NovelToon NovelToon
Di Batas Waktu

Di Batas Waktu

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Romansa
Popularitas:418.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.

" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha

" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel

Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBW 27 Karena Sebuah Foto

Di Batas Waktu (27)

" Nanti aku ceritakan, ayo kita sholat Maghrib dulu, nanti waktunya keburu habis", Sakha mengajak Adel untuk melaksanakan kewajiban mereka sebagai umat Islam terlebih dahulu. Adel pun mengikuti ajakan suaminya sambil tetap melihat sekilas ke arah foto-foto mereka berdua.

Flashback off

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Hari ini, Adel memutuskan untuk tidak pergi ke toko. Rasa kantuk masih menderanya. Semalaman ia dan Sakha banyak menghabiskan waktu dengan bercerita banyak hal. Awalnya menceritakan foto-foto yang kini memenuhi kamar Sakha dan terus berlanjut mengenai pernikahan mereka.

Adel maupun Sakha benar-benar ingin agar mereka mulai saling terbuka satu sama lain. Untuk memperbaiki hubungan, mereka memulai dengan memperbaiki komunikasi diantara mereka. Karena komunikasi yang baik akan berpengaruh pada hubungan mereka kedepannya.

Dari awal pernikahan, komunikasi mereka memang kurang baik. Karena Sakha yang memang membatasi diri juga karena kesibukan masing-masing. Sementara Adel hanya mencoba untuk tahu diri agar tidak ada percekcokan nantinya yang akan menimbulkan kecurigaan mertuanya.

Adel mengirim chat pada Fitri bahwa dia tidak akan pergi ke toko. Fitri pun memaklumi karena atasan rasa keluarganya itu pasti ingin memiliki quality time dengan suaminya. Ya, itulah yang ada di pikiran Fitri di sebrang sana. Membayangkan bahwa Adel dan suaminya sedang melakukan pacaran halal. Padahal, itu hanya bayangannya saja.

Sementara Adel kini justru sedang menyimpan foto yang awalnya di tempel di langit-langit kamar. Ia merasa malu sendiri ketika harus melihat fotonya yang berukuran besar saat merebahkan diri di ranjang. Sakha pun akhirnya mau tak mau mencopot foto itu. Lagi pula alasannya saat itu adalah untuk mengobati kerinduan yang sudah biasa tidur di temani Adel.

Saat siang menjelang, tiba-tiba notifikasi chat grup berbunyi. Ternyata dari Syifa.

Assalamu'alaikum .

Lagi pada sibuk gak?

Aku Vc ya. (Syifa)

Wa'alaikumsalam

Siap (Tia)

^^^Wa'alaikumsalam.^^^

^^^Ok^^^

Wa'alaikumsalam.

Ok ( Aisyah)

Mereka pun mulai melakukan panggilan telpon. Setelah mengucapkan salam dan berbasa-basi bertanya kabar, mereka mulai mengobrol.

" Mulai hari Senin, aku di pindahin ke kantor pusat di kota J. Ada yang tau kos-kosan yang aman gak?", tanya Syifa membuka suara.

" Kalau kamu pindah, cuma aku dong yang disini. Jadi, pengen ikut pindah!! ", seru Tia dengan wajah cemberut.

Bukannya simpati, yang lain malah menahan senyum melihat bibir manyun Tia.

" Anak pemilik restoran mah, belajar aja yang bener cara ngelola restoran ", timpal Syifa.

" Aish, kamu ini", geram Tia.

"Gimana Sya, kamu tahu gak? Secara kamu kan yang paling lama tinggal disana?", tanya Syifa lagi.

" Aduh, aku semenjak disini jadi ibu rumah tangga yang jarang keluar kalau gak di ajak pak Su", Aisyah menjawab di akhiri kekehan.

" Aish, kamu mah Sya, gak disini gak di sana ngerem aja", Syifa ikut tertawa.

" Aku kan anak rumahan ", elaknya. " Tuh Adel tahu gak?"

" Kos-kosan karyawanku kayaknya aman tuh. Kosan khusus perempuan dan aturannya juga ketat sih. Mereka pada nyaman disana. Cuma kan aku gak tahu dekat atau gaknya dari tempat kamu kerja.", keluh Adel.

" Iya gak apa-apa. Minimal ada dulu aja. Atau coba sekalian tanya ke karyawan kamu aja, mungkin tahu info kos-kosan yang lainnya ", pinta Syifa.

" Ok. Insya Allah nanti aku kabari secepatnya "

" Sipp", jawab Syifa.

" Eh,, ngomong-ngomong, kamu udah balik ke rumah Sakha? ", Tia penasaran

" Iya. Alhamdulillah. Kita udah rujuk ", Adel tersenyum bahagia.

" Alhamdulillah ", jawab mereka serempak.

" Cie,, yang udah baikan. Sampai pasang foto pernikahan segede itu", goda Tia yang dari tadi penasaran dengan foto pernikahan di belakang Adel.

" Ya Allah, aku baru sadar, Del", Aisyah memfokuskan tatapannya ke arah belakang.

" Kapan nih kita kumpul-kumpul bikin syukuran sekalian ketemuan?" Tanya Syifa antusias. " Sebelum aku mulai kerja ya?" usulnya lagi.

" Nah setuju. Sekalian aku nganterin Syifa ke sana", Tia setuju.

" Hmm, nanti aku kabarin lagi ya. Izin dulu", ucapnya.

