NovelToon NovelToon
ISTRI TANGGUH

ISTRI TANGGUH

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Tunangan Sejak Bayi / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Perjodohan adalah sesuatu yang Mazaya benci. Dari setiap novel yang ia baca, selalu saja pihak perempuan yang jadi sosok tertindas. Kadangkala ending cerita sang suami menjadi bucin. Kadang kala ada juga yang berakhir dengan perceraian dengan sang perempuan menikah lagi kemudian hidup bahagia dan laki-laki hidup dalam penyesalan.

Namun bagaimana bila Mazaya lah yang menjadi tokoh seperti dalam novel tersebut, terpaksa menikah karena perjodohan?
Apalagi setelah ia tahu, sosok yang dijodohkan dengan dirinya telah memiliki kekasih.

Sungguh, Mazaya tak ingin melewati proses jadi istri yang tertindas.

BIG NO!!!

Namun untuk ending, siapa yang tahu. Yang pasti, ia tak mau ditindas apalagi oleh sang pelakor meskipun dia adalah wanita yang suaminya cintai. Lalu bagaimana caranya agar ia tidak ditindas oleh pasangan sialan tersebut?

Makanya, yuk tap ❤️ untuk mengikuti cerita selengkapnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di pesta

"Selamat malam tuan Gemilang," ucap seorang pria paruh baya yang didampingi istri dan anak perempuannya.

"Selamat malam," jawab Gemilang datar. Tampaknya pria paruh baya itu pun merupakan salah satu pengusaha yang cukup mengenal Gemilang. Tapi lucunya, mereka hanya terfokus pada Gemilang saja. Keberadaan Mazaya seakan tak kasat mata. Hanya anak perempuan pengusaha itu saja yang menatapnya dengan tatapan tak suka. Mungkin ia menyadari saat melihat tangannya yang melingkari lengan kiri Gemilang.

"Senang bertemu dengan Anda. Oh ya, perkenalkan, ini istri saya dan ini anak perempuan saya. Dia seorang dokter kulit. Ia memiliki sebuah klinik kecantikan yang cukup ternama di kota ini. Ayo sayang, perkenalkan dirimu," ujar pria bernama Herdan itu.

"Syasya," ucapnya dilembut-lembutkan sambil tersenyum manis. Tangannya terulur untuk bersalaman, tapi Gemilang tak menyambutnya sama sekali.

"Tuan, bagaimana kalau kita kapan-kapan makan malam bersama. Siapa tahu Anda bisa mengenal putri saya lebih dekat lalu kita bisa menjalin ... "

"Maaf, istri saya sepertinya haus. Permisi," potong Gemilang yang sudah tahu ke mana arah pembicaraan pria tersebut.

Ketiga orang itu hanya ternganga melihat dan mendengarnya.

"Dia sudah menikah? Kapan? Pasti dia bercanda

" Gumam Herdan tak percaya.

"Tapi tuan saya Gemilang mengatakan yang sejujurnya tuan. Perempuan cantik yang ada di sampingnya itu adalah istrinya," ucap Juna tiba-tiba yang telah berdiri di dekat Herdan dan keluarganya.

"Kalian bercanda kan? Mana mungkin sekelas pengusaha seperti Gemilang menikah tanpa perayaan. Aku yakin, itu pasti sekretarisnya yang seperti biasanya ia ajak." Sanggah Herdan menolak percaya.

"Tapi itulah kenyataannya, tuan. Terserah Anda mau percaya atau tidak. Permisi," ucap Juna yang setelahnya segera berlalu dari hadapan ketiga orang itu yang kini telah memberengut masam.

Gemilang lantas membawa Mazaya ke untuk mencari meja yang kosong. Belum sempat mereka menemukannya, datang sepasang suami istri menghampiri mereka.

"Tuan Gemilang," sapa orang itu membuat Gemilang menoleh lalu ikut tersenyum meskipun tipis.

"Tuan Zevan."

"Senang bertemu Anda kembali." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Saya juga." Sambutnya. "Oh ya, perkenalkan, ini istri saya, Mazaya," ucap Gemilang memperkenalkan Mazaya terlebih dahulu.

"Wah, ternyata diam-diam Anda telah menikah, hm?"" goda Zevan. "Zevan Attarsyah," ucap Zevan pada Mazaya. "Dan ini ... istri saya, Livina." Zevan memperkenalkan Livina pada Mazaya.

"Mazaya," ucap Mazaya sumringah sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Livina," ucap Livina menyambut uluran tangan Mazaya.

