Life As Fan Yu

Kereta mereka sudah menunggu untuk segera berangkat ke istana, raja Yun dan pengawalnya cuma menunggu Fan yu selesai bersiap.

Tiba-tiba Shu datang menemui tuannya setelah selesai menjalankan tugasnya, dia menyapa raja Yun dan memberi hormat kepada dirinya.

"Yang mulia, semuanya sudah saya bereskan dan keluarga bandit juga saya taruh di tempat penampungan daerah perbatasan. Sedangkan anggota bandit yang selamat sudah saya ditaruh ditahanan bawah tanah"isi laporan Shu.

" Bagus, kamu boleh pulang. Dan suruh beberapa orang amankan kereta ibu suri saat memasuki istana "perintah raja Yun.

Shu yang penasaran dengan tuannya, dengan berpenampilan rapi. Dan sebuah kereta yang berada disampingnya, karena rasa penasaran nya itu. Shu menunggu untuk melihat apa nona Lou, yang dia kenal atau bukan yang dikirimkan oleh kota Bei.

Hu pun mendekati saudaranya itu dan menegurnya. "Kenapa tidak pulang? ".

" Aku mau menyapa nona Lou"jawab Shu sambil melihat kearah gerbang rumah raja Yun.

"Untuk apa?, memangnya kamu kenal dengan istri yang mulia? " Tanya Hu.

"Tentu saja, aku sendiri yang mengusulkan untuk meminta keluarga Lou yang menjadi pengantin yang mulia. Tapi aku tidak tau kalau mereka mempunyai dua putri. Jadi aku penasaran saja, apa wanita yang aku pilih atau orang lain yang diberikan oleh Kaisar Bei" Jawab Shu.

Saat mereka berdua saling mengobrol, penantian raja Yun tidak sia-sia.

Wanita berbaju biru berjalan melewati pintu gerbang dan dia adalah Xie, tapi raja Yun hanya bersikap biasa saja dan langsung menyuruh pengawalnya untuk bersiap berangkat.

"Cepat kalian bersiap kita akan berangkat! " Perintah tegas raja Yun.

Tiba-tiba paman Hao yang ada disebelahnya, melarang raja Yun untuk tidak buru-buru.

"Pangeran, nyonya belum keluar!. Kenapa terburu-buru untuk berangkat? ".

Raja Yun pun terkejut, karena dia mengira kalau Xie adalah istrinya begitu juga dengan Hu.

" APA! "Seru mereka berdua.

Raja Yun memasang ekspresi kagetnya,sambil melihat kearah langkah kaki Fan yu yang terdengar oleh nya.

Sang jenderal medan perang yang tak gentar menghadapi seribu musuh di medan perang, namun pagi ini dadanya dipenuhi ketegangan yang tak biasa.

Langkah lembut terdengar dari pintu gerbang rumah nya,sosok itu muncul perlahan,dengan riasan sederhana Fan yu memunculkan kecantikannya melebihi wanita yang dia temui.

Raja Yun terpesona dengan kecantikan istrinya yang pertama kali dia temui, dengan warna hijau kebiruan yang dia pakai dan mantel bulunya membuat kecantikan anggunnya terlihat.

Dia berbeda dengan wanita yang dia temui dibalik Xie tadi malam, seakan dia tidak percaya kalau Fan yu adalah istrinya dia terus bertanya berulang kali kepada paman Hao.

"Paman, dia istriku?. Paman tidak salah? ".

Sambil tersenyum melihat sikap tuannya yang tidak biasa. " Iya pangeran!, dia nyonya rumah kita "ucap tegas paman Hao.

Shu pun bahagia karena kaisar kota Bei mengirimkan wanita yang dia minta untuk menjadi istri tuannya, dan dia berjalan menyapa Fan yu.

" Nyonya, kita bertemu lagi! "Sapa Shu sambil tertunduk.

Fan yu lalu melihat kearah Shu yang tadinya dia tidak mengingat tentang Shu, dan dia tiba-tiba teringat tentang dirinya yang dia temui di pasar malam di kota Bei.

" Kamu!, tuan pasar malam"seru Fan yu sambil tersenyum.

Raja Yun melihat senyum Fan yu, membuat getaran aneh didada kirinya.

Melihat tuannya termenung karena terpesona dengan istrinya sendiri, maka paman Hao menegur tuannya itu.

"Pangeran!, sana dekati nyonya. Masa kalah dengan Shu, yang akrab dengan nyonya".

Hu pun yang gemas dengan tingkah raja Yun yang seperti kebingungan, dia pun ikut menegur tuannya.

