NovelToon NovelToon
My Cold Husband

My Cold Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:407.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Fitria

Sebuah rasa yang sudah ada sejak lama. Yang menjadikan rasa itu kini ada di dalam satu ikatan. Ikatan sah pernikahan. Namun sayang, entah apa masalahnya, kini, orang yang dulu begitu memperhatikan dirinya malah menjadi jauh dari pandangan nya. Jauh dari hatinya.

Alika Giska Anugrah, wanita cantik berusia 25 tahun, wanita yang mandiri yang sudah memiliki usaha sendiri itu harus mau di jodohkan dengan Malik, anak dari sahabat orangtuanya. Lagipun, Giska pun sudah memiliki rasa yang bisa di sebut cinta. Dari itulah, Giska sangat setuju dan mau untuk menikah dengan Malik.

Tapi, siapa sangka, Malik yang dulu selalu mengalah padanya. Kini, malah berbanding terbalik. Setelah menjadi suami dari Giska, Malik malah jadi orang yang pendiam dan bahkan tak mau menyentuh Giska.

Kira-kira, apakah alasan Malik? Sampai menjadi pria yang dingin dan tak tersentuh?! Yuk baca! 😁

Kisah anak dari Anugrah dan Keanu--> (Ketika Dua Anu Jatuh Cinta)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Seusai memindahkan Sarah, Malik dengan sigap mengerjakan pekerjaan rumah. Bahkan ia mencucikan pakaian Shaki, ia lantas menyapu dan mengepel lantai. Lanjut menjemur pakaian. Sedangkan makanan, ia memesan lewat salah satu aplikasi langganan setiap orang.

Bahkan dengan santai nya Malik membersihkan kamar mandi agar tidak licin seusai di pakai mencuci. Dimas yang masih di sana hanya bisa mengatur tanpa membantu. Tapi, seenggaknya Dimas bisa membuat Malik tidak kebingungan di sana lantaran ada teman untuk bicara.

Lalu, setelah Sarah bangun. Kedua pria itu lantas pamit. Sarah benar-benar berterimakasih atas apa yang sudah Malik lakukan. Seenggaknya sekarang ia hanya tinggal makan dan sedikit santai.

Malik langsung ke kedai. Ia ingin menemui sang adik sekaligus menanyakan bagiamana hari-hari saat ia tinggal. Dan begitu sampai sana, ia dapat sambutan pelukan hangat dari sang adik, yang membuatnya heran, bahkan sampai mengerutkan alisnya. "Kamu kenapa, Ka?" tanyanya setelah mengurai pelukan mereka.

"Aku percaya, saiki Mas. Kalau kamu tidak mungkin melakukan hal yang aneh-aneh. Ayo semangat cari bukti kalau Shaki bukan anakmu." ujar Mika dengan mengangkat lengan menyemangati sang kakak.

Malik tertawa. "Tapi, lihat ini." tunjuk Malik pada sang adik. Di wajahnya bahkan tato dari Mika belum hilang dengan sempurna.

Mika meringis, "ya maaf. Kan itu lagi kesel-keselnya sama kamu, Mas!" katanya tak mau salah.

"Iya, iya. Gimana? Lancar cilok?" tanya Malik sembari berjalan ke arah panci, membukanya dan ia langsung melebarkan kelopak matanya. "Ini, habis? Atau kamu hanya bikin sedikit?" tanyanya saat melihat panci kosong.

Mika tersenyum lebar. "Habis dong! Kalau yang jualan anak gantengnya papa Reno, ya jelas cepat ludes." ujarnya bangga, menepuk dadanya sendiri.

Malik memajukan bibir bawahnya. "Ngawur! Kamu pikir kamu saja anaknya papa?" tanya Malik kesal. Membuat sang adik tersenyum lebar dan mendekat. Ia duduk di sebelah sang kakak yang kini sudah duduk di kursi plastik di balik gerobak.

"Tapi, papa masih kesal ya?" tanya Mika.

Malik menoleh ke arah sang adik. "Kamu tahu?"

"Tahu, lah! Kan aku yang ngasih tahu duluan," ucap Mika dengan senyum lebarnya. "Tapi, tadi juga aku sudah kasih tahu papa sama mama, mereka bilang buktikan biar mereka nggak malu sama keluarga ayah." sambungnya.