"Oh ya sayang, kamu tahu, pembangunan gedung perusahaan kita yang baru itu ditangani oleh perusahaan CB Group milik tuan Gemilang ini. Karena itu, kami bisa saling mengenal." Ucap Zevan sedikit bercerita.

"Wah, benarkah?"

"Hmmm ... tapi saat kami bekerja sama, beliau masih lajang, eh tau-tau udah punya istri, pasti akan banyak barisan gadis-gadis patah hati saat mengetahui berita mengejutkan ini," seloroh Zevan membuat Gemilang pura-pura mendelik tajam.

"Ssst ... jangan bahas itu, saya tak mau istri saya cemburu nantinya," sahut Gemilang seraya melirik Mazaya yang tampak biasa saja. Dalam hati Gemilang sampai merutuk, tak adakah sedikit saja rasa cemburu di hatinya mendengar suaminya banyak disukai gadis-gadis? Sungguh tak sesuai ekspektasi. "Oh ya sayang, kamu tahu, beliau ini adalah pemilik Z$M Kitchenware. Hampir semua perabotan dalam rumah kita, mas pesan dari Z$M Kitchenware."

"Oh ya? Pantas saja, semua perabotan di rumah bagus-bagus dan berkualitas. Menurut yang Zaya dengar juga, harganya masih terbilang terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah ya? Sangat jarang ada perusahaan yang memikirkan harga miring tapi dengan kualitas tetap terjaga." Puji Mazaya. Lalu mereka pun terlibat obrolan singkat sebelum mereka pun akhirnya berpamitan karena ingin segera pulang sebab anak mereka yang menangis tak bisa ditenangkan.

Baru saja Gemilang membawa Mazaya kembali mencari meja kosong , tiba-tiba segerombolan wanita muda dan cantik yang diketahui merupakan sekumpulan pengusaha muda wanita dan beberapa rekan sosialitanya menghampiri Gemilang. Mazaya hanya bisa mendengkus melihat para perempuan yang tak tahu malu menyodorkan diri pada suaminya. Yah, walaupun tak ada yang tahu dirinya adalah istri dari Gemilang, setidaknya mereka harusnya sadar Gemilang datang ke mari tidak sendirian.

Gemilang memang menanggapi mereka dengan datar dan tanpa basa-basi, tapi tetap saja membuat Mazaya kesal. Melihat meja berisi berbagai macam kue, Mazaya pun meminta izin melihat-lihat, tapi Gemilang justru merengkuh pinggangnya dengan posesif hingga terdengar kasak-kusuk kedatangan CEO baru Syailendra Group yang ikut memancing atensi gerombolan pengusaha wanita tersebut.

"Heh, itu CEO baru Syailendra Group kan?"

"Benar. Aku penasaran dengan wajahnya?"

"Kira-kira kenapa ya dia harus pakai masker kemana-mana? Apa wajahnya jelek? Atau rusak?"

Begitulah sedikit bisik-bisik yang terdengar di telinga Mazaya dan Gemilang.

"Mas mengenal perempuan bermasker itu?"

"Kenapa?"

"Tidak kenapa-kenapa. Sepertinya banyak yang ingin berkenalan dengannya. Mas tidak mau menghampiri?"

"Tidak, untuk apa. Lagipula dia bukan CEO sebenarnya." Jawab Gemilang ambigu.

"Maksudnya?"

"Mas yakin, dia bukan CEO Syailendra Group. Sepertinya dia hanya menggantikan atasannya untuk menghadiri acara ini."

"Bagaimana mas bisa mengetahuinya?" Tanya Mazaya yang sudah jedag-jedug. 'Apa mas Elang sudah tau siapa CEO Syailendra Group sebenarnya?'

"Mas cuma nebak aja soalnya bentuk matanya itu mirip kamu, sedangkan dia tidak ada mirip-miripnya sama sekali."

"Hah? Mas bisa hafal sedetail itu dengan bentuk matanya? Apa kalian sudah saling mengenal makanya mas bisa tahu?"

"Entahlah. Yang pasti, mas yakin seperti itu. Udahlah, kamu mau makan? Biar mas ambilkan."

"Benarkah?" tanya Mazaya tak percaya Gemilang mau mengambilkan makanan untuknya, Gemilang pun mengangguk.

"Boleh mas, kalau tidak merepotkan." Jawab Mazaya sumringah.

Gemilang pun segera beranjak mengambilkan makanan setelah sebelumnya mereka mendapatkan meja terlebih dahulu. Saat Gemilang sedang mengambilkan makanan untuk Mazaya, datang seorang pemuda menghampiri Mazaya.

"Mazaya Claudia?" tegur seseorang membuat Mazaya seketika menoleh.

"Arya? Raga?" sahut Mazaya sumringah.

