NovelToon NovelToon
Ranking Battle

Ranking Battle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Slice of Life / Penyelamat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Sebuah cerita yang mengisahkan si MC untuk bertarung demi menaikkan peringkatnya. Semua orang memiliki peringkatnya masing masing,dari terendah sampai yang tertinggi. Namun,tugas dia bukan hanya menaikkan peringkatnya, namun ia juga terpilih sebagai....-.

RANKING BATTLE adalah sebuah cerita yang berhubungan dengan peringkat, dan level.Semua orang memiliki lambang di lehernya masing masing, sebagai tanda peringkatnya.Tokoh Utama:Fai

Akan kah Fai menyadari ia lah yang terpilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Setelah sampai di nomor rumah sembilan belas, Fai terus melanjutkan langkah nya.

"Kata sensei nomor dua puluh" Gumam Fai. Kalau rumah Fai sendiri, nomornya lima puluh dua.

Ia tepat berdiri di depan rumah yang bernomor dua puluh itu sekarang. Walau sedikit ragu. Ia tetap mengetok pintu rumah nya.

Tok

Tok

"Siapa?" Terdengar suara seseorang yang berasal dari dalam rumah itu. Lalu tak lama setelahnya, keluarlah orang itu.

"Fai?..., Kau tahu dari mana rumah ku?..." Tanya Xans sembari menutup kembali pintu rumahnya. Xans tentu tahu, seharusnya Fai tak tahu rumahnya, ia tak pernah memberitahunya soal itu.

Walau tak masalah juga bila Fai tahu.

"Sensei" Fai menjawab nya dengan singkat. Masih ada kalimat yang ingin ia lanjutkan.

"Ayo kita sembuh kan Zar!" Ajak Fai, suaranya sedikit lebih tegas dan bersemangat dari sebelumnya.

Mendengar itu tentu Xans tidak percaya dengan apa yang di katakan Fai barusan. Baginya Fai hanya bercanda.

"Sembuhkan Zar?.., Bagaimana?" Xans bertanya dengan menaikkan satu alis. Walau tak percaya, tetapi apa salah nya di coba, mana tahu berhasil.

"Dengan obat racikan ku" Lagi lagi Fai berkata seenaknya. Itu hanya alasannya saja. Walau dirinya tahu bukan ia yang meracik. Ia mengakui itu.

Fai berbohong untuk saat ini, baginya itu tidaklah salah, karena bila ia memberi tahu yang sebenarnya, bisa saja pertanyaan akan tertuju padanya, apalagi tentang Rayen, sang artis.

"Ambil pedang mu!" Lanjut Fai, kini ia juga ingin Xans bersemangat seperti dirinya.

"Ayo kita ke hutan Jungle Frost!" Lanjut Fai berkata lagi, tak membiarkan Xans menjawab sedikit pun. Karena mereka harus cepat, apalagi mereka akan ke bukit Barren nanti, Zar harus ikut!.

"O-oke..." Jawab Xans ragu. Ia sepenuhnya tak yakin dengan perkataan Fai. Tapi apa boleh buat, ia menuruti Fai, mengambil pedang nya di P.L.M. Mengikuti Fai.

"Apa kau yakin Fai?.." Xans bertanya. Dirinya sedikit tertinggal tadi. Yang membuat nya sedikit lebih belakang dari Fai.

"Ya" Kata Fai. Penuh dengan kepastian.

"Kita harus menemukan 'Itu' sebelum malam. Agar Zar bisa ikut ke gunung Barren" Lanjut Fai berkata lagi setelahnya. Ia ingin Zar juga ikut bersama mereka nanti.

" 'Itu'? Apa itu?.." Xans bertanya. Tentu ia akan bertanya. Ia ingin tahu benar, apa yang sebenarnya ingin Fai lakukan.

Walau sekarang ia sedikit lebih mempercayai Fai dari sebelumnya. Walau masih sedikit.

Lalu tak lama setelahnya, Fai menjawabnya.