" Ayo yang udah pada punya gandengan, izin dulu. Biar pertemuan kita gak gagal", seru Tia.

" Ok", jawab Adel dan Aisyah kompak.

" Cerita dong kejadiannya!", pinta Syifa antusias.

Adel pun menceritakan apa yang terjadi. Ia memang belum sempat bercerita karena memang kejadiannya baru kemarin.

***

Malam hari di Sebuah Cafe

" Ada apa lagi?", tanya Yudi pada seorang perempuan di depannya sesaat setelah duduk.

" Beri aku uang atau rekamanmu akan aku sebarkan", perempuan yang tidak lain adalah Lisa memberi ancaman.

Keinginan Lisa untuk bisa mengembalikan bentuk tubuhnya seperti semula dengan cepat, membutuhkan banyak uang. Sementara dengan kondisinya sekarang, tidak ada yang mau menggunakan 'jasanya'. Sehingga, Lisa kehilangan mata pencahariannya. Belum lagi, Sakha yang sudah tidak memberikan uang karena memilih putus dengannya, menambah derita Lisa.

Yudi menghela nafas. Ia sudah memprediksi akan seperti ini setelah sifat asli Lisa ia ketahui.

" Ok. Tapi, tanda tangani ini dulu, baru aku transfer uangnya", Yudi melemparkan sebuah map berwarna merah.

Map berisi perjanjian hitam di atas putih sengaja Yudi buat sebelumnya. Ia pernah sekali di ancam dengan ancaman yang sama, oleh karena itu ia tidak ingin mengulangi kesalahannya lagi.

Lisa membuka map. Membaca tulisan yang ada di dalamnya. Ia terdiam sesaat. Menandatangani perjanjian ini, otomatis ia tidak akan bisa mendapat uang lagi. Namun ia juga tidak punya jalan lain untuk mendapatkan uang saat ini.

" Kau pun mencantumkan masalah anak itu? Padahal kau tahu aku tak menginginkannya?", Lisa mengerutkan keningnya.

" Melihat tabiatmu yang menghalalkan segala cara agar mendapatkan banyak uang dengan cara instan, aku harus siap siaga. Hari ini, mungkin kamu bilang tak membutuhkan anak itu, tapi entah nanti ketika ia dewasa", Yudi mengangkat kedua bahunya. " Mungkin ide untuk memanfaatkannya baru terpikirkan olehmu", jelas Yudi.

Bukankah manusia sangat mudah untuk berubah pikiran? Apalagi orang seperti Lisa.

Dengan berat hati, ia mengambil pulpen yang di sodorkan Yudi. Membubuhkan tanda tangannya. Melihat itu, Yudi hanya tersenyum sinis.

" Aku sudah mentransfer uangnya", ucap Yudi sambil menunjukkan layar ponselnya. "Oh iya, jangan pernah berpikir untuk mengganggu Sakha lagi. Sakha sekarang sudah sadar bahwa ia hampir membuang berlian untuk batu kali sepertimu.", jelas Yudi sambil mengambil map di atas meja dan beranjak pergi dari sana.

" Kau lihat saja nanti", Lisa percaya diri bisa membuat Sakha kembali padanya. Ia tak rela di lupakan Sakha begitu saja.

Yudi terus melangkah tanpa menggubris lagi perkataan Lisa.

Lisa hanya mengepalkan tangannya. Ia segera mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Sakha, namun ia tak berhasil. Tentu karena Sakha sudah mengantisipasinya dengan memblokir nomor Lisa.

Karena tidak berhasil menghubungi Sakha, ia mencoba membuka sosial media Sakha. Walaupun tak yakin akan berhasil karena Sakha memang jarang aktif di sosial media sekalipun memiliki akunnya.

" Br*ngs*k!!", umpat Lisa saat melihat foto profil Sakha adalah foto Sakha bersama istrinya.

Bahkan ia melihat Sakha memposting foto pernikahannya juga foto-foto kebersamaannya dan sang istri. Hati Lisa semakin panas membara.

1
Nadien Najwa
Luar biasa
Dewi Yanti
katanya orag bodoh itu akan melakukan kesalahan yg sm berulag kali, shaka bodoh g bljr dr kesalahan yg sblmnya.
Dewi Nafisah
pokoknya ngena banget ceritanya. oke dech...
Nurulindah Indah
nice, semangat Thor 👍👍
Olha Alamri
Kecewa
elise rachma
Luar biasa
Erna M Jen
bagus itu pemikiranmu adel biar jelas mau bawa kemana rumah tanggamu ..👍
Nurhayati Lubis
hahahahah...Adel kerja Lembur
Erna M Jen
aku suka jalan ceritanya 👍👍
Rahma Lia
Luar biasa
Uthie
Cerita yg baguss... menarik... sukkkaaa.. 👍👍👍♥️♥️♥️♥️♥️
Uthie
Sukkaaa banget sama ceritanya 👍👍👍😘😘🤗🤗🤗
Uthie
Yaaa dahh ending dehhh 😂😂😂
Uthie
Hahaha... lucu si ayah baru niii 😂😂
Uthie
setelah ini sy Cusss ke cerita mu berikutnya Thor 😘 👍👍👍👍💃💃💃
Uthie
sukurin tuhh si Lisa 😡😡😡
Uthie
harus segera ditindak itu 😡😡😡
Uthie
lebih baik jujur 👍😌
Uthie
Wadduuhhhh... Shaka 😌
Uthie
Duhh... gangguan masih terus ngintai 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!