Memey pergi saat mengandung benih dari Dani, majikannya, karena dia takut dipisahkan dari bayinya saat sudah melahirkan nanti, mengingat Rara istri Dani yang sampai saat ini belum juga hamil. Bisakah Memey merawat putranya seorang diri, akankah Dani bisa bertemu dengan putranya. Simak terus ya...
Jangan lupa like and follow Facebook dan IG ku ya...
IG Maria_Rembulan
Facebook Maria Rembulan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Rembulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman Untuk Rara
Dani tidak terima melihat sang istri digerayangi oleh lelaki lain. Tak hanya digerayangi, mereka juga mencumbu istrinya secara bergantian. Dani shock bukan main, jangankan mencumbu, istrinya dilihat oleh lelaki lain saja dia tidak rela apalagi sampai lebih dari itu. Emosi Dani sudah tidak terbendung lagi. Dia langsung menghabisi dua pemuda yang sudah menjamah dan memcumbu tubuh istrinya.
Bugh....Bugh...
"Bajingan, berani kalian menjamah dan mencumbu istriku, aku habisi kalian" pekik Dani emosi.
Dani menghajar kedua pria itu tanpa ampun, darah segar mengalir dari bibir keduanya, hingga akhirnya, keduanya terkulai tak berdaya. Dani langsung memakaikan jas pada tubuh istrinya. Dia pun menggendong istrinya keluar dari tempat terkutuk itu.
Untungnya taksi yang dia tumpangi tadi masih setia menunggunya, sehingga dia tidak perlu mencari taksi lagi. Sesampainya di hotel, Dani langsung merebahkan tubuh Rara di ranjang, kemudian menyelimutinya.
Dani pun mengguyur tubuhnya di bawah shower. Dia merenungi nasib yang menimpa dirinya. Pikirannya buntu. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan istrinya itu.
Selesai mandi, Dani memakai bathrobe hotel, lalu menelepon Papanya. Dani menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Sang Papa menyerahkan semua keputusan kepada Dani, karena dialah yang menjalaninya. Papa Burhan hanya memberi saran saja.
"Jikalau kamu masih bisa memaafkan perbuatannya, maka teruskan pernikahan kalian, dengan catatan kamu harus bisa mengikhlaskan masa lalunya. Namun jika kamu tidak bisa memaafkan maka lepaskan," begitu nasehat Papa Burhan.
Dani pun menunaikan sholat malam, dia harus membeli baju, sarung, dan sajadah terlebih dahulu karena sewaktu datang kemaren dia tidak membawa baju sama sekali. Dani bermunajat pada Yang Kuasa, meminta petunjuknya, bagaimana dia harus bersikap terhadap istrinya.
Paginya, Rara membuka matanya, dia melihat sekeliling, ternyata dia berada di kamar hotel tempat dia menginap, dia merasa lega. Setelah membuka selimutnya, Rara terkejut, karena dia hanya memakai dalaman yang tertutup oleh jas yang sepertinya milik suaminya. Rara pun mencoba mencium wangi parfum yang menempel di jas itu. Benar itu adalah milik suaminya, tapi dimana dia.
Rara pun mencari ke dalam kamar mandi. Nihil. Mungkin lagi pergi keluar, begitu pikirnya. Rara pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Di dalam kamar mandi Rara tersenyum, ketika melihat banyak tanda cinta di tubuhnya, dikiranya dia telah bercinta dengan suaminya.
Dani sudah kembali dari sarapan, dia melihat istrinya tidak ada di ranjang, lalu terdengar gemericik air dari kamar mandi menandakan bahwa dia sedang berada disana.
Dani pun menunggu di sofa. Begitu keluar dari kamar mandi, Rara tersenyum melihat suaminya sedang menunggunya.
"Mas, kapan kamu datang? Kok aku tidak ingat, harusnya Mas bangunin aku," tanya Rara.
"Kamu ingat dimana terakhir kamu berada?" tanya Dani datar.
Rara pun mencoba mengingat kembali, seingatnya dia terakhir berada di sebuah kelap malam bersama dengan dua berondong ganteng. Namun tidak mungkin dia mengakuinya. Bisa marah Dani nanti.
"Terakhir aku di kamar Mas, sehabis makan malam, aku langsung tidur," dusta Rara.
"Pembohong," teriak Dani marah.
"Mas, aku tidak bohong, aku memang di kamar semalam," sanggah Rara.
