Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Alex dengan Arsha
"Kabar apaa? " tanya bu Halimah.
"Ayunda dapat tawaran test beasiswa lagi ke luar negeri." ucap Dinda.
Bu Halimah menatap Ayunda. kemudian beralih ke Arsha yang baru masuk dengan membawa kertas kertas hasil karyanya.
"Mama. ini hasil Alsa tadi ma. " ucap Arsha dengan suara lucunya. menunjukan hasil karyanya.
"Waahh.. bagus bangett.. pinter sekali anak mama. " puji Dinda
"Cium mama dong. " kata Dinda sembari menunjuk pipinya.
Eemmuuahhh.. emmuahh. Arsha mencium sebanyak 3 kali. lalu kembali duduk di pangkuannya.
"Bagaimana bunda.. apa bunda izinin Ayu mengambil test itu? " tanya Dinda
"Bunda akan selalu dukung kamu Ay. tapi bagaimana dengan Arsha? apa kau akan meninggalkan disini? bagaimana jika ada yang mengadopsi..? " ucapan Bu Halimah langsung di potong oleh Dinda.
"Jangan Bunda.. Arsha adalah hidup Ayu. Arsha adalah penyemangat buat Ayu. jangan berikan pada siapapun. ", ucap Dinda sembari mata itu mulai menganak sungai. dan memeluk erat tubuhku mungil Arsha.
Sudah banyak yang ingin mengadopsi Arsha dari sejak masih bayi merah. Tapi tidak boleh. Walaupun lahir tanpa seorang ayah. namun Arsha lahir dari seorang ibu yang berjuang sendiri dalam banyak kesusahan.
Banyak sekali perjuanganya untuk bisa melahirkan Bayinya dengan selamat. Sejak kecil Dinda menginginkan seorang adek. namun karena sang mama sudah tidak bisa memiliki keturunan.
Makanya saat Dinda di nyatakan hamil. dirinya tidak membenci bayi itu. dirinya hanya bingung. Bingung kenpa bisa terjadi. bingung kenapa sang papa sangat kecewa. bingung semudah itukah janin itu berkembang. antara kecewa, bangga dan benci pada keadaan membuat Dinda harus bisa membawa bayi itu keluar dengan selamat.
" Sayang.. kau tau kan. jika di sini ada balita dan tidak ada ibunya maka pengelola pantai akan memberikannya. " kata Bu Halimah dengan sedih.
Memang Bu Halimah bukan pengurus yang sesungguhnya. Bu Halimah adalah wanita yang di percaya untuk mengurus panti. Sedangkan pengurus panti yang sesungguhnya datang ke sini hanya waktu waktu tertentu.
Dinda terdiam menatap sendu wajah gadisnya. "Mama.. mama jangan pelgi. Alsa tidak mau di tinggal mama. " ujar Arsha
"Mama akan selalu ada buat Arsha. mama akan bawa Arsha kemanapun mama pergi." ucap Dinda
"Sayang.. bunda tau.. kau adalah wanita yang kuat. bunda tau kau bisa belajar setinggi mungkin. dan bisa membawa Arsha pergi. Bunda akan selalu mendukumu. " ucap Bu Halimah.
Setalah obrolan selesei. Dinda segera masuk ke kamarnya dan membawa Arsha masuk. Dinda membuka laptop yang di bawa dari rumah sakit.
Dinda mulai mencari email yang di berikan pak Eric sang dosen.
Setelah ketemu Dinda segera memasukkan surat lamaran kerjanya.
Setelah itu Dinda, mendapat balasan dari mr Arnold, sang pemegang emailnya
Sedikit basa basi. Dinda pun segera mengakhiri balasan pesan dan pamit untuk melanjutkan besok lagi.
Malam ini Dinda akan berusaha mengumpulkan persyaratan peseta beasiswa. Hingga jam 11 malam Dinda bari selesei mempersiapkannya. Dinda segera pergi ke kamar mandi untuk buang kecil. setelah itu Dinda akan segera tidur di samping sang putri.
