Permaisuri Tidak Ingin Mati

Saat Lu Jing Yu sampai di kediaman Raja Rui sudah siang hari dan hampir tiba waktu untuk makan siang. Bibi kepala pelayan Wu menyambut Lu Jing Yu dan bertanya padanya ingin dapur memasakan apa untuk disiapkan saat makan siang.

Lu Jing Yu secara alami tidak mengetahui makanan apa yang dimakan di zaman ini. Tetapi menurut preferensi makanan yang disajikan saat sarapan pagi tadi, semua di bawah standarnya. Mengingat untuk makan makanan seperti itu sekali lagi membuatnya bergidik.

"Permaisuri..." bibi Wu bertanya dengan hati-hati.

"Bawa aku ke dapur. Aku akan memasak sendiri." Lu Jing Yu berbicara setelah berpikir beberapa saat. Yah. Seperti dia mengajari para pelayan merias wajah pagi tadi, dia juga akan mengajari koki di kediaman Raja Rui ini memasak makanan yang enak.

"Permaisuri bukankah ini tidak pantas? Yang Mulia bisa katakan pada kami apa yang ingin Yang Mulia makan. Kaki di kediaman Raja Rui ini cukup baik."

"Tidak ada apa-apa yang bisa aku lakukan. Jadi biarkan aku melihat-lihat agar aku tidak merasa bosan." Tanpa memberi kesempatan bibi Wu menyela, Lu Jing Yu memberi isyarat Xiao Bei untuk menunjukkan jalannya.

Sebagai nona muda dari keluarga kalangan atas, Lu Jing Yu memiliki bermacam-macam keterampilan. Sejak kecil ia sudah mendapatkan banyak pelatihan dan pendidikan yang akan berguna di masa depan. Di dunianya, dia jarang menunjukkan kemampuannya. Tidak disangka setelah datang ke dunia ini keterampilan itu sepertinya akan berguna.

Dapur utamanya kediaman Raja Rui cukup besar. Ada tiga koki utama yang bertugas memasak segala jenis makanan. Dapur utama biasanya hanya memasak makanan untuk Raja Rui dan saat ini tugas mereka bertambah untuk menyiapkan makanan untuk Lu Jing Yu sebagai permaisuri Rui.

Ketiga koki memakai seragam biru muda dengan bentuk yang berbeda. Kepala mereka terbungkus rapat. Mencegah agar rambut tidak akan masuk ke dalam makanan saat mereka memasak.

Lu Jing Yu mengangguk puas. Dia merasa ini tidak buruk. Mereka sudah memikirkan kebersihan makanan.

"Hormat kami Permaisuri." Tiga orang koki yang semuanya laki-laki membungkukkan badannya memberi hormat. Berdiri di belakang mereka, sepuluh orang yang merupakan asisten pelayan mereka juga membungkukkan badan mereka.

"Bangunlah." Lu Jing Yu melambaikan tangannya. Mengajakin matanya mengelilinginya dapur. Melihat bahan apa saja yang tersedia di dapur yang besar itu.

Pandangan matanya tertuju pada sebuah meja dimana beberapa sayuran segar dan berbagai macam daging diletakkan. Ia berjalan dan mulai memperhatikan semuanya. Semua bahan dipilih dengan cermat.

Otak Lu Jing Yu segera bekerja. Memutuskan apa yang akan dia masakan untuk pertama kalinya dia menginjakkan kakinya di dunia novel yang membingungkan ini.

Lu Jing Yu menyingsingkan lengan hanfunya yang lebar saat ia mulai mengambil beberapa bahan. Melihatnya kepala koki segera panik.

"Permaisuri, izinkan kami yang melakukannya." kepala koki mendekati Lu Jing Yu tergesa-gesa. Ia menangkupkan kedua tangannya saat ia memohon.

"Tidak dibutuhkan. Kalian berdiri di sana dan lihat baik-baik. Aku ingin kalian membuat yang sama untuk dihidangkan nanti malam. Kalian sebaiknya memperhatikan dengan baik-baik karena apabila aku menemukan bahwa itu tidak sama nanti malam, aku akan memecat kalian dari kediaman ini." Lu Jing Yu berkata tanpa mau dibantah. Ia sudah er biasa memiliki wewenang untuk memerintahkan seseorang, jadi dia tidak memiliki keraguan untuk melakukannya pada orang-orang di sini.

Lu Jing Yu sudah mulai bekerja. Mengambil daging kambing muda dan meminta Xiao Bei untuk mencucinya dan merebusnya. Lalu menyuruh pelayan lain untuk mencuci sayur dan memotongnya sesuai dengan arahannya. Tiga koki berdiri di samping dan memperhatikan dengan seksama. Takut mereka akan ketinggalan langkah dan membuat mereka kehilangan pekerjaan.