"Baik, kalau kamu tidak mau mengaku, sekarang kamu cari, dimana baju kamu saat terakhir kamu pakai, tidak mungkin kan kamu ke Bali hanya memakai dalaman saja" sinis Dani.
Rara pun mulai mencari bajunya, seluruh kamar sudah di cari, bahkan kamar mandi dan kolong ranjang pun dia cari, namun nihil, dia tidak mendapati baju yang dia pakai semalam
"Mas, kamu buang kemana bajuku?" tanya Rara.
"Heh! Kamu pikir aku kurang kerjaan apa membuang bajumu," geram Dani.
"Bukankah kita semalam melakukannya Mas, kamu begitu liar sampai bajuku kamu sobek, alibi Rara.
"Mimpi kamu, kalau memang kita melakukannya, lalu kenapa ada darah di bajuku, lihat!" teriak Dani sambil melempar kemeja yang dia pakai semalam.
"Darah siapa ini Mas, kamu berkelahi Mas?" tanya Rara.
"Baiklah, bicara denganmu menghabiskan waktuku saja, Aku jelaskan, kamu dengar baik baik," titah Dani.
Dani POV
Kemaren malam, aku menyusulmu ke Bali, karena aku ingin berlibur denganmu, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, karena aku merasa bersalah telah tidak adil padamu.
Tapi apa yang kudapat? Kamu tidak ada dalam kamar ini, aku telpon ratusan kali tak juga kamu angkat, hingga aku menyuruh anak buahku untuk melacak no hp mu, ternyata kamu berada di kelab malam.
Dan apa yang kulihat disana, kamu sedang dicumbu oleh 2 orang laki laki, yang entah itu siapa, kalau saja aku terlambat datang, mungkin kamu sudah digilir oleh kedua lelaki itu," jelas Dani.
...****************...
"Sudah ingat?" tanyanya.
"Masih tidak percaya, sekarang aku tanya dimana tas dan hapemu, kalau kamu memang ada dikamar ini semalam?" tanya Dani.
Kepingan memori, kejadian semalam terlintas di kepalanya. Rara masih ingat dengan jelas, kalau dia sempat bercumbu dengan kedua lelaki itu, hingga akhirnya dia tak sadarkan diri. Rara pun berlutut di hadapan Dani. Dia menangis tergugu.
"Ampun Mas, aku khilaf, saat itu hatiku kacau kala melihat kamu sedang tidur dengannya, jadi aku langsung saja pergi ke Bali untuk menenangkan diri. Awalnya, aku tidak berpikiran untuk pergi ke kelab malam. Namun salah seorang temanku mengajak aku kesana, karena tidak pernah minum, jadi aku langsung mabuk, Maaf Mas," terang Rara diiringi tangisan palsu.
"Entahlah, apa aku bisa memaafkanku atau tidak, aku butuh waktu untuk memikirkannya, untuk sementara waktu, semua kartu dan atm kamu aku blokir, kamu dilarang keluar rumah selama 1 bulan, dan jika kamu melanggarnya, maka jatuhlah talak 1 untukmu, sekarang kamu pakai pakaian kamu, lalu kita pulang," titah Dani.
"Mas, kamu tidak bisa menghukumku seperti itu, aku tidak tidur dengan lelaki lain, tapi seolah olah kesalahan yang kuperbuat sangat fatal. Lalu bagaimana denganmu yang tidur dengan wanita lain, bisa nggak kamu bayangkan bagaimana perasaanku?" bentak Rara ditengah tangisnya.
"Bukan tidak Rara, tapi belum, kalau saja aku tidak datang kemaren, kamu pasti sudah tidur dengan 2 lelaki itu," bentak Dani tak kalah keras.
"Dan untuk Memey, dia istriku, apa yang kami lakukan itu sah dan tidak melanggar aturan agama, sementara kamu? Kamu tidak bisa menjaga marwahmu sebagai seorang istri," sambung Dani.
"Sekarang kamu cari tas kamu, kamu cari di kelab malam yang tadi malam kamu datangi, karena pesawat ke jakarta akan berangkat pukul 12.45 nanti, dan maaf, aku pulang duluan, karena Ryan bilang ada meeting nanti jam 11," ucap Dani lalu meninggalkan Rara sendirian.
"Mas, jangan tinggalin aku Mas, please. Mas tunggu, Mas. Aarrgh," teriak Rara berusaha mengejar langkah Dani.
Rara hanya bisa menangis, menyesali kebodohannya hanya karena sifat cemburunya. Kini rumah tangganya diambang kehancuran.