"Sayang.. mama sayang banget sama kamu nak. " bisik Dinda pada pipi Arsha. kemudian memeluk Arsha dan berbaring di sampingnya.
...**...
Pagi telah tiba.
jadwal masuk kerja Dinda hari ini adalah sore. pagi ini Dinda akan ke kampus dan menyerahkan berkas yang di butuhkan peserta beasiswa.
"Sayang.. apa kau mau ikut mama? " tanya Dinda
"Ikut mam. Alsa mau ikut mama " jawabnya.
"Ok.. ayuk kita segera bersiap siap.. " ucap Dinda penuh semangat.
Baru kali ini Dinda akan mengajak sang putri jalan jalan. biasanya sibuk kerja dan kalo udah kerja tidur sampai rumah.
"Lohh.. kalian mau kemana? " tanya Neni.
"Alsa cama mama mau jalan jalan. " jawabnya
"Tante Neni ikut dong. " ucap Neni pada Arsha
"Mama " panggil Arsha
"Boleh sayang." jawab Dinda dari kamarnya
Merekapun segera berpamitan pada Bu Halimah setelah bersiap. "Hati hati Arsha" ucap Bu Halimah pada Arsha.
mereka ke kampus Dinda dulu dengan naik angkut karena bawa Arsha tak mungkin naik sepeda.
Sampai di kampus Arsha begitu senang dan berlari lari.
"Sha.. jangan lari lari entar jatuh." teriak Dinda.
Namun Arsha tak mendengar. dan Neni pun jadi ikutan lari mengejarnya.
Dinda segera menemui Dosen Eric. Menyerahkan berkas yang di butuhkan.
"Untuk test nya besok tgl 24 Bulan Maret ya Ayunda. bapak yakin kamu pasti bisa masuk." ucap Pak Eric.
"Terimakasihh pak." jawabnya
"Ohh iyaa. apa kau sudah memasukkan lamaran kerjaan di emailnya mr Arnold? " tanya Pak Erick.
"Sudah pak. dan Pak Arnold masih dalam seleksi data yang masuk." jawab Dinda.
Pak Eric menggut manggut. dan kembali melihat berkas yang di bawa Dinda.
Di luar kantor.
"Arsha.. tunggu di sini yaa. jangan ke mana mana, tante mau pipis dulu. " pesan Neni pada Arsha.
Arsha mengangguk dan kembali duduk. Arsha melihat ada taman yang ramai. banyak anak anak kecil sedang bermain dengan mainannya
Arsha pun berlari menuju taman yang sangat ramai.
Ciiittttt....
Ada sebuah mobil yang ngerem mendadak. Arsha pun kaget dan dalam keadaan berdiri sambil menutup matanya. ketakutan.
"Ada apa Dion? " tanya Tuan Alex.
"Maaf tuan ada anak kecil yang bikin kaget." ucapnya
Dion keluar dan melihat Arsha yang masih berdiri dan menutup wajahnya.
Alex pun juga turun penasaran dengan bocah kecil yang di biarkan sendiri di jalan raya.
"Adek.. kau tidak apa apa? " tanya Dion.
"Om.. Alsa takut om.. " ucap Arsha sambil mewek ingin menangis
Alex segera menghampiri Arsha.
"Dek di mana orang tuamu? kenapa main di jalan raya sendiri? " tanya Alex kemudian
Arsha menggeleng. "Alsa sama mama sama tante Neni. " jawabnya
"Jangan main di sini sendiri yaa.. berbahaya.. Ayo om antar ke mama kamu. " ucap Dion. dan Alex hanya menatap tak tau apa yang di rasa kan.
"Arsha.. sayang Syukur kamu tidak apa apa. "
Dion menatap wajah wanita yang tiba tiba memeluk Arsha
...Bersambung....
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah