Si Culun, Istri CEO Kejam

Si Culun, Istri CEO Kejam

bab 1

"Tolong lah' nak, antar kami kembali ke kota." Seorang wanita setengah baya dengan tampilan sederhana itu, berusaha membujuk wanita muda di depannya.

suasana saat ruangan relawan kini tampak sunyi di saat menjelang sore hari. membuat kedua pasangan suami-istri itu mengambil kesempatan untuk membujuk, wanita di hadapan mereka.

Wanita dengan penampilan culun dengan wajah yang jauh dari katagori sempurna.

"Kami sudah tua, tidak dapat mengingat benar arah jalan menuju ke kota," sela seorang pria yang menampilkan wajah sedih.

"Suamiku benar, nak. Kami sudah tua," timpal sang wanita di sebelahnya.

Kedua pasangan suami-istri itu, berusaha membujuk seorang wanita muda di depannya. Mereka berkeinginan kembali ke kota dengan bantuan wanita di hadapan keduanya.

Wanita itu, membenarkan letak kacamata besar bening yang bertengger di hidung mancungnya, dengan dahi mengkerut kebingungan.

Ia juga terdengar menarik nafas panjang hingga terdengar nyaring melalui hidung mangir itu.

Tatapan mata biru kehijauan-hijauan wanita itu, menatap lekat kedua pasangan di depannya.

Sekali lagi wanita yang wajahnya dipenuhi bintik-bintik merah itu menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan.

"Baiklah!" Serunya dengan wajah pasrah.

Terkenal memiliki pribadi lembut dan baik hati, wanita muda tidak tega melihat wajah sendu kedua pasangan suami-istri yang sudah ia rawat beberapa bulan terakhir di salah satu panti sosial.

Wajah pasangan suami-istri itu terlihat berseri, mereka juga bersorak gembira dalam hati.

Ternyata wanita di depan mereka begitu baik hati, ternyata penilaian mereka tidak salah dan rencana mereka harus segera dilakukan.

"Terimakasih, nak. Kau begitu baik hati," puji wanita setengah baya itu.

"Benar, anda begitu rendah hati dan memiliki kelembutan," sela sang suami.

Wanita muda hanya menampilkan senyum ramahnya, meskipun wajahnya tertutupi oleh penampilan culun dan bintik-bintik merah, masih terpancar kecantikan alami. pancaran kebaikan juga kecantikan hatinya terlihat begitu bersinar.

Membuat pasangan suami-istri itu tertarik untuk membuat, rencana perjodohan dengan putra semata wayang mereka.

"Kapan kita akan berangkat?" Tanya wanita muda.

Pasangan suami-istri itu saling melemparkan pandangan kebingungan, belum ada persiapan untuk segera kembali. Tidak mungkin mereka menuduh lagi rencana keduanya. Bisa-bisa wanita muda, akan berubah pikiran.

"Bes …."

"Nanti malam!" Seru wanita setengah baya yang menyela ucapan suaminya.

"Bagaimana sayang?" Tanyanya untuk meminta dukungan.

"I-iya, nanti malam," sahut sang suami yang mencoba menahan rasa sakit pada telapak kakinya yang sengaja diinjak sang istri.

Wanita muda pun berpikir sejenak, takut seseorang sudah membuat janji dengannya untuk mendapatkan perawatan.

"Baiklah, kita berangkat nanti malam." Wanita muda itu pun setuju dengan rencana pasangan tersebut.

Yang disambut dengan wajah ceria oleh pasangan suami-istri itu. Keduanya pun kembali dengan hati yang lega.

Akhirnya rencana mereka untuk menjadi lebih wanita muda menantu akan terkabul sebentar lagi.

Selama tiga bulan berada di lingkungan panti sosial bersama dengan wanita muda, membuat keduanya begitu tertarik dengan kepribadian wanita muda itu yang bekerja sebagai seorang perawat di panti sosial tersebut.

Selama itu juga, sang wanita muda lah' yang pertama kali menemukan mereka dan membawanya ke panti sosial. Wanita itu juga yang senantiasa merawat mereka sewaktu mengalami kesakitan.

Dari situ lah' mereka berencana menjodohkan wanita muda tersebut dengan putra mereka.

……

Wanita yang berpenampilan culun itu, menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. ia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

Wanita itu juga membuka kacamata bulatnya, yang seharian menghiasi wajah palsu hasil buatan tangannya.

Sekarang ia berada di kamar mandi, yang terletak di dalam kamar pribadinya. Bersiap untuk, melakukan perjalanan bus desa kembali ke kota dengan menempuh perjalanan yang cukup lama.

Wanita itu meraih tissue basah khusus wajah. Ia lalu menempelkan tissue basah itu di seluruh permukaan wajahnya dan dengan sekali usapan. Wajah yang tadinya terlihat buruk dan penuh bintik-bintik merah kini berubah, bersih dan bercahaya.

Tampaklah, wajah asli wanita itu di balik wajah buruknya sehari-hari. Ia juga melepaskan kawat gigi yang menempel di deretan gigi atasnya.