" Yang mulia, sebaiknya anda kesana! ".

" Iya aku kesana, tapi aku harus bilang apa? "Ucap raja Yun yang kebingungan.

Raja Yun pun mengumpulkan keberaniannya untuk menemui Fan yu, bukan bicara dengan Fan yu tapi malah menegur Shu karena tidak segera pulang.

Saat mereka berdua raja Yun bingung harus memulai pembicaraan dengan Fan yu, mata mereka bertemu untuk pertama kali.

Mata yang tak saling kenal namun terikat sumpah suci,raja Yun memujinya didalam hati.

'ia cantik dan aku bingung harus memulai pembicaraan kami,bagaimana cara nya aku meminta maaf atas kesalahan ku telah meninggalkan dirinya sendirian saat acara pernikahan kami'.

Fan yu pun menjadi risih terus diperhatikan oleh raja Yun.

'apa ada yang salah dengan ku?, kenapa dia hanya diam sambil melihat ku seperti itu?. Apa pria ini mesum? 'Suara batin Fan yu sambil mengerutkan dahinya merasa tidak nyaman dengan pandangan raja Yun.

Akhirnya Fan yu memulai pembicaraan mereka, untuk memecahkan keheningan diantara mereka.

"Kita akan pergi atau kamu tetap diam disini melihatku seperti itu" Tegur Fan yu tanpa senyum diwajahnya.

"Oh ya!, mari kita berangkat semua sudah siap" Ucap gugup raja Yun sambil menunduk sopan tanpa bisa menatap mata Fan yu, untuk menahan gemuruh didadanya.

Karena sikap itulah Fan yu menjaga jarak dari raja Yun.

"Pangeran, sepertinya anda merasa tidak nyaman berduaan dengan saya. Jadi sebaiknya kita naik kereta sendiri saja! " Ucap Fan yu. "Xie, siapkan kereta untuk kita! " Perintah Fan yu kepada Xie.

"Tapi nyonya_! " Ucap Xie yang terpotong.

Melihat keadaan tuannya yang tidak bisa mengatasi kemarahan wanita, Shu lalu menghentikan ucapan Xie dan memberikan penjelasan kepada Fan yu.

"Yang mulia bukan tidak sopan nyonya!" Seru Shu. Lalu Shu membisikkan sesuatu kepada Fan yu. "Dia hanya gugup karena melihat istrinya untuk pertama kali".

Akhirnya Fan yu bisa tersenyum kembali, dan berusaha mengerti perasaan raja Yun.

"Aku tau!, tuanmu itu pria yang gila perang" Jawab Fan yu.

Fan yu lalu menoleh kearah raja Yun, dan menanyakan lagi pada raja Yun.

"Kamu tetap diam disini atau kita jadi pergi ke istana, kenapa kamu tidak suka aku yang menjadi istrimu?. Atau kamu mau pelayan setiaku yang menjadi istrimu dan mendampingimu ke istana" Ucap tegas Fan yu.

Dengan tegas raja Yun menolaknya. "Tidak, aku suka jika kamu menjadi istri ku dan aku hanya bingung bagaimana bicara dengan wanita cantik".

Ucapan raja Yun yang polos itu membuat Fan yu senang, dan dia pun melemparkan senyum manisnya kearah raja Yun.

Fan yu lalu memegang tangan raja Yun, dan menariknya ke kereta mereka.

"Ayo kita pergi!, sebelum kita kesiangan".

Raja Yun hanya bisa tertunduk malu, dan bawahannya melihat ekspresi wajah tuannya yang tidak segagah saat di medan perang.

Dengan bantuan raja Yun, Fan yu naik keatas kereta mereka dan disusul oleh raja Yun setelahnya.

Akhirnya kereta mereka pun pergi ke istana, didalam kereta raja Yun hanya terdiam tapi Fan yu yang ingin mengenal pria yang tinggal seatap dengannya.

Fan yu pun memecahkan keheningan yang ada didalam kereta, dan dia pun mulai menyadari saat raja Yun tadi menatapnya.

Dia tidak mendengar suara batin maupun yang dipikirkan raja Yun, ternyata berada di dekat raja Yun dia bisa merasakan keheningan yang sudah lama yang dia rasakan dulu.

Kereta mulai melaju tapi di dalamnya, dua hati yang pernah bertemu tapi karena mereka berdua tidak saling mengingat.

Kini dipertemukan oleh takdir, menyimpan berjuta kemungkinan yang belum terucap.