apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. bolos
Nadhira membuka matanya perlahan lalu menatap kearah wajah Gibran yang masih tertidur pulas,tak lama Gibran juga mulai terbangun.
" morning "sapa Nadhira sambil tersenyum, bukannya membalas Gibran malah menarik tangannya sambil beranjak bangun lalu berjalan menuju kamar mandi.
" dasar menyebalkan "gerutu Nadhira sambil menatap kearah punggung Gibran yang menghilang di balik pintu kamar mandi.
" klek "tak lama Gibran keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju lemari untuk mengganti bajunya.
Nadhira beranjak dari ranjang lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci mukanya.
setelah itu ia berjalan menghampiri Gibran yang sedang bersiap untuk ke kantor, tanpa berkata ia langsung mengambil alih untuk memakaikan dasi Gibran.
Nadhira melirik sekilas kearah Gibran yang diam saja dengan wajah datarnya.
" sudah "ucap Nadhira sambil merapihkan dasinya.
Gibran mengambil jasnya yang terletak di atas kursi lalu memakaikannya, setelah itu iapun beranjak pergi.
" kau melupakan sesuatu "ucap Nadhira,Mendengar itu Gibran pun berbalik menatap kearah istrinya dengan tanda tanya.
" cup "Nadhira memberikan kecupan manis di pipi Gibran.
" yang semangat kerjanya ya "ucap Nadhira lagi sambil tersenyum, sementara Gibran hanya memasang wajah datarnya sambil pergi.
" dasar beruang kutub, aku sudah bersikap semanis madu masih saja dicuekin "gerutu Nadhira yang merasa kesal.
Sementara di depan rumah Sandra terlihat sudah rapi serta siap dengan sebuah map di tangannya.
" kok Gibran belum turun juga sih ?"tanya Sandra sambil menatap kearah jam tangannya.
" ah itu dia "ucap Sandra sambil menatap kearah Gibran yang sedang menuruni tangga.
" mau ke kantor ya ?"basa-basi Sandra sambil menatap kearah Gibran.
" ya "ucap Gibran dengan singkat sambil berjalan kearah mobilnya.
" aku boleh nebeng tidak ? Soalnya aku juga mau ke kantor untuk melamar kerja "ucap Sandra sambil menghampiri Gibran.
" naik mobil lain saja, aku ada meeting diluar kantor "ucap Gibran sambil masuk kedalam mobil
" oh "ucap Sandra yang merasa kecewa.
" loh,kok tidak bareng Gibran ?"tanya buk Laras yang melihat mobil Gibran sudah pergi.
" dia ada meeting, jadi tidak langsung ke kantor "ucap Sandra dengan cemberut.
" yasudah Tante akan suruh supir untuk mengantar kamu "ucap buk Laras sambil kembali kedalam.
" iya "ucap Sandra sambil duduk di kursi.
...**...
( di kantor )
Gibran baru saja kembali keruangan nya setelah melakukan melakukan meeting dengan beberapa klien, Ia duduk di sofa sambil melepaskan jasnya.
" tok tok tok "Rio masuk sambil mengetuk pintu.
" apa lagi ?"tanya Gibran sambil menatap kearah asistennya.
" ini ada berkas yang harus segera ditangani pak "ucap Rio sambil meletakkan berkas tersebut di atas meja.
" pulpennya "ucap Gibran sambil duduk dengan tegak.
Rio mengambil pulpen dari sakunya dan berniat memberikannya kepada Gibran, tapi sialnya kakinya malah tersandung dengan karpet dan tanpa sengaja jatuh keatas Gibran.
" kalian sedang apa ?"tanya Nadhira yang tiba-tiba masuk.
mendengar itu Gibran langsung mendorong Rio sambil beranjak bangun.
" maaf pak "ucap Rio sambil berdiri dengan benar.
" mana pulpennya ?"tanya Gibran dengan ketus.
" ini pak "ucap Rio sambil memberikannya, Gibran buru-buru menandatangani berkas tersebut setelah itu menyerahkan kembali kepada Rio.
sementara Nadhira masih berdiri di depan pintu sambil menatap aneh kearah mereka.
" saya permisi dulu pak "ucap Rio sambil pergi,ia tersenyum ramah kepada Nadhira sambil menutup kembali pintunya.
setelah Rio pergi Nadhira berjalan menghampiri Gibran,ia duduk di sofa sambil menatap kearah Gibran.
