DUA GARIS MERAH GADIS BISU ( Za-Ga )

...***...

Di rumah sakit.

Malam hari kamar rawat Yeza begitu Ramai. Ada papanya dan juga Hellen.

Dirga keluar sebentar karena undangan sang mama.

Sedangkan Sam sedang mencari yang di ingini Yeza. Bukannya Dirga tidak mau mencarikan.

Namun karena Dirga nya harus datang kerumah orang tuanya. sang mama menelpon bekali kali dan Dirga tidak ingin lebih lama mendengar omelan mamanya. Terpaksa Dirga menitipkan  istrinya pada Mertuanya dan juga Hellen

"Aku sangat senang sekali kau sudah bisa bicara Za" ujar Hellen.

"Om apalagi nak. Selama 14 tahun Yeza hanya diam. Bahkan om tidak tau apa yang anak om inginkan." sahut Danil

Mereka ngobrol panjang lebar. Hingga Ponsel Hellen berdering.

"Om.. Hellen permisi keluar dulu ya." pamit Hellen

"Iya nak" jawab Daniel.

Setelah Hellen pergi Daniel segera membuka obrolannya dengan anaknya. "Apa Dirga memperlakukan  kamu dengan baik nak?" tanya Daniel

"Iya pa.. Lihat lah putrimu begitu tumbuh subur hidup bersama Dirga." jawabnya.

"Kau memang lebih berisi sekarang nak. Papa beruntung kau di peristri oleh pria baik." ujar Daniel

Yeza hanya menanggapi dengan tersenyum. Hatinya masih bingung kenapa Dirga mau menerimanya.

"Papa.. Kabar Anggi dan mama gimana?"

"Baik nak. Cuma papa lagi kesel sama mamamu." jawabnya

"Kenapa paa?"

Daniel pun bercerita jika Desi terlalu memanjakan Anggi. Daniel tidak menyukainya. Semua yang Anggi lakukan Desi selalu memberi lampu hijau.

"Papa yang sabar. Semoga Anggi tidak kenapa napa." ucap Yeza.

"Iyaa papa juga berharap seperti itu." balasnya

...***...

Di rumah orang tua Dirga

"Itu Dirga." tunjuk Cantika saat melihat putra bungsunya turun dari mobil.

Dirga segera menyapa sang mama dan memberi kecupan di pipinya.

Setelah itu segera menyapa tamu dan juga papanya. Arka tengah duduk di taman bersama calon istrinya.

Arka meninggalkan wanita itu saat mendengar suara Dirga.

"Paquita kenalkan ini adekku Dirga" ucap Arka pada Paquita yang sedang menelpon seseorang dan posisi membelakangi Dirga.

"Ohh.. Hai sal... " ucapan Paquita yang menggantung dan menatap Dirga. "Arya." gumamnya.

"Saya Paquita." ucapnya kemudian.

"Dirga" sambutnya. Namun Dirga tetap acuh pada Paquita.

"Ga.. apa kau tau siapa Paquita? " tanya Arka.

Dirga hanya menatap Paquita sebentar. Lalu beralih ke Arka yang sedang mengajak ngobrol.

"Tidak"

"Kami mengenal di meeting beberapa bulan yang lalu." ucap Arka yang menceritakan awal pertemuannya.

Paquita adalah putri tunggal dari mr Mark. Pemilik pabrik bahan bahan kimia. PT kimie Central.

"Oohh.. Baguslah.." jawabnya. Lalu menatap abangnya yang tidak pernah beruntung dalam percintaan. Seperti dirinya. Namun Dirga sekali di kecewakan enggan untuk membuka lembaran baru. sedangkan Arka, Arka lebih menyukai hal hal baru. . Dirga mulai memandang jika wanita hanya sebagai permainan saja. Semenjak dirinya dengan terang terangan melihat wanita yang di cintainya tengah bergumul di atas tempat tidur di sebuah hotel. Semenjak itu Dirga mulai menutup untuk kembali tidak jatuh cinta.

"Tapi apa kau yakin akan menikahinya?" tanya Dirga

"Tentu saja.." jawabnya

"Dia hamil anakkku." bisiknya

Dirga menatap abangnya tak percaya.

"Nggak usah kaget. Bercinta dengan wanita itu sudah biasa bukan. Kamu juga sering kan." ujar Arka

"Apa kau yakin itu anakmu? " tanya Dirga. Kali ini lebih pelan dari suara abangnya.

"Apa maksudmu? Kau ingin bilang jika wanitaku adalah wanita murahan?" tanya Arka. Sedikit emosi

"Aku tidak mengatakannya begitu. aku tidak yakin jika dia masih gadis saat bersamamu.." ucap Dirga. Lalu segera meninggalkan abangnya dalam kebisuan nya.

