Bocil dilarang keras mampir di sini. Bijaklah mencari bacaan. Dilarang komen negatif. Ini hanya sebuah cerita yang isinya hanya haluan, jadi jangan baper.
Karena pengkhianatan istrinya, Axel terluka, hingga luka itu mendarah daging. Memperegoki istrinya yang tengah bercinta dengan sahabatnya sendiri. Tak cukup sampai disitu, Hanna yang merupakan istrinya harus pergi selama-lamanya akibat perkelahian antar suami dan selingkuhannya.
Berimbas, Axel yang menjadi tersangka akan pembunuhan yang dilakukan sahabatnya sendiri. Axel mendekam selama 15 tahun di penjara. Saat terbebas, ia akan membalaskan dendamnya pada sahabat sekaligus pembunuh yang sebenarnya. Hasil dari perselingkuhan, hadirlah sosok wanita cantik yang menjadi incaran Axel untuk membalaskan dendamnya.
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode_027
"Ell? Siapa, Ell?" tanya Lory, "Ell anaknya Leo? Dia sudah menikah? Dia membohongiku lagi?" Lory semakin geram dan sangat marah kepada suaminya.
"Tidak, Leo memang belum menikah," kata Axel, "lupakan saja soal itu, kita fokus pada perusahaannya saja." Dalam hati, Axel belum siap jika Elle diketahui oleh Leo. Apa lagi mendengar kabar tentang dia yang memiliki tempat pelacuran, ia takut Elle menjadi incaran para bandot dengan tawaran termahal. Demi uang, Leo pasti melakukan hal gila.
"Lory, kamu pantau gerak-gerik suamimu mulai saat ini. Dan sekarang aku harus ke kantor karena ada meeting," ujar Axel.
"Hmm, baiklah. Akan aku lakukan demi kembalinya perusahaan kita," jawab Lory.
* * *
Elle nampak muram, ia sedang berada di kantin bersama Letta. Letta sedari tadi memperhatikan Elle, makanannya hanya diaduk-aduk saja.
"Kamu kenapa, Ell? Sepertinya tidak berselera sekali, apa ada masalah?" tanya Letta.
"Daddy menyebalkan, dia tidak mengizinkanku pergi ke tempatmu. Aku tidak boleh kemana-mana, padahal aku ingin sekali bertemu dengan oma Yasmin." Jawab Elle yang masih mengaduk-aduk makanannya.
"Daddy-mu posesif sekali, Ell?" Letta memandang wajah Elle.
"Entalah, Ta. Kalau tidak dituruti dia marah, seperti ..." Elle ragu untuk menceritakan tentangnya, lebih tepatnya dia malu karena kejadian malam tadi.
"Seperti apa?" Letta jadi penasaran, apa jangan-jangan ada sesuatu di antara mereka? Itu sebabnya daddy-nya melarangnya? Pikir Letta. "Seperti apa? Jangan buatku penasaran."
"Dia sudah mengakui bahwa aku bukan anaknya, terus kita sudah ..." Ah, lebih malu saat membayangkannya.
"Jangan bilang kalau kalian sudah tidur bersama dan melakukan itu?"
"Sutttt ..." Elle celingak-celinguk karena takut ada yang mendengarnya terlebih pada Bella, bisa jadi gosip seantero jika gadis itu tahu tentangnya.
"Jadi bener kalian sud--." Lagi-lagi ucapannya menggantung karena Elle langsung membekapnya.
"Tidak, kami tidak sampai melakukan itu, Ta. Kami hanya saling menikmati saja." Elle jadi teringat masa indah itu, "rasanya geli-geli gimana gitu, Ta. Tapi enak," jujur Elle.
"Emang enak kok, kamu aja baru tau." Letta langsung membekap mulutnya sendiri, ia keceplosan.
"Enak? Kamu tau rasanya? Wah, ini lebih mengejutkan. Jangan bilang kalau kamu sudah melakukannya? Dengan siapa? Ayo ngaku padaku?" desak Elle.
Ujung-ujungnya, Letta jadi kepancing dengan percakapan mereka. Pasalnya, Letta gadis yang cukup pendiam. Bahkan Elle tak pernah melihatnya bersama seorang lelaki, lalu dengan siapa gadis itu melakukannya?
"Ayo jawab, kamu ngelakuin itu dengan siapa? Kamu sudah tidak Virgin ya?"
Letta tersenyum kikuk karena merasa sudah menggali kuburnya sendiri, mau tak mau ia pun akhirnya jujur.
"Whatt?? Kak Zuran? Dia 'kan kakakmu? Ini lebih parah dariku sih menurutku." Elle tak habis pikir dengan sahabatnya itu.
"Dia bukan kakak ku, Ell. Ternyata dia kakak tirikuku," jelas Letta.
"Hidupmu penuh kejutan, Letta. Terus sekarang kalian menjalin hubungan?" tanya Elle.
"Iya, hanya oma Yasmin yang tau tentang hubunganku dengan kak Zuran. Aku juga baru tau kalau mommy-ku bukan ibu kandungku, daddy menikah saat umurku berusia satu tahun. Awalnya aku kecewa karena merasa dibohongi, tapi di balik itu ada berkahnya. Aku kira, aku salah sudah mencintai kakak-ku sendiri ternyata tidak. Aku tidak memiliki ikatan darah, jadi menurutku sah-sah saja."
"Jadi, perasaanku juga tidak salah pada daddy. Akhir-akhir ini, aku lebih suka saat melihatnya. Lebih tampan, apa lagi setelah semalam. Tapi aku kesel sama dia, daddy jahat," cetusnya.
"Jahat kenapa?"
"Tidak pernah mengatakan cinta, tapi dia ingin memilikiku, egoiskan?"
"Daddy-mu sudah dewasa, Elle. Tidak butuh kata-kata cinta, yang penting perlakuannya menjanjikan. Sudah tua apa masih bisa romantis?"
"Letta ... Jangan bilang daddy-ku tua, dia masih tampan." Elle tak terima jika daddy-nya dibilang kolot dan tidak romantis.
"Tapi memang benarkan dia sudah tua, berapa jarak umur kalian, hah? Lebih cocok ayah dan anak. Kamu serius mencintainya?"
"Hmm, sepertinya begitu, Ta."
Obrolan terus berlanjut sampai pada akhirnya, percakapan mereka berhenti karena bel sekolah sudah berbunyi.