Keluarga Untuk Anakku

HAPPY READING

“bagaimana mungkin kamu bisa bicara seperti itu saat kenyataanya mengatakan jika arumi tidak bersalah, mas?” tanya tyas menatap tak percaya suaminya itu.

“dia bersalah karena berani mencintai bintang.”

“Mas,” panggil tyas tak percaya mendengar jawaban hutama.

“dia salah karena mencintai cucuku,” jawab hutama lagi.

“apanya yang salah, mas? Bintang juga mencintainya kan? Salah karena dia Wanita dari keluarga tak mampu?” tanya tyas.

“tentu. Dia berani mencoreng nama baik keluarga Nagara,” ucap hutama tegas.

“aku setuju kamu meminta arumi untuk menjauhi bintang, mas. Tapi ini? Jalan kamu salah memisahkan mereka dengan cara seperti ini,” ucap tyas lagi.

“menjadikanya tersangka dan pembunuh kintani adalah jalan satu-satunya agar bintang membenci arumi. dengan begitu bintang bisa membuka hatinya untuk agnes dan mereka akan menikah. Agnes lebih pantas untuk bintang dari pada arumi. agnes sepadan dengan kita. Dia Wanita terpelajar dan jelas bibi, bebet serta bobotnya. Sedangakan arumi? jelas kita tidak sepadan dengannya,” jawab hutama mengakui tujuannya yang sebenarnya.

“kamu keterlaluan, mas. Aku tidak akan biarkan ini terjadi,” ucap tyas tegas.

“berani kau melawanku?” ucap hutama menatap tyas tajam.

Tyas diam. Kalau sudah begini, dia tidak bisa melawan. hutama dengan segala kemarahannya akan menciptakan dampak buruk pada banyak hal.

“beruntung aku hanya memasukkannya ke penjara. Jika tidak ada kasus ini, maka aku akan membuangnya ke tengah laut. Dan satu lagi, jika ada orang lain yang tahu ini, maka lihat apa yang bisa aku lakukan!” ucap hutama mengancam tyas untuk tetap tutup mulut atas semua yang telah di ketahui.

Tyas duduk di pinggir Kasur setelah hutama keluar dari kamar. Kepala Wanita itu berdenyut setelah apa yang terjadi. “maaf jika kamu harus jadi korban kekuasaan suami nenek, arumi.”

…..

Agnes sampai di Jakarta setelah kembali dari rumah arumi. dia langsung ke firma hukum tempatnya bekerja untuk menemui rekan satu timnya.

“agnes, gimana?” tanya tasya melihat agnes yang baru datang.

Agnes menggeleng lesu. Tasya dan rendi saling pandang. “apa maksudmu?” tanya rendi tak paham.

“berkas sekolah arumi sama sekali gak ada,” jawab agnes lirih.

“bagaimana bisa? Bukannya arumi sendiri yang mengatakan kalau berkas sekolahnya ada di ruamhnya,” ucap tasya heran.

“harun sudah lebih dulu sabotase,” jawab agnes jujur yang membuat tasya dan rendi terdiam.

“aku tidak habis pikir,” ucap rendi menggeleng tak percaya.

“sisi gelap pengacara adalah ayahku,” ucap agnes dengan tatapan sendu menatap lurus ke depan.

“yang penting kita tidak seperti itu, nes. Masih ada pengacara yang jujur dan tulus. Kita contohnya,” ucap tasya mencoba menghibur sahabatnya.

“aku akan selalu berusaha agar tidak seperti ayahku,” ucap agnes tulus menatap tasya dan rendi bergantian.

“kita akan tunjukan sisi baik dan jujurnya seorang pengacara,” ucap rendi yang dianggukki agnes dan tasya.

“ngomong-ngomong, kapan ayahmu mengambilnya?” tanya tasya penasaran.

“waktu aku datang, aku di datangi ibu-ibu sana. Tetangganya arumi. mereka bilang kalau tiga hari yang lalu juga ada pengacara yang datang mengambil bukti untuk arumi. ada dua orang dan masih muda. Dan sudah pasti jika itu adalah tim ayahku,” jawab agnes menjelaskan.

“tidak salah lagi kalau memang ini sabotase. Tiga hari yang lalu juga kau keduluan oleh ayahmu ke sekolah tempat kasus ini terjadi, kan?” agnes mengangguk.

