Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Rencanamu
"Pangeran Runan memasuki istana!"
Teriakan penjaga istana di depan ruang kerja Kaisar menyeret langkah Pangeran Runan, tetapi sang pangeran malah menghentikan langkahnya yang baru setapak ketika mendengar suara merdu di belakangnya.
"Terimakasih, Pangeran Runan."
Pangeran Runan tidak berbalik, dia hanya memutar kepalanya sedikit sambil mengeluarkan suara datarnya. "Nona Zhao tidak perlu begitu sungkan. Perjalanan ini untuk kerajaan dan untuk diriku sendiri, tidak berkaitan dengan Nona Zhao."
Gadis di belakang yang disebut 'Nona Zhao' oleh Pangeran Runan adalah Zhao Jinyue, dia seperti awan di langit yang tampak cerah, lembut dan elegan dalam balutan hanfu berwarna biru muda.
"Perkataan Jinyue hari itu tulus, janji Jinyue juga pasti akan Jinyue tepati," ujar Jinyue dengan sungguh-sungguh.
Pangeran Runan tidak menanggapi kata-kata Jinyue lagu, dia melangkah pergi dan memasuki ruang kerja Kaisar dengan tenang.
Jinyue menghela nafas panjang, sama sekali tidak tersinggung oleh sikap dingin Pangeran Runan terhadapnya.
'Di kehidupan sebelumnya, ternyata Pangeran Runan secara terang-terangan dan rahasia banyak membantuku, bahkan sampai mengirimkan pengawal pribadinya untuk melindungiku. Cintanya diam-diam dan tanpa syarat. Dia rela menjadi iblis untukku, tapi di mataku hanya ada Xiao Heng saat itu.'
Jinyue cukup menyangkan sikapnya di masa lalu yang sering kali mengabaikan Pangeran Runan demi Pangeran Rui, si pangeran bodoh tak berguna itu.
Padahal, orang yang paling banyak berjasa di dalam hidupnya adalah Pangeran Runan.
Sayangnya, Jinyue baru mengetahui semua pengorbanan Pangeran Runan di detik-detik terakhir hidupnya.
"Dia kembali dan menjadi iblis di medan perang bukan hanya untuk menenangkan para pemberontak itu, tapi juga demi melindungi wanita yang dicintainya."
"Yue'er, tahukah kamu siapa yang dicintai adikku itu?"
"Kamu, itu kamu, Zhao Jinyue ... kamulah yang selama ini dicintai adikku, Xiao Yuhan!"
"Namun, kamu malah mengabaikannya demi aku!"
"Ahahaha ...."
Jinyue menggertakkan gigi dan mengepalkan kedua tangannya dengan erat saat mengingat bagaimana Pangeran Rui mengungkapkan kebenaran dengan wajah setannya itu.
Dalam sekejap, rasa bersalah kembali menyelimuti sekujur tubuh Jinyue.
Dia benar-benar telah bersalah pada Pangeran Runan!
'Karena berkali-kali kecewa dan terluka oleh sikapku, Pangeran Runan mengajukan penugasan di perbatasan dan tidak pernah kembali sampai Pangeran Rui memintanya kembali untuk menenangkan pemberontakan.' Jinyue menghela nafas panjang dan berat. 'Namun, dia justru dituduh sebagai pemberontak.'
'Tidak kusangka, dia memilih kembali diam-diam setelah menerima sepucuk surat dariku.' Jinyue masih saja bergumam sendirian di dalam hatinya sambil terus menatap bayang-bayang Pangeran Runan yang telah menghilang. 'Cinta sedalam ini, aku takkan menyia-nyiakannya lagi di kehidupan ini,' imbuhnya penuh tekad.
Flashback ....
Mengenakan hanfu putih polos dan wajah yang ditutupi miansha, Jinyue memasuki Kedai Chaguan tanpa membawa Yuzhu bersamanya.
Dia dengan anggun dan elegan melangkah menuju ke sebuah ruangan, lalu masuk ke dalam tanpa menarik perhatian orang lain.
"Jinyue telah bertemu dengan Pangeran Runan." Jinyue menyapa dan memberi salam formal pada Pangeran Runan, sebelum akhirnya melepas cadar yang menutupi wajahnya.
Pangeran Runan berdiri untuk menyambut Jinyue, tetapi ekspresi dingin tak sedetik pun lepas dari wajahnya yang tampan.
Namun, dia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya begitu melihat wajah Jinyue yang sangat mempesona.
'Dia sangat cantik, bahkan lebih cantik dari terakhir kali kami bertemu.'
Sejak dulu, Pangeran Runan tahu betapa cantiknya Jinyue.
Hanya saja, kecantikannya yang dewasa ini jauh lebih memikat.
Bukan hanya penampilan luar, tetapi Jinyue seperti memancarkan kecantikan dari dalam dirinya.
Jinyue gugup karena ditatap sedemikian rupa oleh Pangeran Runan, dia pun menyentuh wajahnya dan bertanya dengan malu-malu. "Pangeran Runan, apa ada yang salah dengan wajah Jinyue?"