Malik mengangguk mantap. "Iya, aku mau buktiin besok." jawabnya mantap. "Besok aku ke kantor Yoga terlebih dulu. Jadi, besok kamu masih jualan sendirian. Nggak papa 'kan?"

"Santai saja. Nggak papa, semangat!" teriak Mika menyemangati sang kakak. Membuat Malik tertawa dan meninju pelan lengan adiknya.

Malik lantas membantu bersih-bersih kedai. Tak merasa lelah sama sekali, padahal ia baru saja selesai bersih-bersih di rumah Sarah. Mika juga banyak cerita tentang bagaimana pengalaman saat berada di puskesmas saat menemani Sarah lahiran. Malik tertawa saat mendengar bagaimana emosinya sang adik saat di kira suami dari istri siri nya itu.

Akhirnya selesai beres-beres dan bersih-bersih kedai. Kedua pria berparas tampan itu lantas naik ke kendaraan masing-masing dan pulang. Malik bahkan dari kedai langsung menuju kostan Rere dan Lisa. Ia mengantar kunci agar besok toko sang istri bisa buka kembali. Lalu, setelah dari sana, ia memutuskan untuk pulang kerumahnya.

Rasanya ia begitu lelah. Dan baru terasa saat ia duduk di atas ranjang. Sejenak saja ia ingin memejamkan mata, dan akhirnya ... ia terlelap di sana. Di ranjang yang selalu menjadi saksi bagiamana kesedihan Giska sebulan ini. Yang membuat Malik tidak sabar untuk esok hari. Ia ingin segera mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya selama ini.

..._-_-_-_-_...

Paginya setelah membersihkan rumah, juga ngopi sebentar ia lantas pergi ke kedai. Karena di sanalah ia akan bertemu dengan Dimas kembali. Benar saja, belum ia memikirkan mobilnya, ia sudah dapat melihat Dimas yang tersenyum lebar ke arahnya, berdiri menyambut kedatangan sang sahabat.

Tidak perlu basa-basi, Dimas langsung masuk ke dalam mobil Malik. Dan dia pun lantas mulai melajukan kendaraannya menuju alamat kantor Yoga, sesuai petunjuk sahabat nya itu.

"Kamu yakin? Di sini kantornya?" tanya Malik saat mobil berhenti di depan sebuah gedung.

"Iya, kenapa memangnya?" tanya balik Dimas.

"Kecil." jawab Malik.

"Ya Allaah, Lik. Ini kan kantor cabang, ya kecil." kata Dimas dengan kesalnya.

"Kepagian ya, kita?" tanya Malik lagi. Jelas-jelas ini masih terlalu pagi, tapi ia malah menanyakan sebuah ke bo do han. Dimas tak menjawab, ia lalu mengambil ponsel dan melakukan panggilan. Membuat Malik melihat ke arahnya penasaran. Tapi, ia tak bertanya mungkin sahabatnya itu tengah menghubungi Yoga.

"Ya, di mana?" tanya Dimas pada seseorang yang tengah ia telepon.

"Oh, ya. Kita tunggu." Dimas mengakhiri panggilannya. Memasukan kembali ponsel ke dalam saku celana dan menoleh ke arah Malik. "Kita di suruh buat nunggu di sini." jelasnya.

"Ok!" kata Malik. "Eh, kamu sudah sarapan 'kan?" tanya Malik pada Dimas. Ia tentu akan merasa tidak enak jika mengajak sahabat nya menunggu di sana dengan perut kosong.

"Santai saja. Kamu kayak sama siapa." ujar Dimas. "Aku lagi banyak duit, Lik. Jadi kamu nggak usah khawatir aku sudah sarapan apa belum. Kamu nggak tahu 'kan kalau aku nginapnya do hotel?" tanya Dimas dengan sombongnya.

"Halah. Hotel tanpa Ac bae wis pamer!" jawab Malik sinis. Membuat tawa menggelar dari sang sahabat. (Halah. Hotel tanpa AC saja sudah sombong.)