" apa ?"tanya Gibran yang melihat Nadhira menatap aneh kepadanya.
" apa kau baik-baik saja ?"tanya Nadhira yang terdengar ambigu ditelinga Gibran.
" apa aku terlihat sakit ?"tanya Gibran dengan ketus,ia yakin istrinya itu sedang berpikir yang tidak-tidak kepadanya.
" ya siapa tau kau sedang tidak enak badan "ucap Nadhira sambil meletakkan tasnya di atas meja.
" ngapain kesini ?"tanya Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" nanyanya kok ketus banget sih ? Kamu nggak suka aku datang kesini ?"tanya Nadhira yang merasa sedikit kesal.
" aku sedang banyak pekerjaan "ucap Gibran sambil menatap kearah lain.
" alasan,bilang aja kalo kamu enggak suka aku datang kesini "ucap Nadhira beranjak bangun sambil mengambil tasnya.
" kau datang kesini hanya untuk marah-marah ?"tanya Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" tadinya aku kesini untuk mengajakmu makan siang,tapi sikapmu itu sangat menyebalkan "gerutu Nadhira.
mendengar itu Gibran hanya terdiam sambil menatap kearah lain, moodnya berubah karena ulah asisten bodohnya itu.
" lanjutkan saja pekerjaan mu, aku pulang dulu "ucap Nadhira sambil beranjak pergi.
" tunggu !"ucap Gibran sambil bangun dari tempat duduknya.
" apa lagi ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" kau mau makan kan ? Yasudah ayok "ucap Gibran sambil berjalan duluan, melihat itu Nadhira pun tersenyum lalu berjalan mengikuti Gibran.
( 10 menit kemudian )
mereka sudah ada di sebuah restoran yang tak jauh dari kantor Gibran.
" aku mau ayam bakar kecap "ucap Nadhira saat Gibran melihat buku menunya.
" dua ya mbak "ucap Gibran sambil menutup buku menunya.
" baik, untuk air minumnya ?"tanya pelayan
" es timun serut "ucap Nadhira
" baik mohon tunggu sebentar "ucap pelayan sambil pergi, Nadhira hanya mengangguk sambil tersenyum.
" aku mau ke toilet sebentar "ucap Nadhira sambil beranjak bangun dari kursi.
" ya "ucap Gibran sambil bermain ponselnya.
Selesai dari toilet Nadhira pun berjalan hendak kembali ke mejanya. Tapi ia tidak sengaja melihat Naufal sedang duduk bersama seorang gadis,dan parahnya mereka berdua masih memakai seragam SMA.
" ini kan masih jam sekolah "ucap Nadhira lagi lalu berjalan menghampiri adiknya.
" bagus ya ?"ucap Nadhira sambil menarik telinga adiknya.
" aw.. sakit !"Naufal meringis sambil memegang tangan kakaknya.
" siapa yang menyuruhmu untuk bolos hah ?"tanya Nadhira dengan kesal
" sakit kak "rengek Naufal sambil meringis kesakitan, Nadhira pun melepaskan jewer nya dengan kesal.
" apa selama ini kau sering bolos ?"tanya Nadhira sambil menatap tajam kearah adiknya.
" baru dua kali dengan ini "ucap Naufal sambil menunduk.
" mau jadi apa kau hah ?"tanya Nadhira dengan kesal sambil memukul kepala adiknya, nakal-nakal ia dulu tapi tidak pernah sekali pun bolos sekolah.
" kau juga, kenapa mau-mau aja diajak bolos olehnya ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah gadis yang bersama adiknya, gadis itu hanya terdiam sambil menunduk.
" aku akan bilang sama papa supaya uang jajan mu di potong "ucap Nadhira sambil menatap kesal kearah adiknya.
" jangan dong kak "rengek Naufal sambil memegang tangan Nadhira.
" siapa suruh untuk bolos "ucap Nadhira sambil menarik tangannya dari genggaman Naufal lalu beranjak pergi.
Naufal yang panik langsung pergi mengejar kakaknya.
" kakak "rengek Naufal sambil terus mengikuti Nadhira sampai ke meja, tapi sampai di sana ia langsung terdiam melihat ada Gibran.