Wajah culun itu kini berubah rupawan hanya dalam satu usapan tisu basah saja. Wanita itu tersenyum melihat pantulan wajah aslinya di dalam cermin.

"Bagaimana kalau mereka mengetahui wajahku yang sebenarnya?" Gumamnya pelan.

Wanita itu, membuka kepangan rambut palsu yang seharian ia kenakan dan tampaklah' rambut aslinya yang berwarna coklat terurai indah.

"Bukankah, aku juga memiliki urusan di kota?" Monolognya, sambil menyalakan air shower.

Sebelum berangkat, wanita itu ingin membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, agar lebih fresh saat di perjalanan.

Wanita itu pun menikmati mandinya sambil bersenandung kecil dan memainkan busa shampo yang berada di atas kepalanya.

Lily Light Kato, wanita berusia 26 tahun yang terlahir dari keluarga terpandang dan terkenal di kalangan pebisnis. Lily yang lebih memilih hidup sederhana dan mandiri di salah satu negara Eropa dan jauh dari jangkauan kedua orang tuanya juga saudara kembarnya yang lain.

Ia lebih memilih menjadi tenaga relawan di salah satu panti sosial di sebuah desa terpencil dan ia bisa hidup dengan damai di sana, tanpa risau dengan ancaman musuh-musuh kedua orang tuanya.

Lily juga menyembunyikan status dan wajah aslinya. Wajah cantiknya ia sembunyikan dengan berpenampilan culun dan membuat wajahnya terlihat seperti wanita buruk rupa.

Lily lebih leluasa dengan penampilan palsunya, ia lebih bebas untuk beraktifitas di luar jangkauan para orang suruhan kedua orang tuanya dan juga intaian dari musuh.

Lily begitu menikmati kehidupan sederhananya itu, ia merawat para lansia di panti sosial itu juga mengajarkan para anak-anak terlantar.

Lily terkenal sebagai wanita berhati malaikat, di kalangan panti sosial. ia tidak segan-segan menggunakan uang pribadi untuk memenuhi kebutuhan panti saat bantuan dari kota belum datang.

Ia juga secara sembunyi-sembunyi menjadi donatur rahasia dengan sumbangan paling banyak setiap bulannya.

Lily juga giat mengajarkan para wanita-wanita di desa itu, tentang keterampilan dalam memanfaatkan hasil perkebunan buah atau hasil pertanian sayuran para warga untuk bisa menghasilkan pendapatan bagi keluarga kecil di desa itu.

Bagi warga desa, Lily bagaikan penyelamat mereka. Dengan bantuan Lily, mereka sedikit demi sedikit bisa bertransaksi keluar desa.

Gadis-gadis di sana juga belajar merangkai bahan kerajinan tangan untuk bisa dijual di kota.

Sebab itu lah' mereka begitu menghormati dan menghargai Lily, meskipun penampilan Lily terlihat buruk, namun di mata mereka Lily adalah seorang malaikat.

Meskipun begitu banyak yang menyukai kepribadian seorang Lily, namun ada saja orang-orang yang tidak menyukainya.

Yang selalu ingin mencelakai Lily dan mencoba menjatuhkan harga diri wanita itu di depan warga desa.

Dengan kecerdasan dan kepekaan yang di miliki Lily, membuat rencana jahat orang-orang yang tidak menyukainya gagal.

Meskipun dalam diam, Lily selalu memantau setiap gerak-gerik seseorang yang ingin mencelakainya.

Lily masih memiliki karakter sang mommy. Tangguh dan cerdas, meskipun ia tidak menampilkannya secara terang-terangan.

Ia akan membalas perbuatan orang-orang yang menantangnya dalam kesunyian atau dalam wujud lain.

Darah bengis sang mommy, masih melekat di tubuh wanita culun itu.

Salah satunya, dalam satu peristiwa, Lily sudah dalam batas kesabaran saat seorang pria ingin melecehkannya di dalam gelapnya hutan.

Lily membantai pria itu dengan tatapan gelapnya yang ditutupi amarah kengerian. Lily bahkan membakar tubuh pria keji itu dengan pandangan sangar.

Tiada yang mengetahui sisi gelap dan menyeramkan dari seorang wanita culun itu. Yang tampak, ramah, baik hati, polos, lugu dan pendiam itu.

"Kita berangkat sekarang." Lily yang baru muncul dari kamarnya, segera mengajak pasangan suami-istri itu.

"Saya takut, kita akan ketinggalan bus untuk ke kota," lanjutnya yang berubah kembali dalam mode culun.

Pasangan suami-istri itu pun mengiyakan dan mengikuti langkah Lily menuju mobil yang akan mengantar mereka ke stasiun bus kota.

Tampak terlihat wajah bahagia pasangan suami-istri itu, karena rencana keduanya akan segera terkabul.

Terpopuler

Comments

lily

lily

gak semua yg keliatan luarnya baik hati manis dalamnya jga manis seperti ini ada sisi negatifnya jga tpi gak ppa memang tiap manusia kan pnya sisi positif dan negatif

2024-04-20

0

Vitamincyu

Vitamincyu

..

2024-04-25

0

Ida. Rusmawati.

Ida. Rusmawati.

/Smile/

2024-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!