"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
“Mas Fahmi udah lama ya kerja di perusahaan ?” tanya Anisa basa basi di tengah perjalan mereka menuju kantor.
“Kurang lebih dua tahun !” kata Fahmi apa adanya.
“Mas Fahmi hebat ya ! Masih muda, pinter, sudah jadi manager lagi !” Anisa sengaja memuji Fahmi agar Fahmi juga perhatian padanya.
“Ah, tidak juga. Aku bekerja juga sesuai kemampuan Ku !” kata Fahmi apa adanya.
Tak lama mobil Fahmi tiba di halaman parkir kantor. Fahmi turun dari mobilnya begitu pun dengan Anisa yang mengekor di belakang tubuh Fahmi.
Fahmi kemudian masuk ke dalam lift bersama Anisa, menekan tombol lantai yang akan mereka tuju, yang ternyata ada di lantai delapan.
“Lantai delapan tempat Kita bekerja, namanya Divisi Keuangan !” kata Fahmi menjelaskan agar Anisa tidak lupa.
“Oh, iya, iya Mas !”
Lift yang membawa mereka tiba di lantai delapan. Mereka kemudian keluar dari lift, jelas saja banyak para karyawan disana yang sedang lalu lalang bekerja sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.
“Kamu tenang saja ! Orang-orang disini semuanya baik-baik, tidak ada rekan kerja yang toxic. Ruangan Ku ada di pojok sebelah sana. Dan Kamu bekerja disana, bersama mereka semua !” ucap Fahmi memperkenalkan Anisa bagaimana keadaan tempat mereka bekerja.
“Oh, Iya Mas !” jawab Anisa
“Selamat bekerja ! Kalau butuh apa-apa silahkan datang ke ruangan Ku !” ucap Fahmi lagi sebelum ia meninggalkan Anisa seorang diri.
Anisa kemudian berjalan ke arah kubikel dan terdapat kursi yang kosong disana.
“Selamat datang anak baru !” ucap salah satu karyawan disana.
“Iya salam kenal Mbak, Saya Anisa !” ucap Anisa dengan ramah.
“Fia ! Ini untuk hari pertama berkerja !” wanita yang bernama Fia tersebut memberikan Anisa setumpuk pekerjaan pada Anisa.
“Rekap semuanya ya ! Dan berikan padaku kalau sudah selesai !” ucap Fia
Anisa hanya bisa melihat setumpuk berkas tersebut dengan menelan air ludahnya sendiri. Baru pertama kali bekerja, ternyata Anisa sudah diberikan tugas yang begitu banyak.
“Astaga, ternyata jadi karyawan kantoran gak enak !” kata Anisa dalam hati.
Dian yang baru saja tiba di lantai delapan, dengan berjalan begitu anggun khas dengan pakaiannya yang selalu terlihat modis dan cantik, membuat Anisa langsung menoleh pada Dian, apalagi Dian dengan santainya masuk ke ruang kerja Fahmi.
“Dia itu siapa ?” tanya Anisa pada rekan kerja disampingnya.
“Oh, itu Bu Dian ! Sekretaris pribadi Direktur Keuangan !”
“Oh !”
Dian yang tengah berada di ruang kerja Fahmi pun langsung duduk di hadapan Fahmi dengan melipat kedua tangannya.
“Apa Kamu benar-benar tidak mau merubah nasib, Fahmi ?” tanya Dian, lagi-lagi wanita itu terus saja menggoda Fahmi.
Fahmi menghela nafasnya, kemudian menutup layar laptopnya.
“Biarlah pimpinan yang akan menilai kinerja Ku.” Kata Fahmi pelan.
“Maka dari itu, Aku selalu katakan. Tunjukkan dirimu, Fahmi ! Kalau Kamu terus diam seperti ini, Kamu tidak akan berubah ! Kursi direktur selalu terbuka untuk siapa saja yang berani mengambil kesempatan itu !” kata Dian lagi.
“Hari ini kesempatan emas, Fahmi ! Jangan lewatkan kesempatan ini begitu saja !” kata Dian lagi kemudian pergi meninggalkan Fahmi.
Memang benar rapat kali ini di pimpin oleh presiden direktur langsung, Fahmi mengetahui hal itu juga dari Dian. Tidak ada yang tahu kalau Reino akan memimpin rapat hari ini.
Mendengar ucapan Dian yang selalu berputar-putar di kepalanya. Membuat Fahmi kini memiliki ambisi, ia pun menginginkan jabatan yang lebih tinggi. Ia pun menginginkan bagaimana rasanya menjadi seorang pimpinan.
Fahmi kemudian membuka kembali laptopnya, ia merubah semua rancangan yang sudah ia susun sebelumnya untuk rapat hari ini. Ia ingin menunjukkan jika ia mampu dan hebat dengan apa yang ia kerjakan. Ia ingin memperlihatkan hal itu kepada siapa lagi kalau bukan pada Reino, agar Reino bisa melihat hasil kerjanya secara langsung. Agar Reino bisa mempertimbangkannya menjadi orang kepercayaannya.
...****************...
cerita nya seru dan menarik
apa salah Alisa sama Anisa dan fahmi