"Astaga, akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi setelah hilang kontak setahun lebih. Kamu apa kabar? Sepertinya makin cantik aja." Ucap Arya, teman kuliah Mazaya dulu. Mereka merupakan putra-putra rekan bisnis Aglian.

"Iya tuh Ya, si Arya kayak orang gila tahu pas tau kamu tiba-tiba ngilang gitu aja," seloroh Raga membuat Arya mendelik kesal.

Mazaya terkekeh mendengarnya, "aku baik. Kalian gimana? Iya, setelah wisuda aku emang langsung diminta kakek pulang buat bantuin kerjaan beliau," papar Mazaya.

"Aku ya begini lah. Tapi kenapa nomor kamu nggak bisa dihubungi lagi? Aku benar-benar khawatir tahu."

"Makanya Ar, kalau cinta itu nyatain, sebelum loe kena tikung. Nah mumpung orangnya ada di sini nih, buruan tembak," sambar Raga cengengesan. Mazaya menelan ludahnya sendiri saat mendengar apa yang Raga ucapkan.

Arya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia salah tingkah sendiri mendengar temannya membuka rahasianya di depan gadis yang ia cintai.

"Loe diem-diem aja kenapa sih, Ga. Gue bisa bilang sendiri," ucapnya kesal yang disambut dengan kekehan oleh Raga. "Ekhem, Ya, seperti yang Raga bilang tadi, sebenarnya gue ... gue ... "

"Sayang, ini makanan kamu," ucap Gemilang tiba-tiba membuat ketiga orang itu menoleh serempak ke asal suara. Apalagi saat Gemilang meletakkan sepiring makanan dan minuman ke hadapan Mazaya. Arya dan Raga lantas menoleh ke arah Mazaya seolah meminta penjelasan. "Mereka teman kamu, sayang?" ucap Gemilang sambil tersenyum misterius membuat Arya dan Raga menelan ludahnya.

Sebenarnya Gemilang telah di dekat mereka sejak beberapa menit yang lalu. Ia pun sebenarnya penasaran siapa kedua laki-laki yang mengajak istrinya mengobrol. Saat mendengar celetukan salah seorang temannya mengenai perasaan temannya satu lagi ke Mazaya. Sontak saja darah Gemilang rasanya mendidih saat tahu ada laki-laki lain selain Jendra yang menyukai isterinya. Sebenarnya wajar saja ada laki-laki yang menyukai istrinya sebab istrinya itu memang cantik walau berpenampilan sederhana sekalipun. Apalagi saat berdandan seperti ini. Meskipun memakai kacamata tebal, tapi kecantikannya tetap terlihat jelas.

"I-iya, mas. Mereka teman ... ya teman aku. Dia ... Arya dan dia Raga," ucap Mazaya memperkenalkan.

"Arya," ucap Arya dengan pikiran bertanya-tanya, siapa gerangan laki-laki yang memanggil Mazaya dengan begitu mesra itu.

Gemilang tak menyambut tangan itu sama sekali. Ia justru bersedekap tangan di depan dada.

"Saya GEMILANG CANDRABUANA, suami dari MAZAYA CLAUDIA," ucap Gemilang dengan sedikit penekanan saat mengucapkan namanya dan nama Mazaya.

Sontak saja Arya dan Raga terkejut bukan main. Apalagi Arya yang seketika melemas. Ia tak menyangka, setelah berhasil bertemu lagi dengan pujaan hatinya, ternyata yang dicinta telah dimiliki laki-laki lain. Miris.

Kini Mazaya tengah berada di toilet. Di saat bersamaan, Windy yang tengah menyamar menjadi Mazaya keluar dari dalam sana. Tapi mereka bersikap seolah-olah tak saling mengenal. Mereka hanya saling memberi kode melalui lirikan mata.

Sekeluarnya dari kamar kecil, Mazaya menuju wastafel ingin mencuci tangan, tapi tiba-tiba ada 3 orang perempuan menghampirinya dan berkata-kata tak pantas padanya. Tak lupa mereka mengunci pintu agar tak ada yang melihat aksi mereka.

"Heh, perempuan sialan, kamu siapanya Gemilang, hah?" sentak salah seorang dari mereka.

Mazaya melirik ketiganya tak acuh sambil membenarkan make up nya.

"Kalian nanya? Kalian bertanya-tanya?" seloroh Mazaya dengan memasang wajah juteknya.

"Heh, kalau ditanya itu jawab, jangan kurang ajar pada kami. Kau tidak tahu siapa kami?"

"Memangnya kalian siapa? Nggak kenal tuh." Jawab Mazaya yang sudah membalik badannya menghadap ke tiga orang itu.