“kau benar, ren,” jawab agnes.

“itu artinya mereka bagi tugas. Ayahmu yang menambah identitas arumi di buku ini dan anak buahnya yang mengambil berkas sekolah arumi,” ucap tasya menyimpulkan semua kejadian yang bersangkutan ini.

“harus ada bukti untuk membongkar semua ini. Apapun yang kita katakana di pengadilan harus perlu bukti. Hakim dan jaksa tidak akan mengabulkan permohonan kita jika tidak ada bukti,” ucap agnes yang dianggukki tasya dan rendi.

“tapi aku mendapat dua benda di rumah arumi,” ucap agnes memberitahu rekannya.

“apa?” tanya tasya.

“nanti aku akan beritahu. Aku akan ke arumi dulu untuk memastikan setelahnya baru aku beritahu,” ucap agnes.

“baiklah. Kami menunggu kabar darimu,” ucap rendi.

Agnes segera pergi dari firma hukumnya dan akan ke penjara untuk menemui arumi.

…..

Bintang, angkasa dan tim lainnya saat ini sedang melakukan penyamaran untuk menangkap bandar narkoba yang sudah menjadi buronan mereka beberapa bulan ini.

“kita kepung dia. Kau ke gang kanan Bersama Lukman dan hilman. Aku sendiri akan kegang kiri,” ucap bintang pada angkasa saat mereka mulai kehilangan jejak.

Angkasa mengangguk. “ayo,” ajak angkasa pada Lukman dan hilman.

Dengan Langkah pelan bintang berjalan memasuki gang itu. Pakaian santai yang dia gunakan memuluskan penyamaran kali ini dari orang awam agar tak mengganggu penagkapan ini.

Saat akan berbelok, bintang melihat punggung orang yang dia maksud. Bintang memperbesar langkahnya dan berjalan dengan cepat. Tahu ada yang mengejarnya, buronan itu berlari menjauh dengan cepat. Dengan cepat bintang ikut berlari.

"BERHENTI KAU!” teriak bintang dan semakin mencepatkan langkahnya.

Sambil berlari bintang melihat situasi. Tidak memungkinkan baginya untuk melepaskan tembakan karena bisa mengganggu warga lain. tapi melihat buronan yang semakin jauh, tidak ada jalan lain.

DOR

DOR

DOR

Tembakan Ketiga berhasil menjatuhkan buronan. Bintang dengan segera berlari dan membekuknya dengan kedua tangan ke belakang. “sudah lama aku mengejarmu,” ucap bintang pada buronan itu.

Buronan itu menatap sengit pada bintang. “dasar bodoh,” umpat buronan itu menatap bintang.

“kau yang bodoh. Tidak pintar bersembunyi tapi beraninya menjadi bandar narkoba,” jawab bintang tegas.

Dengan segera bintang memasang borgol di kedua tangan buronan. Lukman dan dan hilman yang baru datang Bersama angkasa segera membawa buronan itu menuju mobil mereka.

“maaf atas ketidaknyamanannya, ibu dan bapak. Dia adalah bandar narkoba yang sudah lama menjadi buronan. Sekali lagi kami pihak kepolisian minta maaf atas ketidaknyamanannya,” ucap bintang dan langsung pergi Bersama angkasa meninggalkan warga yang masih nampak terkejut.

Saat akan memasuki mobil, bintang menghentikan langkahnya karena merasa seseorang memeprhatikannya. Bintang menoleh. Dia menatap sebuah jendela rumah yang gordennya seperti baru saja di tutup paksa.

“ayo, bintang,” teriak angkasa dari dalam mobil.

Bintang semakin menajamkan sebentar pandangannya. Tapi tidak bisa melihat siapapun. Mungkin hanya perasaanku saja. Batin bintang dan segera memasuki mobil.

…..

Agnes sudah duduk berhadapan dengan arumi.

“apa kamu mendapatkannya, agnes?” tanya arumi dengan senyumnya.

Agnes tersenyum. “sebelumnya ada hal yang ingin aku tanyakan, arumi,” ucap agnes lembut.

“tentang apa?” tanya arumi pelan.

Agnes membuka tasnya dan mengambil benda yang akan dia perlihatkan pada arumi.

“aku menemukan ini di tempat sampah yang ada di kamarmu, arumi. ap aini milikmu?”

DEG

...****************...