Lily Light Kato, yang terlahir dengan limpahan materi dan kemewahan, lebih memilih hidup mandiri dan jauh dari keluarganya.
Lily menyembunyikan status aslinya juga menutupi kecantikannya dengan berpenampilan culun dan berwajah buruk rupa.
Lily lebih memilih menjadi, tenaga relawan di salah satu panti sosial.
Niat hati ingin menolong sepasang suami-istri yang mengaku terlantar, malah menjerumuskan Lily pada sebuah pernikahan kilat, dengan putra semata wayang pasangan suami-istri itu.
bagaimana kisah Lily, putri Kimberly dan Arthur selanjutnya?
saksikan terus kisah mereka hanya di sini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uma_bhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
"AHK! PRANG!" Suara teriakan terdengar, di salah satu kamar mewah di unit apartemen. tampak terlihat seorang wanita yang terlihat begitu kacau. Semua barang mewah dan berharga di dalam kamar itu, menjadi pelampiasan amarahnya.
Selena kini begitu menggila, setelah mendengar pengakuan Lily tentang harta warisan keluarga Smith yang jatuh kepadanya, bukan kepada kekasihnya — Brian.
"Sayang!" Panggil Brian yang sejak tadi hanya bisa terdiam melihat kekasihnya menggila.
"APA, HAH! Pekik Selena lantang, juga tatapan tajam. Wajah merah mencekam.
"Tenanglah," timpal Brian yang mendekati kekasihnya dan memeluknya dari belakang. Mencoba menenangkan wanitanya itu.
Selena masih terlihat begitu menahan gejolak emosinya, terdengar deru nafasnya yang begitu kencang dengan dadanya naik turun bersama wajah yang begitu menahan emosi.
"Apa katamu, tenang." Wanita itu kembali membentak pasangan kekasihnya yang hanya bisa terbungkam.
"Apa kamu tidak mendengar, dia mengatakan apa?" Ucap Selena dengan tajam.
Brian hanya bisa terdiam dengan mengusap wajahnya kasar dan membuang nafasnya frustasi.
"Dia memiliki semuanya, semuanya," pekik Selena lagi. Wanita itu tidak akan membiarkan wanita lain menjadi pemilik perusahaan Smith group.
"Terus apa yang kamu miliki? Katakan, apa yang harus aku harap darimu, hah." Teriak Selena dengan wajah merah dan tatapan tajam ke arah Brian.
"CUKUP SELENA! Bentak Brian tanpa sadar. Pria itu mencoba untuk bersabar di tengah pikirannya juga sedang kacau.
Hening, keduanya terdiam dengan raut wajah terkejut. Brian terkejut karena sudah membentak kasar kekasihnya. Dan Selena terkejut, ketika Brian sudah berkata kasar kepadanya.
"Kau menggertak ku?" Tanya Selena yang menampilkan wajah tidak percaya.
"H-honey… t-tidak seperti itu." Brian mendekati kekasihnya dan mengucapkan kata terbata. Ia juga berusaha menggapai tubuh Selena yang terus menghindar dengan raut sedih.
"Honey, maaf. Aku tidak sengaja, pikirku sedang tidak baik-baik saja," ujar Brian. Pandangannya begitu sendu kepada kekasihnya yang kini duduk di atas ranjang mewah dan besar.
Brian berjongkok di depan Selena dan meraup wajah kekasihnya itu dan menyatukan kening mereka.
"Tenanglah, honey. Agar kita bisa memikirkan rencana untuk mengambil alih semuanya dari wanita jelek dan licik itu. Setelah kita mendapatkan semuanya, kita bisa menyingkirnya." Brian mengucapkan kata-kata di depan wajah Selena.
"Sampai kapan, baby. Aku harus menunggu," sahut Selena yang mulai tenang dan nada suaranya melemah.
Wanita itu memulai aktingnya untuk bisa mengambil simpatik sang kekasih, agar prianya lebih membenci — Lily.
"Bersabarlah. Aku berjanji akan membuat wanita itu menyesal, sudah bermain licik kepadaku." Tatapan Brian begitu tajam dan wajahnya mulai terlihat penuh kemarahan.
