SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!
"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"
Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.
Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?
IG otor : Kolom Langit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sengaja merusak
Naya yang baru saja tiba di kampus buru-buru mencari Mia, sahabatnya. Gadis pecicilan itu sudah lupa alasannya buru-buru ke kampus pagi-pagi.
Setelah berkeliling mencari, akhirnya Naya menemukannya di kelas.
"Mia, apa kau kenal dengan montir yang tadi aku hubungi?" tanya Naya dengan wajah berbinar.
Mia begitu terkejut karena Naya yang baru datang langsung menodongnya dengan pertanyaan.
"Kau terlambat lagi, Nay..." Mia malah tidak menjawab pertanyaan Naya tentang sang montir.
"Jawab dulu pertanyaanku..."
"Pertanyaan yang mana?"
"Pangeranku... Apa kau mengenalnya?" Naya begitu menggebu-gebu ingin mengenal sosok pria yang baru saja ditemuinya.
"Pangeran? Pangeran yang mana?" tanya Mia bingung.
"Montir yang kau beritahu tadi."
"Oh, Kak Zian... Aku kenal. Kenapa?" tanya Mia heran.
Naya langsung tersenyum bahagia mendengar jawaban Mia. "Apa dia sudah menikah? Ah, tidak... tidak... dia pasti belum menikah. Masa iya, aku harus jadi pelakor. Apa dia punya pacar?" tanya Naya berapi-api.
Mia begitu heran melihat tingkah Naya yang tidak biasanya begitu antusias membicarakan seorang pria. Selama ini Naya begitu cuek tentang urusan pria. Sekeren dan sekaya apapun seorang pria, dirinya tidak pernah peduli.
"Ada apa denganmu, Naya? Memang kenapa dengan Kak Zian?"
"Tolong aku, Mia... Aku mau mengenalnya lebih dekat,"
Dan, ucapan Naya membuat Mia terlonjak. Mia bahkan mengira sahabatnya itu terbentur benda keras sehingga otaknya menjadi miring.
"Kau tidak habis terbentur kan?" tanya Mia seraya meneliti wajah sahabatnya itu. Berharap menemukan bekas benturan.
"Apa? Tidak terjadi apa-apa padaku. Ayolah, berikan aku alamat pangeran itu," Naya merengek bagaikan anak kecil yang meminta permen.
"Kau tahu bengkel kecil yang berhadapan dengan rumahku, kan? Itu adalah bengkelnya Kak Zian."
"Benarkah? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?" Naya semakin antusias mendengar bengkel milik Zian ternyata berhadapan dengan rumah sahabatnya itu.
"Memangnya ada apa? Dia itu hanya seorang montir. Sedangkan kau, di kampus ini siapa yang tidak mengenal seorang Kanaya Indira Adiwinata? Kau bisa mendapatkan siapapun yang kau mau." tutur Mia panjang lebar tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya. Namun ternyata Naya sudah berada di ambang pintu, entah akan kemana
"Hey, Naya... Mau kemana?" teriak Mia.
Sekilas Naya menoleh pada sahabatnya itu, "Mencari pangeranku..."
"Tapi kita kan masih ada mata kuliah..."
"Apa peduliku..." Setelah itu, Naya langsung meninggalkan ruangan kelasnya, entah akan kemana.
"Sepertinya Naya sudah gila..."gumam Mia.
***
Naya sudah ada di parkiran. Gadis itu segera masuk ke mobil dan bercermin di kaca spion, membetulkan make upnya. Dia berencana menyambangi Zian di bengkel miliknya.
"Tapi aku harus alasan apa kesana? Tidak mungkin kan aku bilang mau bertemu dengannya. Pangeran itu terlihat sangat galak. Lebih galak dari dosen-dosen di sini." gumam pelan.
Naya segera melajukan mobil mewahnya meninggalkan halaman kampus, menuju ke arah rumah Mia, lebih tepatnya menuju bengkel milik Zian. Namun, di tengah perjalanan, Naya berpikir sejenak.
Dan seperti mendapat bola lampu di otaknya. Naya kemudian meraih ponsel di dalam tas dan kembali menghubungi nomor Mia.
"Halo, Mia... Apa kau punya kenalan montir selain pangeran?" tanya Naya ketika panggilannya terhubung.
"Mobilmu mogok lagi?" terdengar suara Mia di seberang sana.
"Iya... tolong berikan nomor telepon montir lain yang kau kenal selain yang namanya Zian itu."
"Baiklah, akan aku kirimkan kontaknya."
Naya pun memutuskan sambungan telepon dengan tingkahnya yang centil. Entah rencana apa yang ada di otaknya,
Beberapa saat kemudian ponselnya kembali berbunyi, Mia baru saja mengirimkan nomor telepon seorang montir lain yang diminta Naya.
