“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10.
“Addduuuuhhhh.” Teriak Respati.
Respati terjatuh karena satu kakinya tersandung kaki meja yang ada di dalam kamar itu. Dia jatuh tersungkur di dekat tempat tidur.
Yayuk yang tadi baru saja terlelap beberapa menit menjadi terbangun, karena mendengar suara benda jatuh di dekatnya dan suara teriakan suaminya mengaduh.
Yayuk membuka kedua kelopak matanya yang terasa berat.
“Pak, ada apa?” tanya Yayuk sambil menatap suaminya yang baru bangkit dari lantai.
“Sampeyan jatuh dari tempat tidur Pak?” Tanya Yayuk sambil mengernyitkan keningnya.
“Sepertinya tadi aku yang di sebelah pinggir.” Gumam Yayuk.
Respati duduk di tepi tempat tidur sambil mengurut urut kakinya. Jantungnya masih berdebar debar kencang. Tetapi juga sedikit lega karena isterinya kini terbangun. Meskipun dia merasakan sakit karena terjatuh.
“Sakit ya Pak? Kok wajahmu sampai pucat begitu.” Ucap Yayuk lalu bangkit dari tidurnya.
Yayuk mengambil botol minyak angin yang ada di meja. Dia tidak tega melihat wajah suaminya yang tampak pucat, menahan sakit dan mengurut urut kakinya.
“Sini aku urut dengan minyak, ini minyak kayu putih tapi aku tambah minyak VCO.” Ucap Yayuk sambil membuka botol minyak anginnya .
Yayuk pun membantu mengurut urut kaki suaminya dengan minyak angin.
“Kok dingin sekali Pak kaki sampeyan.” Ucap Yayuk yang sudah memegang kaki suaminya.
“Bu, aku tidak jatuh dari tempat tidur.. Tapi aku jatuh karena tersandung kaki meja.” Ucap Respati sambil menatap wajah istrinya.
“Hati hati Pak.” Ucap Yayuk sambil masih mengurut urut telapak kaki suaminya yang tersandung.
Respati lalu menceritakan pada Yayuk mulai dari dia terbangun sampai dia terjatuh tersungkur di dekat tempat tidur.
“Suara perempuan menangis atau suara bayi menangis Pak?” tanya Yayuk sambil menatap wajah suaminya yang masih pucat.
“Suara seorang perempuan Bu. Benar tadi suara itu persis sama seperti suara tangis kamu. Aku cepat cepat datangi kamu. Aku kira kamu mimpi buruk. Akan cepat cepat aku bangunkan kamu.”
“Tapi saat aku buka pintu kamar, aku lihat kamu diam saja tidur nyenyak. Lha kok suara tangis itu menjadi beda dan berada di luar rumah macam di teras itu.. hiiiiii... “ ucap Respati masih bergidik ngeri jika ingat dengan suara tangis perempuan tadi.
“Bapak juga diajak kenalan itu Pak. Itu yang jaga pohon duwet. Aku tadi juga Pak. Tapi suara bayi. Aku kira ada orang naruh bayi di teras. Aku bangun tapi suara bayi itu menjauh saat aku sudah di dekat pintu . Aku penasaran Pak.. aku intip dari jendela...” ucap Yayuk sambil membalur kaki suaminya yang dingin dengan minyak anginnya.
“Terus Ibu melihat apa?” tanya Respati penasaran.
“Seperti yang dibilang Mbah Seno dan Pak Sopir taxi. Putih putih, kunti Pak. Kunti bawa bayi..” ucap Yayuk pelan..
Respati yang mendengar cerita dari sang isteri semakin berdebar debar jantungnya. Tubuhnya semakin dingin karena ketakutan.
“Bu, kita cari kontrakan rumah saja Bu. Aku takut Bu.” Ucap Respati sejujur jujurnya.
“Pak, kalau kita cari kontrakan rumah tambah anggaran biaya lagi. Dan semakin memberi keyakinan kalau tempat ini horor tidak layak untuk tempat hunian Pak. Perumahan ini tidak akan laku..” ucap Yayuk.
“Aku kok curiga ini ada kaitannya dengan kematian Yatmi. Perempuan yang dulu pernah kerja di sini Pak. Sampeyan ingat ucapan Pak Sopir kan, yang tidak berlanjut ceritanya waktu mengatakan sejak kejadian....” ucap Yayuk lagi.
Sepasang suami istri itu pun terus berbincang bincang hingga adzan subuh terdengar..