Selena terlihat tersenyum licik, ternyata rencananya untuk menyingkirkan Lily begitu mudah, tanpa dirinya melakukan apapun.
"Maka bersabarlah," bisik Brian menarik tubuh indah Selena ke dalam pelukannya.
Mereka pun saling berpelukan untuk memberikan semangat masing-masing, agar bisa lebih cepat menyingkirlah Lily.
"Apa rencana kamu?" Selena melepaskan pelukan dan menatap wajah tampan kekasihnya.
Brian mengecup sekilas bibir Selena dan sedikit menyesapnya lembut.
"Entahlah, aku belum memiliki rencana." Brian berkata sambil mengangkat kedua bahu kerasnya.
Selena terdiam sambil menatap wajah Brian yang juga sedang berpikir. Keduanya kini memikirkan rencana untuk bisa mengambil alih harta warisan keluarga Smith.
"Bagaimana, kalau kita menjebaknya," sentak Selena saat mendapatkan sebuah ide cemerlang menurutnya.
"Menjebaknya?! Brian berucap lirih.
"Yap," sahut Selena dengan senyum miring.
Brian memindai wajah kekasihnya yang penuh dengan rencana licik di pikiran wanita itu.
"Kita menjebak, wanita jelek itu saat ulang tahun pernikahan bibi dan paman. Agar mereka tahu dengan sifat menantu yang mereka puja-puja. Juga wanita jelek itu menjadi hancur dengan nama baik yang tercemar." Selena menyampaikan rencana licik kepada Lily. Brian hanya bisa terdiam dengan wajah serius. Ia juga ikut tersenyum miring saat mengerti tentang rencana — Selena.
"Bagaimana? Apa kamu setuju?" Pungkas Selena.
"Baik, kita akan melakukannya," seloroh Brian segera mengecup seluruh wajah kekasihnya itu.
"Tapi …." Selena menggantung ucapannya dengan tatapan lekat kepada pria di hadapannya ini.
Brian juga menatap kekasihnya dengan kening mengkerut tajam, wajahnya tersirat rasa penasaran.
"Tapi apa?" Sela Brian.
Selena semakin menatap Brian lekat dan tajam. Ia memikirkan, apakah Brian akan setuju dengan rencananya yang lain.
"Kamu harus mendekati dan membuat dia jatuh cinta kepadamu." Selena berkata tanpa beban. Berhasil, membuat Brian melongo tidak percaya.
"Apa yang kamu katakan, honey?" Tanya Brian tidak percaya.
Selena berdiri dan melangkah ke arah jendela dan memunggungi Brian yang juga ikut bangkit namun tetap di tempatnya.
"Kamu harus mendekatinya dan membuat dia jatuh cinta kepadamu. Agar kita lebih mudah menjebaknya. Apa kamu tidak melihat sikapnya yang menyebalkan itu? Dia begitu mudah membuat kita sial. Jadi jalan satu-satunya agar mudah menjebaknya, yah kamu harus mendapatkan hatinya." Selena mengatakan semua rencananya tanpa melihat, ekspresi wajah Brian yang terkejut dan tidak terima.
"Tapi honey, aku …."
"Lakukan lah, demi kita. Aku tahu kamu begitu jijik dengannya, namun kita tidak memiliki rencana lain lagi," potong Selena.
"Tapi …." Brian tampak ragu untuk mengikuti rencana menjijikkan kekasihnya. Yang benar saja ia harus mendekati dan bersikap romantis di hadapan istri jeleknya itu.
"Ayolah, baby. Hanya sementara, setelah kita bisa menguasai hak kamu kembali, kita akan melenyapkannya." Selena mencoba menyakinkan Brian dan menganggap remeh Lily.
Brian diam, kini pikirannya kembali bertambah dan sekarang sedang berperang. Brian tidak mungkin menolak keinginan kekasihnya itu dan ia harus merebut hak miliknya yang berada dalam kekuasaan — Lily.
"Baby!" Seru Selena yang kini memeluk pinggang Brian. Membuat pria itu terkejut.