"Gold Frost dan yellow frost" Kata Fai. Ia memberitahunya dengan tenang, namun Xans yang mendengarnya langsung tegang.

"Tapi.. Itu sangat susah di cari!" Kata Xans. Tersentak. Ia juga mengetahui mereka, makanya ia tahu tentang mereka sedikit.

Walau Xans tampak panik dan syok saat ini, tetapi Fai tetap tenang dan sebisa mungkin menunjukkan bahwa ia bukan sedang bercanda.

"Apa kau tak merasa bersalah?.." Tanya Fai. Tanpa menoleh kebelakang. Ia ingin menyadarkan Xans, bahwa seharusnya ia berusaha untuk bertanggung jawab.

Perkataan Fai tadi membuat pandangan Xans turun ke bawah. Ia juga bukan bermaksud begitu, ia justru ingin membantu, bila ada kesempatan. Ia tahu rasanya, pasti sakit. Apalagi dia adalah sahabatnya.

Seketika muka Xans menjadi penuh rasa bersalah. Kali ini ia akan melakukan yang terbaik! Asal ada kesempatan, maka itu belum terlambat! Selama ia masih hidup!, Xans bangkit kembali dalam pandangan tertunduk kebawah, kata kata Fai tadi berhasil membuat Xans tersadar.

...****************...

Bukan dekat itu hutan. Mereka harus memiliki stamina yang cukup. Apalagi mereka jalan, itu membutuhkan lebih banyak lagi energi. Walau sebenarnya tidak terlalu jauh bila menggunakan kendaraan.

Tapi jika tak singgah beristirahat, maka akan sempat, waktu pun tidak akan banyak terbuang.

Makanya, mereka sudah sampai sekarang.

Tak ada tugu. Hanya perbatasan hutan yang ada di sana. Perbatasan rerumputan hijau dan rerumputan yang tampak sering membeku.

Fai bisa mengetahui nya, dikarenakan ada nama tempatnya disana. Tampak nya sekarang akan ada turun salju nanti.

Tanpa basa basi, mereka berdua melewati perbatasan itu. Memasuki wilayah Jungle Frost.

Semakin jauh mereka memasuki hutan itu, semakin dingin pula suhunya. Itu di karenakan ada banyak nya makhluk Es di sana. Bukan karena ada hutan Es di sana lalu semua hewan Es kesana, sebaliknya, hutan ini terbentuk dikarenakan hewan Es yang berkembang biak di hutan itu.

Dan sekarang mereka sudah memasuki hutannya lebih dalam. Suhunya mulai berubah drastis. Rasanya seakan sedang di daerah pegunungan. Mungkin suhunya sekitar -17 atau -19 gitu.

"i.... i.. ini sangat dingin..." Xans berkata dengan tubuh yang menggigil kedinginan. Bahkan rasanya, bisa saja mereka mati membeku disana. Suhunya mulai turun kembali. Makin lama semakin dingin.

"A... Ayo.. Kita mulai... Pencariannya..." Fai Juga ikut kedinginan. Sembari tangan di lipat depan dada, berharap cara itu bisa menghangatkan tubuh nya.

Walau begitu, Fai tampak masih bisa tersenyum.

Mereka terus melangkah maju. Sampai saat cuaca nya benar benar berubah. Angin mulai berhembus berlawanan arah dari mereka. Yang membuat setiap angin yang mengenai bulu mereka, membuat bulunya menjadi tegang.

Dan sekarang mereka harus menghadapi angin yang berhembus sangat kencang, belum lagi suhunya yang menggila.

Dengan Fai yang memimpin jalan, Xans yang sudah tampak menggigil hebat. Fai masih tetap bertahan untuk tidak menundukkan pandangan. Melihat sekeliling.

Dan benar saja, dilihatnya tak ada sama sekali orang, seperti hanya mereka berdua saja di tengah tengah badai angin itu. Entah ada orang yang sedang membutuhkan pertolongan di luar sana. Tetapi sekarang bahkan mereka juga membutuhkan nya. Mereka bisa saja mati kedinginan di tengah tengah badai salju itu.

