"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Reyhan mengambil tangan Annisa kembali, dan menggenggamnya dengan erat sambil menarik koper.
Annisa melihat ke arah tangannya sambil berjalan mengikuti Reyhan.
Rasa gugupnya semakin menjadi.
"Pa cepat buka pintunya," kata Syifa yang sudah di depan pintu
Reyhan melepaskan koper dan juga tangan Annisa, Ia mengambil kunci di saku celananya, lalu membuka pintu.
Syifa menarik Annisa masuk, Annisa menatap sekeliling rumah lalu melihat ke arah Reyhan yang juga baru masuk melepaskan koper.
"Kalian suka?" tanya Reyhan
Annisa dan Syifa mengangguk bersamaan.
"Rumahnya gak ada lantai atas seperti rumah Opa tapi ruangannya banyak, kamar khusus shalat kita juga ada, karena di sini jauh banget dari Masjid jadi Abi buat ruang khusus sholat," ucap Reyhan
"Gak apa gak seperti rumah Opa, Syifa juga gak suka ada lantai atas, takut jatuh dari tangga," kata Syifa
"Kamar Syifa yang mana?" tanya Syifa melihat kiri kanan tidak sabar ingin melihat kamar barunya.
"Memangnya Syifa gak mau tidur sama kami?" tanya Annisa
Syifa menggeleng
"Syifa sudah biasa tidur sendiri," ucap Syifa
Annisa terlihat kecewa mendengarnya
Reyhan hanya tersenyum melihat keduanya, tidak bisa dibayangkan jika Syifa tidur bersama mereka.
"Kamar Syifa yang itu," ucap Reyhan menunjuk kamar tirai warna merah muda.
Syifa berlari ke kamarnya, Reyhan dan Annisa mengikutinya dari belakang.
Syifa berbaring di tempat tidurnya langsung.
Tempat tidur ukuran sedang tapi muat untuk 3 orang dilapisi spray motif kupu-kupu.
"O ya Tante Nisa, sekarang Syifa manggil Tante dengan sebutan apa?" tanya Syifa polos
"Ummi," jawab Annisa sambil melihat kearah Syifa yang berbaring nyaman di tempat tidur baru.
"Dan mulai hari ini panggil Papa dengan sebutan Abi," ucap Reyhan
Annisa melihat ke arah Reyhan karena kaget.
"Ya, Abi dan Ummi," kata Syifa senang.
"Syifa mandi dulu, pakaian Syifa sudah banyak di lemari, kemarin diberesin sama Oma," ucap Reyhan
"Ya sudah ayo Ummi mandikan," ajak Annisa yang sudah kembali menatap Syifa, dia mengangkat Syifa dari tempat tidur.
Reyhan berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamar Syifa dengan pelan.
Ia melangkah masih sambil tersenyum bahagia.
Di kamar mandi
Annisa membantu Syifa menggosok badan dan memakaikan shampo di kepala Syifa, setelah bersih dia kembali membantu Syifa menggosok gigi.
Mereka keluar dari kamar mandi, dia membuka lemari dan memilihkan Syifa pakaian.
Setelah selesai berpakaian, Syifa terlihat mengantuk.
"Ummi, Syifa ngantuk, boleh gak Syifa tidur sebentar?" tanya Syifa yang memang tidak tidur siang.
"Ya sudah tidurlah, nanti saat Magrib Ummi bangunin, tapi hanya kali ini saja ya tidur sore," kata Annisa
Syifa mengangguk lalu berbaring dan langsung memejamkan mata. Tidak menunggu lama, dia langsung tertidur pulas.
"Rambutnya masih basah sudah mau tidur," gumam Annisa pelan, dia mengusap rambut basah Syifa menggunakan handuk kecil.
Setelahnya dia berjalan keluar sambil menutup pintu pelan seperti yang dilakukan Reyhan, Ia melihat suaminya duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
Padahal tadi Reyhan hanya melamun, setelah suara pintu terbuka, Ia langsung mengambil ponsel supaya tidak terlalu canggung.
"Mana Syifa?" tanya Reyhan saat melihat Annisa berdiri di depan pintu sendirian. Ia melepaskan ponselnya diatas meja.
"Syifa tidur, mungkin lelah," jawab Annisa
"Oh sudah tidur ya, tadinya mau ngajak kalian belanja keperluan dapur, kalau begitu biar pergi sendiri saja, Nisa jagain Syifa di sini," ucap Reyhan
Keperluan dapur memang belum disiapkan karena kepindahan ini mendadak, awalnya mereka ingin menginap semalam di rumah pak Harun tapi Reyhan berubah pikiran, dia tidak sabar ingin memperlihatkan rumah baru mereka.
Annisa mengangguk
"Kamar kita yang ini, koper sudah di dalam," ucap Reyhan
Annisa mengangguk lagi.
"Oh ya satu lagi, rumah sebelah juga punya kita, siapa tau nanti kita punya pembantu, mereka bisa tinggal di sana biar Nisa nyaman," ucap Reyhan
"Iya." Annisa mengangguk lagi, dibalik cadarnya dia tersenyum mendengar suaminya banyak bicara padahal sebelum-belumnya sangat sulit untuk mendengarnya bicara.
"Pergi dulu, Assalamu 'alaikum." Reyhan pamit
"Wa'alaikumussalam, hati-hati," kata Annisa
Annisa menutup pintu setelah mengantar Reyhan keluar.
Dia masuk ke kamar dan langsung menuju kamar mandi, kamar mandinya cukup besar dan bersih.
Selesai mandi Annisa kembali memakai pakaian dan juga lengkap dengan jilbab dan cadarnya, Ia langsung membereskan pakaian di koper dan membuka lemari, terlihat pakaian Reyhan sudah tersusun rapi dan tergantung rapi.
Jantungnya degdegan saat melihat pakaian ini, akhirnya pakaian mereka akan bersebelahan.
Dia menyimpan pakaiannya di sebelah pakaian Reyhan.
Tidak berapa lama terdengar bunyi klakson mobil, dia buru-buru keluar dan melihat Reyhan keluar dari mobil, Reyhan mengeluarkan belanjaannya.
Dia langsung menyambutnya mengambil belanjaan itu.
"Banyak banget belanjanya?" ucap Annisa
"Karena gak tau apa yang Nisa suka jadi dibeli semua," kata Reyhan
Annisa menunduk tersenyum di balik cadarnya, kenapa suaminya jadi sepolos Syifa.
Melihat belanjaannya ini cukup untuk berapa hari kedepan.
Reyhan mengeluarkan beras dan beberapa barang lainnya dari mobil.
Annisa membantu membawa masuk barang yang tidak berat.
Mereka menyimpannya di dapur, Reyhan mengeluarkan barang-barang dari kantong plastik.
Ia juga membuka berasnya untuk Annisa, Annisa langsung mengambilnya dan mencuci beras karena ini sudah sore jadi sudah waktunya memasak untuk makan malam.