Akan aku buat suamiku mencintai ku, Begitu bathin Aisyah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Mengejar Cinta Istri
Sesaat Rian terdiam dengan ponsel dalam genggaman nya. Bagaimana bisa ia akan kembali setelah dua tahun meninggal kan kediaman nya demi sang istri tercinta, tapi ternyata sang istri tak kuat jika tanpa harta.
Rian rela meninggalkan keluarga nya yang tak menyukai sang istri, hingga sang buah hati lahir kedunia, dan ia di tinggalkan saat usia sang anak berusia 1 tahun. Bekerja dengan membawa balita, sungguh membuat Tian tahu akan arti perjuangan membesarkan sang anak.
"Apa ada sesuatu yang terjadi ?" tanya Aditya tiba-tiba dari belakang tubuh Rian
"Eh Tuan Aditya, Maaf ... maaf" Ucap Rian
"Tidak perlu minta maaf padaku, Tuan Rian ... aku bukannya tidak suka denganmu ataupun anakmu, hanya saja ... aku sedang berjuang untuk mendapatkan istriku lagi, Aku baru menyadari bahwa aku mencintai nya, aku sudah berdosa padanya, mengabaikan nya, menyakiti nya bahkan merendahkannya, entah berapa lama Tuhan memberiku kesempatan kedua ini, aku hanya ingin memperbaiki semua kesalahan yang sudah aku lakukan, Jika anakmu adalah kebahagiaan bagi Aisyah, aku akan juga menerimanya, Bekerja kah dengan tenang, aku dan Aisyah akan menjaganya
"Tuan, aku tahu, di mata mbak Aisyah, Selalu ada cinta untuk Tuan, dia wanita yang baik, mendengar perkataan Tuan, saya bisa menilai bahwa mbak Aisyah adalah wanita yang setia, wanita setia sudah sangat langka menurut ku, Wanita yang begitu aku cintai, rela ku korbankan semuanya demi dirinya ternyata pergi dengan lelaki lain," ucap Rian dengan senyumannya yang mana terlihat kelukaan.
"Nasib seseorang tidak ada yang tahu, dan semoga dalam kesempatan ini, aku bisa memberikan kebahagiaan untuk nya,"ucap Aditya juga berbagi kehidupan nya.
"Nenekku jatuh sakit, tapi aku tidak bisa pergi, karena keluarga ku tidak menginginkan Kenzo" Rian menatap lurus pada pemandangan malam yang kini terasa begitu sunyi
"Pergilah, kami akan menjaga Kenzo disini, Aku juga memiliki Nenek yang sakit, aku juga menyesal karena tidak merawat nya dengan baik, tapi setelah aku mendapat kan istriku lagi, aku akan merawatnya dengan baik" ucap Aditya seraya memegang kedua pundak Rian. Rian menatap pada Aditya dengan tatapan yang penuh kebahagiaan.
"Terimakasih, terimakasih Tuan," hanya kata itu yang Rian ucapkan
"Sama-sama, Malam ini menginap lah disini, besok pagi kau berangkat lah, temui keluarga mu, Jika mereka belum menerima Kenzo, maka biarkan Kenzo disini " ucap Aditya yang di dengar oleh Aisyah. Aisyah tersenyum, ia tahu ... kalau Aditya sebenarnya lelaki yang baik, tapi ... ia hanya di butakan oleh rasa peduli nya pada sosok yang ia anggap sebagai sahabat. Nyatanya sahabat nya itu malah memanfaatkan kebaikan dan keperdulian.
"Kenapa bicara di luar, masuklah, angin malam tidak baik untuk kesehatan, bukankah begitu Tuan Dokter ?" ucap Aisyah pada Aditya dan Rian
"Mbak, Kenzo mana?" tanya Rian
"Dia sudah tidur, Mas Rian menginap saja disini, gak baik juga bawa anak kecil malam-malam " ucap Aisyah
"Kenzo akan tinggal disini beberapa waktu, Dek. Rian akan pulang, Neneknya sakit" ucap Aditya yang mana membuat Aisyah terkejut. Satu karena panggilan Aditya yang tiba-tiba memanggil nya adek, yang kedua karena mendengar kabar nenek nya Rian yang sakit
Lama Aisyah terdiam , Tian mengira kalau Aisyah tidak mau menerima Kenzo.