Walau susah untuk melihat, pandangannya terbatas, angin yang berhembus semakin kencang dan dingin. Ditambah salju nya yang berhembus. Membuat tangan Fai penuh dengan salju sekarang, soalnya tangannya di gunakannya untuk menahan angin yang masuk ke mata.

Itulah badai salju, dengan suaranya yang khas, membuat siapa saja mendengarnya seakan sedang sendirian disana.

Sekarang tampak Xans benar benar menundukkan pandangannya. Hanya Fai saja yang melihat kedepan.

Jalan mereka pun menjadi sangat slow, tertahan oleh angin yang sangat kencang itu. Membuat tubuh mereka bergetar menggigil.

Salju ada dimana mana. Bahkan sekarang mereka sedang memijak salju.

"Tak ada satupun tumbuhan?.." Fai mulai mengeluarkan suara. Walau suaranya tampak lemah dan lemas. Penuh dengan getaran.

'Kalau begini, kami akan mati membeku!' Fai membatin, rasanya, tubuhnya seperti sudah tidak sanggup lagi untuk menahan dinginnya hembusan angin itu. Susah untuk menahan agar tubuhnya tidak terhempas ke belakang.

"Xans... Apa kau masih sanggup?.." Fai bertanya, dengan melirik kebelakang, memastikan nya. Walau tampak tak berdaya.

Terdengar suara Xans yang tengah menggigil. Dengan mata menyipit yang masih menahan masuknya salju.

"Asalkan Zar bisa sembuh..-" Xans mendonga, melihat keatas langit. Walau suaranya terdengar seperti orang sesak nafas.

Namun itu tak bertahan lama, "..- Aku akan ber-u-sa-..." Belum lagi ia selesai, dirinya sudah terjatuh tak berdaya. Pingsan tak sanggup menahan dingin dan kencang nya angin di saat itu.

Tugh!

Telungkup dengan muka yang masuk ke salju.

"Xans!.." Tampak Fai sedang berusaha untuk memutar tubuhnya, berusaha meraih Xans.

Namun akhirnya sama saja.

Dengan angin yang sangat kencang dan dingin itu, mana mungkin Fai bisa menahannya.

Dan... Akhirnya..

Tugh

Fai juga tumbang, pingsan. Di tengah derasnya badai Es kala itu. Dengan Xans yang telungkup, dan Fai yang telentang.

Yang membuat kepala dan tubuh mereka sedikit demi sedikit ter tutup oleh serpihan serpihan salju.

Tak ada kehangatan, hanya suara derasnya hujan salju yang terdengar. Suaranya sangat deras. Dan kini mereka pingsan di tengah tengah salju yang sangat lapang.

Yang membuat siapa pun yang melihatnya tak mengira akan ada seseorang di sana. Yang berarti tak ada harapan

1
LION QUEEN
bagus! , Fai makin keren
LION QUEEN
Luis maksudnya Fai?
LION QUEEN
SEMANGAT!
Anin
Thypo: " Karena aku caranya"> "Karena aku tahu caranya"

/Smile/
Murnila Wati
per bab semakin menarik ...
OvO
semangat
Murnila Wati
lanjut baca .... makin penasaran ..
Murnila Wati
menarik ... seru ... bisa di nikmati .
Murnila Wati
ok
Murnila Wati
ide cerita yg menarik ..ok
Murnila Wati: jempol tuk penulis
total 1 replies
Murnila Wati
good for ide penulis.
Anin
Jangan lupa beri komen nya ya../Grimace/
LION QUEEN: ya.....
total 1 replies
Helen
Ceritanya unik, bikin aku gabisa move on!
Syaifudin Fudin
Ceritanya bikin penasaran thor, lanjutkan!
Guillotine
Gak kecewa sama sekali! 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!