Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Organisasi Memburu Wickson
Ketika Nola bangun, hari sudah siang. Dia terkena migrain saat ini. Tidak ada pelayan di vila yang disewa pamannya. Jadi Nola hanya menguru dirinya sendiri.
Gadis itu keluar kamar untuk mencari pamannya. Tanpa diduga, Halbert juga ada di sini.
"Paman," ujarnya.
Wickson yang sedang mengobrol dengan Halbert menoleh ke arah tangga. "Nola, kemarilah. Apakah kamu lapar?"
"Ya."
Tanpa diduga, Halbert menyeret gadis itu untuk duduk di sampingnya. Nola sedikit bersalah kali ini dan gugup. Dia tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Semalam dia pergi tanpa pamit dan lupa jika Halbert mencarinya mati-matian di malam hari.
"Halbert, maaf. Semalam ... aku pergi begitu saja. Aku tidak akan mengulangi lagi lain kali," katanya.
Halbert ingin menegurnya dengan keras. Tapi mendengar batuk tak disengaja Wickson, pria itu menahan dirinya. Meski giginya terkatup, tapi ekspresi marahnya masih jelas tergambar.
"Ya, jangan ulangi lagi." Pada akhirnya dia hanya bisa menyerah.
Dia, seorang bos mafia yang tidak mengasihani wanita atau berbicara lembut dengan mereka, benar-benar harus tunduk pada seseorang yang disebut 'Paman' ini.
Wickson bisa memasak dan dia menyiapkan makan siang untuk mereka.
Tanpa sepengetahuan mereka, sekelompok pria berpakaian hitam dengan logo Yin dan Yang mengepung vila tersebut. Kali ini target mereka adalah Wickson.
Tapi siapa yang tahu, mereka mengetahui jika Nola ada di sini. Dan ini keberuntungan mereka bisa menangkap keduanya.
Kelompok yang pernah dikerahkan untuk menangkap Nola tidak ada satupun yang kembali. Mayat mereka juga tidak ditemukan. Mereka tahu jika Halbert ikut campur dalam masalah ini.
Sayangnya, Organisasi Supernatural Dunia tidak mau berurusan dengan Halbert.
Ketika mereka makan siang, suara-suara samar di luar vila tertangkap oleh indera pendengaran Wickson. Dia segera bangkit dan berjalan cepat ke arah jendela yang gordennya maish tertutup.
"Apakah ada masalah?" Halbert bertanya dengan suara rendah.
Wickson meminta mereka untuk tidak bicara. Dia mengintip sedikit dari gorden dan minat bayangan seseorang di luar. Dia menegang. Tanpa menunggu lama, dia segera meminta keduanya untuk pergi ke lantai dua.
Tapi sebelum mereka bergerak, beberapa tembakan terdengar. Kaca jendela pecah dan Halbert langsung melindungi Nola seraya mengeluarkan pistol dari balik jasnya.
Dor!
Dor!
Halbert juga melepaskan tembakan.
"Mereka datang untukku. Cepat berlindung!" Wickson melihat keduanya.
"Paman ..." Jantung Nola berdegup kencang.
Orang-orang itu pasti datang lagi. Kali ini untuk memburu pamannya.
Tapi mereka tidak bisa meninggalkan bila saat ini. Sekelompok pria berpakaian hitam dengan kacamata juga mendobrak pintu vila. Mereka menodongkan pistol dan menembak ke segala arah.
Nola menutupi kedua telinganya saat ini. Suara tembakan itu terlalu nyaring baginya. Halbert membawanya ke bawah meja makan.
"Tetap di sini dan tunggu aku kembali," bisiknya.
Pria itu bersiap untuk pergi tapi Nola segera meraih tangannya.
"Kamu mau ke mana?"
"Aku akan mengurus mereka bersama pamanku. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja." Halbert menenangkannya.
Dia bisa merasakan tangan gadis itu gemetar ketakutan. Halbert hanya bisa menatapnya selama beberapa waktu dan keluar dari kolong meja.
Keberadaan Halbert membuat sekelompok orang itu sedikit kewalahan.
"Bos, lawan kita adalah Halbert!" Salah satu anak buahnya tidak berdaya.
"Cari gadis itu! Aku akan mengurusnya!" Pria yang dipanggil 'bos' tampak tidak optimis.
"Ya."
Orang-orang berpakaian hitam itu cukup banyak dan semuanya masuk vila seraya membawa senjata api.
Nola bersembunyi di bawah meja makan dan menghitung semua langkah kaki orang-orang yang ada di ruangan tersebut. Pendengarannya cukup tajam.
Tapi kemudian dia mendengar mereka berhasil melukai Wickson dengan tembakan di kakinya. Nola terkejut dan tak bisa tinggal diam lagi. Sedangkan Halbert juga sibuk membunuh satu persatu dari mereka.
"Paman ...," gumamnya.
......................
Di sisi lain ....
Wickson yang juga memegang senjata api sedikit lengah hingga salah satu betisnya tertembak. Dia mengerang kesakitan dan langsung berlindung di belakang sofa. Tembakan mereka tidak berhasil membunuhnya saat ini.
"Wickson, menyerahlah dan ikut kami. Kamu dan keponakanmu tidak akan diperlakukan dengan buruk oleh organisasi," kata salah satu mereka.
"Jangan bermimpi!" Wickson berwajah pucat saat ini dan darah telah mengotori lantai.
Pihak lain tampaknya tertawa mengejek. "Sudah bertahun-tahun lamanya, kamu masih ingin melarikan diri? Apakah tidak lelah?"
Yang lain segera menuju ke arah Wickson untuk menangkapnya. Tapi tampaknya Wickson tidak berniat untuk jatuh ke tangan mereka, namun bertarung sampai mati.
Wickson akhirnya mengeluarkan belati yang telah lama disembunyikan di tubuhnya. "Kalau begitu, aku lebih baik mati!"
Di saat Wickson terjerat oleh orang-orang itu, Nola muncul entah dari mana.
"Paman!!" Nola merasakan bahaya mendekati pamannya saat ini dan tidak mau dia mempertaruhkan nyawa untuknya.
Wickson melihat Nola datang, hatinya menegang. "Nola, cepat pergi! Jangan pedulikan Paman!" teriaknya.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