Kepala Koki menatap terkejut saat melihat Lu Jing Yu memasukkan banyak minyak ke dalam panci. Namun sebelum ia menyela, aroma harum mulai menyebar setelah irisan bawang merah dan bawang putih menjadi layu.

"Permaisuri, itu bukan untuk masakan. Itu untuk obat." Koki kepala menyela saat ia melihat Lu Jing Yu mengambil jahe dan mengupasnya.

"Ini?"

"Ya Yang Mulia. Anda tidak dapat memasukkannya ke dalam masakan." Kata koki itu percaya diri.

Lu Jing Yu mengabaikan peringatannya dan memasukkannya ke dalam bumbu tumis sayur setelah mengirisnya tipis. "Eh He." Lu Jing Yu menggerakkan jari telunjuknya di depan. "Jangan menyela dan cukup perhatikan saja." Lanjutnya. Ia memasukkan  sayuran yang sudah dipotong dan menumisnya sebentar sebelum mengangkatnya setelah memastikan rasanya enak lalu meletakkannya di atas piring.

Setelah tumisan masak, Lu Jing Yu mulai mengolah daging kambing yang sudah direbus. Mengirisnya tipis dan memasukkannya kembali ke dalam panci. Memasukkan baHan halus yang sudah ditumbuk oleh pelayan setelah menumisnya.

Lu Jing Yu masih belum puas. Ia mengambil ikan segar dan memerintahkan pelayan untuk membersihaknnya selagi ia menyiapkan bumbu-bumbunya. Ia akan membuat ikan bakar. Lu Jing Yu pecinta pedas, jadi dia memasukkan cukup banyak cabai di dalamnya. Kepala koki melirik kepala pelayan dan meminta bantuan melalui tatapan matanya.

"Permaisuri, memakan terlalu banyak cabai akan membuat perut sakit." Bibi Wu mengerti arti tatapan kepala koki dan segera maju untuk mengingatkan Lu Jing Yu.

"Tidak masalah. Aku suka pedas." Lu Jing Yu tersenyum saat ia memasukkan beberapa cabai lagi dan menumbuknya.

Bumbu siap. Lu Jing Yu segera mengoleskan kecap dan bumbu pada ikan sebelum memakainya di atas arang yang dibuat. Segera, aroma ikan bakar menyeruak di seluruh dapur dan pergi ke sekeliling. Membuat para pelayan yang lewat menghentikan langkah mereka. Mulai mengendur dengan hidung mereka saat mereka mencium sesuatu yang asing tetapi anehnya merasa bahwa itu adalah makanan enak. Para penjaga yang berpatroli bahkan tidak dapat menjaga ketenangannya.

Dalam sekejap, pintu dapur dipenuhi oleh pelayan dan penjaga yang penasaran.

"Apakah itu benar-benar permaisuri?"

"Iya. Aku melihatnya pagi ini."

"Tapi bagaimana mungkin permaisuri yang terkenal sebagai nona muda yang tidak berguna memasak makanan di dapur?"

"Syuuut hei jaga bicaramu. Kalau seseorang mendengar dan melaporkannya pada Permaisuri kamu bisa dihukum."

"Aish. Mulut jahat mulut jahat." Pelayan yang bergosip itu memukul bibirnya sendiri. Memberi pelajaran pada bibirnya karena telah lancang.

"Tapi aku penasaran bagaimana rasa masakan permaisuri."

"Dari baunya sepertinya enak."

Lu Jing Yu mengabaikan semuanya dan menyelesaikan masakannya. Ia bahkan menatapnya dengAn indah di atas piring. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan di tempat ini. Membuatau semau orang kagum.

"Permaisuri anda luar biasa! Semua masakan ini terlihat enak." Xiao Bei adalah orang pertama yang tersadar dari kekaguman mereka.

"Tentu saja. Memasak adalah salah satu keahlianku. Ayo bantu aku bawa ke paviliun." Lu Jing Yu membanggakan diri. Dia menunjuk piring di atas meja.

Lu Jing Yu memasak  cukup banyak makanan siang ini. Dan hanya mengambil porsi kecil untuk dua orang. Jadi sisanya masih banyak.

"Sisanya untuk kalian. Tapi ikannya kalian masak sendiri. Ada bumbu sisa di baskom. Kalian tahu caranya kan?" Lu Jing Yu menatap toga orang koki bergantian saat bertanya. Ketiganyang mengangguk serempak.

"Bagus. Ingat-Ingat bagaimana rasanya. Aku ingin kalian memanak yang sama untuk nanti malam."

"Baik permaisuri."

Lu Jing Yu segera keluar dari dapur. Diikuti Xiao Bei dan beberapa pelayan yang membawa makanan dan perlengkapan makanan untuknya.

...~○○○~...

...♡Permaisuri Tidak Ingin Mati_10♡...

*

*

*

...Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit dan share ya reader......