"Dasar kampungan, kau tidak tahu siapa kami? Memangnya kau hidup di zaman purba apa?"

"Kalian itu yang hidup di zaman purba. Kalau kalian hidup di masa sekarang, pasti kalian sudah belajar tata krama, tapi nyatanya kalian tidak memiliki attitude sama sekali." Cemooh Mazaya.

"Dasar kurang ajar. Aku yakin, kau itu hanya istri pura-pura Gemilang, iya kan?"

"Kalau aku benar istri sahnya, memangnya kenapa?" tantang Mazaya.

"Kau ... sepertinya kita harus memberikan wanita ini pelajaran supaya tidak bersikap sombong lagi."

"Kau benar. Cepat, cekal pergelangan tangannya!" titah salah satu dari mereka. Lalu keduanya berjalan ke sisi kiri dan kanan Mazaya dan mencengkram tangan Mazaya agar Mazaya tak bisa bergerak dan memberontak. Mazaya tampak pasrah saja. Ia ingin melihat, apa yang akan dilakukan ketiga perempuan itu. Kemudian salah satu dari mereka, masuk ke dalam bilik toilet dan mengambil gayung yang telah diisi air. Tujuannya tentu ingin mengguyur Mazaya.

Mazaya menyeringai melihat aksi bodoh ketiga perempuan itu. Baru saja perempuan itu hendak mengangkat gayung berisi air itu untuk disiramkan pada Mazaya, Mazaya dengan cepat mengangkat kakinya dan menendang gayung itu ke atas. Lalu dengan gesit, Mazaya menarik tangannya ke depan membuat kedua perempuan itu ikut tertarik lalu ketiganya saling bertabrakan. Dengan secepat kilat, Mazaya mundur ke belakang bersamaan itu gayung berisi air tersebut jatuh dan mengguyur ketiganya membuat mereka menjerit karena kebasahan.

"Aaaakh ... sialan! Brengsekkk kau. Awas kau, kami akan membalas perbuatanmu." Pekik mereka.

"Lakukan saja kalau bisa!" tantang Mazaya sambil tersenyum remeh.

Ketiganya pun maju bersamaan hendak melawan Mazaya, tapi Mazaya berhasil menghindari ketiganya dengan mudah membuat mereka makin emosi. Sadar ia sudah terlalu lama bermain-main, Mazaya lantas memancing mereka menuju ke lantai yang basah hingga akhirnya mereka pun tergelincir bersamaan karena lantai yang licin. Mazaya lantas terkekeh sambil mengibaskan rambutnya.

Puas mengerjai ketiganya, Mazaya pun berjalan menuju pintu untuk keluar. Sebelum benar-benar menghilang dari ambang pintu, Mazaya menoleh ke belakang, "siap-siap saja dengan kejutan besok." Ucapnya dingin membuat ketiga perempuan itu tercekat saat melihat perubahan ekspresi dan nada suara Mazaya.

...***...

Untuk sekedar info aja, di atas othor ada sebutin tokoh Zevan dan Livina, mereka merupakan tokoh dalam cerita othor yang berjudul Livina, Izinkan aku bahagia. Itu merupakan karya perdana othor. Mungkin banyak yang belum tau novel ini cz kebanyakan pembaca othor baru mengenal karya othor dari cerita Pesona Mantan Istri yang Disakiti. Yang berkenan, bisa mampir. Namun, karyanya masih banyak typo. Masih tahap revisi. Harap maklum. Terima kasih. 🙏🙏🙏🥰🥰🥰

...***...

...HAPPY READING. 🥰🥰🥰...

1
Bunda Iwar
Luar biasa
Ira Rachmad
nice story
Lismawati Salam
Luar biasa
Dapur Rinjas
mampir thor
Minarni
setelah anak nya lahir Carla tidak akan pergi 100% pembaca yakin 😅
Minarni
kulkas 100 pintu mulai buncin
Jue Juliza Johnson
Luar biasa
Jumi Eko
bagus
Sisilia Prastiwi
di kamar ada cctv-nya? bahaya donk pas lagi skidipawpaw /Grin/
Mma Aldi
Luar biasa
neng ade
hadir thor 🙏
Su Lastri
lanjut thor
Sisca Audriantie
😉😉😉
Anonymous
ceritanya bagus sangat suka congrats thor terus semangat menulisnya lope u sekebon
Iyan Bos muda
betul,100
Jie Fitri
Luar biasa
Reni Setia
makasih author untuk novelnya
Yulianthy Ethi
Luar biasa
Yulianthy Ethi
Buruk
hanastagladia
Ehh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!