Setelah mereka berdua selesai sholat subuh dan minum kopi. Mereka berdua belum membuka pintu dan membuka gorden jendela ruang depan.
Akan tetapi keduanya kembali terlonjak kaget saat telinga mereka mendengar suara ketukan pintu depan.
TOK
TOK
TOK
“Bu sudah pagi. Apa masih mengganggu kita. Kata orang orang kan mahkluk gaib kalau sudah menjelang subuh mereka gantian tid.. .” Ucap lirih Respati.
Namun belum selesai ucapan Respati telinga mereka berdua kembali mendengar suara..
“Bu, Pak..” Suara di balik pintu. Dan suara itu adalah suara orang yang sudah mereka kenal.
“Ooo Mbah Seno, Bu. Dia meruput..” ucap Respati terdengar lega nada suaranya. Respati pun segera bangkit berdiri akan membukakan pintu buat Mbah Seno.
“Kalau Mbah Seno sudah datang. Biar aku belanja ke warung sendiri ya Pak. Bapak kan sudah ada teman Mbah Seno. “ ucap Yayuk yang juga bangkit berdiri, akan siap siap belanja untuk mencari informasi.
“Iya Bu, jangan lupa belikan aku kantong plastik buat tadah kencing ya.. Biar panci tidak pesing..“ ucap Respati sambil melangkah menuju ke ruang depan.
Respati segera membuka pintu depan. Tampak sosok Mbah Seno kini sudah berganti kostum. Tidak lagi memakai kaos berwarna merah ada tulisan dan gambar lambang salah satu partai. Tetapi berganti kaos berwarna kuning yang juga ada tulisan dan gambar lambang partai.
“Masuk Mbah, ngopi dulu ya..” ucap Respati dengan senyum ramah.
Yayuk yang sudah memakai kerudung dan membawa tas berisi dompet dan hand phone. Melangkah keluar dari kamar..
“Mbah setelah ngopi tolong bereskan kamar yang untuk gudang itu ya.. tadi kok macam ada barang barang jatuh di kamar itu.” Ucap Yayuk sambil terus melangkah.
Yayuk terus melangkah menuju ke motor yang di parkir di teras. Dia pun segera menyalakan mesin motor nya dan terus melajukan motor keluar dari lokasi proyek mangkrak itu.
Saat melewati pintu gerbang di dekat pohon duwet itu. Bulu kuduk Yayuk kembali meremang. Apalagi jika teringat sosok putih putih, rambut panjang bergerai berantakan dengan wajahnya yang pucat pasi ..
“Hiiiiii..” gumam Yayuk bergidik ngeri.
Motor yang dikendarai oleh Yayuk meluncur di atas jalan aspal yang menurun.. dan berapa saat kemudian motor belok kiri mengikuti jalan aspal itu..
“Itu di depan ada warung yang ramai.” Gumam Yayuk saat melihat di depan jarak sepuluh meter ada warung yang ramai.
Yayuk pun memarkir motornya..
Pembeli di warung itu yang hampir seluruhnya kaum hawa itu. Menoleh ke arah suara motor Yayuk yang berhenti di depan warung itu .
“Itu kan motor pemilik proyek mangkrak yang dititip di Pak Kadus.” Ucap lirih salah satu dari mereka.
“Iya tadi aku kira Bu Kadus yang belanja.” Ucap seorang perempuan yang lain.
Orang orang itu menatap ke arah Yayuk yang melangkah menuju ke warung. Ibu penjual pun berhenti sejenak mulutnya yang tadi sedang menghitung barang dagangan yang dibeli oleh salah satu pelanggannya. Dia pun ikut menatap Yayuk.
“Selamat pagi ibu ibu ..” ucap Yayuk sambil tersenyum ramah.
“Selamat pagi Bu.. sampeyan saudara Bu Kadus ya?” ucap beberapa perempuan di warung itu.
“Bukan Bu.. saya Yayuk teman Pak Duta pemilik proyek Pura Argo Nirmala. Saya akan bekerja di proyek itu.” Ucap Yayuk dengan santun.
Bola mata mereka semua membulat mendengar ucapan Yayuk.
“Hah? Sampayen mau melanjutkan proyek mangkrak itu?”
“Oooo makanya pintu pagar terbuka lebar..”
“Sampeyan tidak takut apa?”
“Sampeyan tadi tidur di situ?”
Perempuan perempuan itu mengajukan banyak pertanyaan kepada Yayuk..
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