Brian menarik nafas dan membuangnya dengan kasar. Pria itu tidak memiliki pilihan lain.
"Baiklah," ucap Brian setuju dengan rencana Selena.
"Hanya sampai kita memiliki semuanya kembali dan disitu kita akan melenyapkan si jelek itu." Brian membalas pelukan kekasihnya dan tatapan menerawang ke depan. Tatapan yang penuh kemarahan yang ditujukan kepada sang istri.
Selena terlihat tersenyum penuh kemenangan. Sangat mudah membodohi dan mencuci pikiran kekasih naif nya ini.
"Dasar bodoh. Setelah jatuh di tanganmu, maka aku yang akan memilikinya. Setelah itu menyingkir mu, baby." Selena berkata dalam hati dengan senyum miring.
……
Sementara Lily kini menyaksikan pasangan kekasih itu di depan layar persegi berukuran besar di depannya. Ia melihat dan mendengar percakapan dua insan jatuh cinta itu untuk menjebaknya melalui sebuah kamera pengintai rahasia.
Lily tersenyum dan setelahnya terkekeh. Menertawakan rencana murahan kedua insan kekasih itu.
Lily tidak terancam sedikitpun, ia bahkan menganggap remeh dan murahan rencana, suaminya dan kekasihnya.
"Nona, apa yang harus kami lakukan." Robot Alio mengeluarkan suara dan diikuti oleh robot wanita bernama — Kimi.
"Kita ikut berperan dalam rencana mereka dan membuat ending rencana mereka mengharukan," sahut Lily dengan ekspresi remeh.
"Mereka akan, membahayakan nyawa anda," timpal Kimi.
"Tidak masalah, kita lihat saja nyawa siapa yang akan melayang dan hidup siapa yang akan hancur." Lily terus menatap TV mewah di depannya dengan senyum menyeringai.
"Kamu sudah mendapatkan informasi tentang dunia gelap wanita itu?" Lily bertanya kepada Alio dan Kimi.
"Sebentar lagi, nona. Sepertinya dia memiliki banyak khusus rahasia. Sehingga data-data hitamnya begitu tersembunyi." Sela Kimi yang terus mengotak-atik komputer di depannya.
"Sepertinya, aku akan bermain-main dengan mereka dulu." Lily segera bangkit dari sebuah kursi kerja yang begitu mewah dan canggih. Wanita itu berjalan ke arah sebuah pintu rahasia yang tersambung ke kamar pribadinya.
komen
sub
iklan
bintang
kenapa selalu kak uma ga nuntasin ampe ending sih
ntar akhir jalanny ga klop
alurnya di chap 1 n lainya
kayak q nya protes
dphal nt kk bagus
spt mengantung deh..
maafkan jd curhat
tp ttp asyik kog, hny endingnya yg selalu terpotong kasar
/Facepalm//Grimace//Facepalm//Grimace//Facepalm//Grimace//Facepalm//Grimace/
biar aje org yg komen ga sesuai expect nya.
namany manusia, pastiny pemikiran beda.
kita tinggal nikmati ga usah mikir, yey..
tetap semangat.. aplg visual yg always bikin melting
cha yo kak umma bee
siapa..kau siap honey
hmmm..
bayangin
kan bobok
hmmmm
makanya dlm islam, sbg muslimah kita disuruh menutup aurot hany tampak wajah n pergeangan saja.
lakik sejati yo ngono, posesif
ga mau miliknya di maksa mata2 buaya lihat miliknya.
agar hany dia saja yg bs menikmati.
itulah indahnya islam, quran dan sunnah adlaah buku panduan lgs dr si pembuat manusia.
spt elektronik, ada buku panduan pemakaian.. logikanya begitu s n k
jd harap jgn disalah artikan para ukhty yg menutup hingga niqop wajahnya.
krn hujah marwah suaminya dipertaruhkan. agar tidak ada macam psikopat yg teropsesi jahat macam itu.
cha uo umma bee/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
gila nt k uma bee, x ini, ambil bbrp chap
action
culun bin bego
psikopat
drama ala pelakor harta
mafia underground