Pangeran Runan tersadar dari rasa takjubnya dan tersenyum canggung. "Oh, pangeran ini hanya teringat kenangan masa lalu saat melihatmu lagi."
Jinyue juga tersenyum.
Karena sering dibawa masuk ke istana oleh Selir Agung Qin saat kecil, Jinyue jadi punya hubungan pertemanan dengan Pangeran Runan dan Pangeran Rui.
Namun, Pangeran Rui selalu mendominasi Jinyue dan mempengaruhinya agar tidak terlalu dekat dengan Pangeran Runan.
Dia bilang, Pangeran Runan itu jahat dan kejam.
Itu sebabnya, Jinyue takut berhubungan dengan Pangeran Runan dan terus mengekori Pangeran Rui hingga jatuh cinta padanya.
"Yang Mulia, mari duduk." Jinyue berjasa mencairkan suasana canggung di antara dirinya dan Pangeran Runan, dia kemudian menuangkan teh. "Masa lalu sudah berlalu, kita harus melihat ke depan."
Saat bicara, Jinyue sudah meletakkan secangkir teh ke hadapan Pangeran Runan.
Pangeran Runan tersenyum tipis dan mengangguk setuju. "Benar."
Detikcom berikutnya, dia menenggak sedikit teh dari cangkir yang diberikan Jinyue.
"Pangeran, undangan tiba-tiba untuk meminta Anda kembali kali ini adalah karena Jinyue memiliki satu permintaan."
Tatapan Jinyue yang sedalam samudera tertuju pada Pangeran Runan. 'Di kehidupan sebelumnya, Pangeran Runan telah banyak berkorban untukku. Maka di kehidupan ini, aku akan mempercayakan sedikit rahasia pengalaman hidupku kepadanya.'
"Silahkan katakan," kata Pangeran Runan dengan tenang, mencoba mengabaikan getaran di hatinya karena tatapan lembut Jinyue.
"Pangeran Rui dan kakak sepupuku bersama—"
"Mereka bersama?" Ada jejak kemarahan yang menghiasi wajah tampan Pangeran Runan saat mendengar cerita Jinyue yang belum sepenuhnya diselesaikan.
Jinyue agak terkejut dengan respon Pangeran Runan, tetapi dia tetap bersikap tenang dan anggun. "Itu bukan masalah utamanya."
"Yang Mulia, jika aku katakan seseorang sedang merencanakan pemberontakan dan memanfaatkan hal itu untuk menjebakmu. Apa kamu akan percaya padaku?"
Pangeran Runan tidak begitu mendengarkan kata-kata Jinyue, fokusnya sudah lebih dulu direnggut oleh fakta Pangeran Rui telah mengkhianati Jinyue.
"Bagiku, masalah kakak sepupumu dan Pangeran Rui jauh lebih penting," kata Pangeran Runan apa adanya dan terlihat bersungguh-sungguh. "Kamu sudah berbuat banyak untuknya, tapi dia memperlakukanmu seperti ini?"
Bukan hanya Pangeran Runan, bahkan seluruh dunia tahu betapa loyalitasnya Jinyue terhadap Pangeran Rui.
Bagi Pangeran Runan, gadis sebaik Jinyue tidak pantas dikhianati!
Jinyue menghela nafas dan berkata dengan tak acuh. "Itu sudah tidak penting lagi, aku sudah membatalkan pertunangan dengannya."
Pangeran Runan kembali terkejut, bahkan reaksinya tampak lebih besar dari yang sebelumnya.
"Batal?" Pangeran Runan kembali berdiri dengan perasaan senang yang tiba-tiba menyelimuti hatinya. "Kamu membatalkan pertunangan?"
Jinyue mengerutkan keningnya melihat reaksi Pangeran Runan yang lebih tertarik pada berita pertunangannya dengan Pangeran Rui telah dibatalkan, alih-alih menganggap serius masalah pemberontakan.
Menyadari reaksinya terlalu berlebihan, Pangeran Runan kembali duduk dengan canggung dan bertanya dengan ekspresi serius. "Jinyue, kamu sudah menyukainya selama bertahun-tahun, apa kamu rela membatalkan pertunangan dengannya?"
"Tentu saja rela, aku sudah menderita selama bertahun-tahun. Saatnya hidup untuk diri sendiri." Jinyue tersenyum manis, membuktikan betapa relanya dia berpisah dari Pangeran Rui.
Hanya saja, senyuman itu perlahan-lahan menghilang dan berganti dengan ekspresi serius yang disertai tekad. "Namun, tentunya ada ketidakrelaan karena aku sudah mengorbankan banyak hal untuknya. Jadi, aku tidak akan membiarkannya begitu saja."
Dia bukan hanya rela, tetapi sangat-sangat berbahagia karena bisa membatalkan pertunangannya dengan Pangeran Rui.
Namun, apa yang sudah diberikan kepada pangeran bodoh itu pasti akan dia ambil kembali!
"Apa rencanamu?"
terima kasih