Bundanya Pandu Pharamadina
antara Cloud dan Roti, mbak Author........
kita lebih memilih Roti untuk teman ngopi
🍞☕👍
Bundanya Pandu Pharamadina
kasihan Cloud tahunya Ayah-nya sudah meninggal , Ayah yg membela kebenaran akhirnya di sekap dan di siksa
Bundanya Pandu Pharamadina
Alana, biasanya benci jadi cinta
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak Cloud Hana ❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
Helder dirimu sungguh pebisnis yg kejam
Bundanya Pandu Pharamadina
Hana belahan jiwa nan ke bakalan ke bawa mimpi terus
Bundanya Pandu Pharamadina
Chalk ternyata ayahnya Petter
Bundanya Pandu Pharamadina
visual 👍❤
Bundanya Pandu Pharamadina
andai diriku punya abang, mungkin menyenangkan💕😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!