Gadis itu segera menghubungi nomor itu dan memintanya datang ke lokasi dimana dirinya berada.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang pria dengan mengendarai sepeda motor.
"Permisi, Nona... Apa anda yang menghubungi saya tadi?" tanya seorang pria yang baru saja datang.
"Iya. Aku butuh bantuan."
"Apa ada masalah dengan mobilnya?"
"Tolong rusak mobilku!!" titah Naya tanpa basa-basi. Membuat pria itu membelalakkan matanya.
Gadis aneh, biasanya seseorang menghubungiku untuk minta mobilnya di perbaiki, kali ini malah ada orang yang sengaja ingin mobilnya di rusak. batin pria itu.
Pria itu seperti sedang mengamati Naya dari ujung kaki ke ujung kepala, membuat Naya berdecak kesal.
"Hey, tidak dengar ya, aku bilang apa? Tolong rusak mobilku! Buat tidak bisa berjalan, mesinnya mati atau apalah, terserah." Naya kemudian mengambil semua uang yang ada di dalam tasnya dan memberikannya pada pria itu. "Aku akan membayar berapa pun biaya yang dibutuhkan untuk membuat mobil itu rusak, kalau masih kurang akan aku tambah."
Pria itu hanya mematung menatap uang yang cukup banyak berada di genggamannya.
"Tapi kenapa kau ingin aku merusak mobilmu?" Pria itu sudah bicara dengan bahasa yang lebih santai, karena merasa gadis di hadapannya itu hanya seorang gadis gila.
"Apa aku membayarmu untuk bertanya? Aku kan hanya memintamu merusak mobilku. Lebih parah lebih baik, kalau perlu, buat montir manapun kesulitan memperbaikinya."
Permintaan Naya mulai tidak masuk akal untuk manusia normal. Mana mungkin ada orang sengaja meminta melakukan itu pada mobil mewahnya sendiri.
"Baiklah, aku tidak akan bertanggung jawab untuk kerusakan mobilmu. Dan biaya perbaikannya mungkin akan sangat mahal."
"Kerjakan saja apa yang aku minta." ucap Naya dengan santainya.
Pria itupun membuka penutup mesin mobil bagian depan dan mulai memutus beberapa kabel pada mobil itu, hingga akhirnya, dia selesai dengan urusannya.
Rasakan kau!! Kau memintaku merusak mobilmu kan? Baiklah, akan ku buat kerusakannya menjadi sangat parah sehingga akupun akan kesulitan memperbaikinya.
"Sudah selesai..." ucap pria itu.
"Baiklah, terima kasih... Oh, ya... Apa kau punya nomor telepon derek mobil?"
Apalagi gadis ini? Tadi dia minta aku merusak mobilnya, sekarang dia minta nomor telepon derek mobil.
Walaupun ia sangat penasaran dengan gadis yang baginya aneh itu, ia tetap memberikan nomor telepon penderek mobil yang di kenalnya.
"Aku sudah mengirimkan nomor kontaknya ke ponselmu. Hubungi saja." ucapnya seraya berlalu meninggalkan tempat itu.
"Terima kasih..."
Naya pun segera menghubungi nomor derek mobil itu dengan riang gembira. Merasa itu adalah hari keberuntungannya.
Naya tidak tahu kejutan memalukan apa yang sedang menantinya. Ia terlalu bahagia karena merasa Dewi Amor dan Dewi Fortuna seakan sedang bekerja sama memuluskan rencananya.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil derek sudah tiba di lokasi dimana Naya berada. Dengan segera ia meminta sang sopir membawa mobilnya menuju bengkel milik Zian yang lokasinya tidak begitu jauh dari tempat itu.
Dan ternyata benar, rumah Mia berhadapan dengan bengkel milik Zian. Naya yang ikut di dalam mobil derek senyum-senyum sendiri melihat Zian ada di dalam bengkel sedang memperbaiki sebuah mobil.
Wah, dari jauh saja dia sangat keren, bagaimana dari dekat. batin Naya.
Dan gadis itu kemudian berakting bagai sedang tertimpa musibah besar, masuk ke dalam bengkel milik Zian, dan berpura-pura tidak tahu, kalau sang pujaan hati adalah pemilik bengkel kecil itu.
"Kau?" kata Zian ketika melihat Naya memasuki bengkelnya.
"Eh, Kamu yang tadi pagi membantuku kan? Wah, kebetulan sekali, mobilku rusak lagi..." ucap Naya pura-pura terkejut melihat Zian di sana.
Zian lalu melihat mobil Naya yang baru tiba di bengkelnya dengan di derek.
"Apa kau baru saja menabrak sesuatu?" tanya Zian agak ketus.
"Tidak... Aku tidak tahu apa yang terjadi pada mobilku. tiba-tiba saja rusak..." sahut Naya.
Semua ini karenamu pangeranku, aku segila ini untuk bisa dekat denganmu.