Arka menatap punggung Dirga yang menjauhinya. "Bagaimana dia bisa berbicara seperti itu? apakah dia pernah melihat Paquita bersama pria lain?" batinnya

...**...

Satu minggu sudah berlalu.

Di rumah Dirga

Yeza tengah dudu di ruang tengah sambil nonton televisi.

Kehamilan Yeza sudah terlihat agak membuncit. hari libur begini Yeza sudah sudah selesei membuat camilan. camilan yang sedang dia inginkan untuk saat ini.

Sedangkan Dirga tengah melakukan olah raga di halaman belakang sendiri. Semenjak menikah waktu Dirga untuk melakukan kegiatan hobinya hanya bisa di lakukan seminggu 2 kali.

"Nona.. Tuan Dirga memanggil anda. " ucap Seorang pelayan . yang di angguki oleh Yeza.

Yeza segera beranjak dari tempat duduknya. Lalu segera melangkah kebelakang menyusul Dirga.

Dirga sudah menyiapkan kereta kuda untuk mengelilingi kebun miliknya  yang sudah di berikan pada Yeza sebagai mas kawin.

Yeza melihat Dirga tengah minum sambil berdiri.

Yeza terpaku dengan keadaan Dirga yang saat ini. Sungguh benar bener se*i. Selama menikah Yeza dan Dirga tidak pernah melakukan hubungan suami istri.

Dirga sengaja menghindar karena hawatir akan menyakiti anaknya. Sedangkan Yeza. Yeza tidak ingin benih yang tidak jelas ini di siram oleh pria yang amat baik seperti Dirga.

Di mata Yeza, Dirga adalah malaikat yang Tuhan kirimkan untuk membawa Yeza pada kebahagiaan.

"Kau sudah disini?" tanya Dirga

Yeza masih menatap penampilan Dirga. beberapa kali Yeza menelan salivanya sendiri.

Entah kenapa tiba tiba Yeza sangat ingin bercinta dengan suaminya.

Namun keinginan itu segera di buang jauh jauh. Biarpun Dirga suaminya. Namun di rahim ada benih orang lain. Dan Yeza tidak ingin mencampurkan.

"Za.. " panggil Dirga lagi.

Karena gemas pada Yeza  yang sejak tadi di panggil namun tidak nyaut. Dirga pun segera mengecup pipinya.

"terpesona? Kau baru sadar jika suamimu ini begitu tampan kah?" tanya Dirga.

PD betul pria satu ini. dengan tatapan yang menunduk menyembunyikan rasa malunya.

"Za.. " panggilnya lagi.

"Hem.  Ohh iya.. Iya" gugupnya.

Kelamaan. Dirga segera mengangkat tubuh Yeza keatas kereta kudanya 

"Ki.. Kita mau kemana?" tanya Yeza

"Kesurga" jawabnya asal.

Yeza tidak sengaja mengelus perutnya yang terlihat sudah membuncit.

Dirga menatap Yeza yang masih menunduk. Lalu beralih pada tangan Yeza yang mengelus perutnya.

"Apa ada masalah?" tanya Dirga

"I.. Hem.. Enngak." jawabnya.

"Nggak usah gugup begitu." ucapnya. Dirga segera mengambil tangan Yeza. "Aku boleh menyapanya?" tanya Dirga

Yeza mengangguk ragu. Dirga segera menyentuh perut Yeza. Lalu membungkuk mengecup perut yang sudah mulai nampak.

"Kenapa aku tidak pernah melihat orang tuamu? " tanya Yeza tiba tiba.

Dirga segera menegakkan tubuhnya. Lalu menatap Yeza. Di lihat dari mata hitamnya bahwa Yeza ingin sekali melihat orang tuanya.

"Suatu saat nanti aku akan membawamu pada mereka. Aku tidak ingin membahayakan nyawa kalian. " jawab Dirga.

"Kenapa begitu? Apa orang tuamu seorang kanibal? " tanya Yeza.

Dirga segera mencondongkan wajahnya. Dan menatap istri kecilnya. lalu segera menampakkan wajah sedihnya.

"Iyaa... Mereka kanibal." jawabnya Asal.

"Ya Tuhan.. Kalo begitu aku tidak mau bertemu dengan kekuargamu." ucapnya kemudian.

Dirga segera menatap kembali Yeza. Lalu mengacak rambut panjangnya.

"Ishh.." kesal Yeza

"Kau itu lucu. Saat merasa ketakutan seperti itu." kata Dirga  dan langsung mendapat tatapan tajam dari istrinya.

"tapi benarkah keluargamu adalah seorang kanibal?" tanya lagi.