"Kalau mbak Aisyah gak sanggup, tidak apa-apa, Mbak. saya gak jadi pulang " ucap Rian
"Bukan begitu, mas. Saya sanggup kok, malah saya sangat senang kalau Kenzo tinggal dengan saya, Sa_"
"Dia hanya terlalu senang, makanya tidak bisa menjawab, Iya kan Dek?" tanya Aditya yang menambah Keterkejutan Aisyah.
"Beneran mbak, Alhamdulillah ... terimakasih mbak, Tuan" ucap Rian dengan begitu senang
"Sekarang Mas Rian istirahat lah, Kenzo berada di kamarnya mas Aditya, sekarang Mas Rian tidurlah disana" ucap Aisyah
"Mas juga istirahat lah, " imbuh Aisyah.pada Aditya yang mana Aisyah sudah dapat pesan dari Reno, bahwa Naura kini telah mencari keberadaan Aditya. Tentu Aisyah hanya bisa menggelengkan kepalanya tanda tak tahu harus berbuat apa saat ingin melawan wanita yang sudah terputus urat malunya. Tapi Aisyah tidak menceritakan Alan pesan Reno pada Aditya
*****
"Aku akan mencari mu, Aditya. aku tidak mau kalau aku harus kembali pada Gibran, tidak! aku tidak akan pernah kembali padanya " ucap Naura yang sudah memasukkan beberapa pakaian nya kedalam koper kecil, Lalu menyeret nya hingga keluar rumahnya. Ia sudah mendapatkan alamat Aisyah yang ada di kampung, tentu dengan bantuan temannya yang masih setia padanya. Dia menyuruhnya untuk mengambil data Aisyah yang tertera di di daftar rumah sakit,sebagai istri dari Dokter Aditya.
'Aditya, tunggulah sayang, aku akan membebaskan mu dari belenggu sial*n itu' bathin Naura dengan tatapan yang penuh kebencian dan amarah.
*****
'Oh Tuhan ... jangan biarkan Naura membuat masalah lagi dengan datang ke kampung Aisyah, aku sudah merasa lega, karena Aisyah tidak marah dan mau rujuk denganku' bathin Aditya yang gusar sendiri, tepatnya ia mendapat kan kabar bahwa Naura mendapatkan alamat kampung Aisyah dari salah satu suster, dan kabar itu ia dapat dari kepala Dokter di rumah sakit.
Aisyah menatap punggung suaminya,ia tahu ... pasti ada sesuatu yang terjadi sehingga ia melihat kekhawatiran di wajah dan gerak-gerik sang suami.
Aisyah memilih abai, ia masih ragu untuk memulai pembicaraan di saat mereka berdua, ia tak ingin kejadian yang lalu terulang kembali.
Menyadari bahwa di ruangan itu ada Aisyah, Aditya membalikkan tubuhnya dan melihat Aisyah yang mengambil selimut dari dalam lemari nya, yang mana ia hendak membawa nya ke sofa yang ada dalam kamar itu.
Dengan cepat Aditya menahan langkah Aisyah.
"Kau mau kemana ?" tanya Aditya
"Mau istirahat di sofa, Mas" jawab Aisyah
"Kenapa disana? Kita seranjang ya,?" bujuk Aditya
"Dek, Mas minta maaf atas sikap mas dulu, aku mohon ... Mas cinta sama kamu dek" ucap Aditya seraya memegang tangan Aisyah yang sedang memegang selimut tebal itu.
"Jika kau tidak mau seranjang dengan ku, biar aku saja yang tidur di sofa" ucap Aditya saat Aisyah masih terdiam
Aisyah masih diam, namun tatapan mereka saling bertabrakan dengan begitu lama, Aisyah menatap wajah yang penuh penyesalan itu. Aisyah bahagia karena rencananya yang ingin membuat suaminya kembali padanya telah tercapai. Ia hanya ingin Aditya sadar, bahwa wanita yang ia anggap sahabat bukanlah wanita yang baik. Aisyah tidak mempermasalahkan dengan siapa suaminya berteman, hanya saja, mengabaikan semua hal demi sahabat itu juga tidak baik.
"Mas istirahat lah, Besok banyak warga yang akan datang " ucap Aisyah dengan tersenyum, tentu Aditya mengambil kesempatan dan membawa Aisyah keranjangnya.