"Tahu aja kamu." Dimas menonjok lengan Malik. "Daripada di buat beli calon mantu, Lik. Ya mending buat nginep di hotel." sambungnya masih dengan tertawa. Malik hanya menganggukkan kepalanya.

Lalu, tak lama setelahnya mereka mendapati sebuah motor yang masuk ke area depan gedung berlantai tiga itu. Dan dari sana, munculah pemuda yang mereka berdua tahu siapa orangnya mendekat ke arah mobil. Malik lantas membuka pintu dan mengajak Yoga masuk.

"Assalamu'alaikum. Apa kabar, mas-mas?" tanya Yoga pada dua sahabatnya yang ada di dalam mobil. Malik lantas pindah tempat duduk, ia ikut ke bagian belakang. Bersama Yoga.

"Wa'alaikumsallam," jawab Malik dan Dimas barengan. "Apa kabar, kamu?" tanya Malik.

"Alhamdulillah, aku sudah jadi orang kantoran Lik." jawab Yoga dengan bangganya. Tanpa tahu kalau kedua sahabatnya datang untuk berbagai pertanyaan.

"Iya, selamat ya." ujar Malik tulus.

Dimas yang masih duduk di depan itu segera membawa tubuhnya untuk menghadap ke belakang, ke tempat di mana dua orang lainnya berada. "Yo, aku sama Malik minta ketemu kamu tuh mau nanya sesuatu." Kata Dimas.

"Wah, nanya apa nih?" raut wajah Yoga berubah, dari yang mula cerah penuh kesenangan sekarang jadi takut. Seolah tengah menyembunyikan rahasia besar.

1
Nurhayati Nia
mampir thorr
Joelie Anasca
Luar biasa
Rosmaliza Malik
takut pulak kalau terserempak dengan giska dan keluarga malik
Rosmaliza Malik
lantaklah mahal ke murah janji dapat selesaikan masalah.
giska boleh nampak effort kamu tu untuk selesaikan masalah
Rosmaliza Malik
jangan sampai alika mati rasa sama kamu Malik.... komunikasi itu penting dalam rumahtangga
Rosmaliza Malik
ingat kan Mika panggil 'lik' tu Malik 🤭😁
Lsari
baik sih baik, tp kok sama istri malah jahat
Mazzahir 9
gak ada lanjutannya thor
Lienda nasution
ini suami kurang ajar namanya tinggalin saja ngapain hidup sama orang yang gak tau kewajiban dan tanggung jawab
Lienda nasution
Lumayan
Lienda nasution
trus Giska gak punya anak kandung gitu
Lienda nasution
alah...Thor kasian Sarah sudah merana di dunia tidak diterima juga di akhirat kasian Sarah yang baik malah hidupnya kok jadi mengenaskan begitu 😔
Lienda nasution
Laras seharusnya dipaksa untuk minta maaf ke Sarah dan serahkan kasusnya ke polisi biar tahu rasa dia
Lienda nasution
bagus itu Giska jangan hub Malik salah dia kenapa berani nikahi kami ee...setelah itu malah cuek sama istri emang gak sakit apa dicueki selama masa perkawinan. biarkan saja di Malik itu biar ngerasain juga dicuekin
Lastri Naila
Luar biasa
Lienda nasution
ah....gak seru lah Thor cepat x si Giska berbaikan dgn si oon Malik itu enak sekali dia bukan sedikit waktu yang diberikannya ke Giska dgn sikap dan gaya yang cuek + dingin pembacanya kecewa Thor ,😜
Lienda nasution
Malik ....Malik ...sewaktu orangnya ada disampingmu tidur kamu gak pernah mau bersuara giliran sudah pergi e....dikejar kejar.....apa sudah Hank kamu Malik gak normal n gak jelas banget termasuk kategori idiot kamu
Lienda nasution
dzalim ini Malik mau untuk sendiri main didua sisi, jika terbukti anakmu dan Sarah terus cerai gitu dan jika tidak terbukti terus pernikahanmu lanjut gitu, memang Giska sebodoh kamu...dasar laki laki plin plan gak bisa dipercaya
Rini Maryani
lanjut reina
Jusmiati
harus Nya cerita klau ada masalah bukan diam.....
nolong orang justru menyusahkan diri sendiri dan menyakiti keluarga.... hedeeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!