NovelToon NovelToon
Ajari Aku Mencintaimu

Ajari Aku Mencintaimu

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Susilawati_2393

Panggilan Emran, sang papa yang meminta Ghani kembali ke Indonesia sebulan yang lalu ternyata untuk membicarakan perihal pernikahan yang sudah direncanakan Emran sejak lama. Ancaman Emran membuat Ghani tak bisa berkutik.

Ghani terpaksa menyembunyikan status pernikahannya dari sang kekasih.

Bagi Khalisa bukan sebuah keberuntungan bertemu dengan Ghani kembali setelah tak pernah bertukar kabar selama tujuh belas tahun.

Bisakah Khalisa bertahan dengan pernikahan tanpa cinta ini, sedang suaminya masih mencintai perempuan lain.

***

"Kamu sendiri yang membuatmu terjebak." Ghani sudah berdiri di depannya, menyalahkan semua yang terjadi pada Khalisa. "Kalau kamu tidak menyetujui lamaran Papa tidak akan terjebak seperti ini." Sangat jelas kekesalan lelaki itu ditujukan padanya.

"Kalau kamu bisa menahan Papamu untuk tidak melamarku semua ini tidak akan terjadi Gha, kamu memanfaatkanku agar masih bisa menikmati kekayaan yang Papamu berikan."

"Benar, aku akan menyiksamu dengan menjadi istriku, Kha." Suara tawa yang menyeramkan keluar dari mulut lelaki itu. Membuat Khalisa bergidik ngeri, berlari ke ranjang menyelimuti seluruh tubuh. Ghani kemudian pergi meninggalkan kamar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Baguslah hari ini suasana hati Khalisa sangat baik setelah mendapat obat dari Ghani. Istri Ghani itu berpakaian rapi dan menyemprotkan parfum ke tubuh. Dengan semangat beranjak ke dapur ingin menyiapkan sarapan baru memanggil Ghani.

Eetzz, suaminya yang tampannya sudah duduk rapi di meja makan dengan senyuman menggoda.

"Berapa botol parfum yang digunakan Kha?" Tanya Ghani dengan tatapan serius.

"Hanya tiga semprotan." Jawab Khalisa bingung, "apa sangat wangi."

"Kamu bisa menggoda Azhar kalau berangkat seperti itu." Khalisa mematung membayangkan kejadian kemaren. "Tidak mau menerima tawaranku untuk diam di rumah saja, agar kejadian seperti kemaren tidak terjadi lagi." Ghani memeluknya yang tidak bergeming.

"Aku tau kamu bosan di rumah Kha, tapi itu lebih aman. Aku tidak bisa menjagamu sepenuhnya saat diluar."

Ghani memijat tengkuk istrinya, menikmati ekspresi wajah Khalisa yang menggeliat di depannya. Membuat Ghani tersenyum melihat istrinya malu-malu.

"Kamu harus rileks Kha, kalau kamu mau ke pskiater itu akan lebih baik. Makan dulu ya, baru ganti baju sebentar. Aku akan mengantarmu sampai masuk kelas. Jangan takut."

Khalisa mengangguk balas memeluk suaminya. "Terimakasih Gha, kamu membuatku sangat membutuhkanmu sekarang."

"Aku akan menjagamu Kha, itu sudah tugasku. Ayo sekarang makan, nanti telat." Khalisa tidak mempedulikan ucapan suaminya tetap bergelayut manja dalam pelukan itu.

"Manja-manjanya nanti aja Kha."

Khalisa tersenyum mengangkat wajah mendengar ucapan suaminya.

"Jangan suka marah-marah lagi Gha."

"Hmmm."

"Tuhkan, mulai lagi." Khalisa kembali memeluk Ghani dengan manja. Ghani mengurai pelukannya mendudukkannya di meja makan. Menunggu Khalisa sampai selesai makan dan berganti pakaian.

Ghani mengantarnya sampai ke depan pintu kantor, memeluk Khalisa manja saat ingin meninggalkannya. Sebelum pergi Ghani menatap tajam pada Azhar yang duduk di kursinya. Khalisa mencium punggung tangan suaminya.

"Ada apa-apa langsung kabari ya Sayang." Ucap Ghani kemudian mengecup keningnya.

"Iya."

"Jangan kelelahan, telpon aku kalau sudah pulang." Ghani mengacak puncak kepalanya. Khalisa mengangguk, memberikannya kecupan di pipi Ghani. Lalu masuk, mengabaikan Azhar yang menatapnya. Sekarang sedang ada dosen yang lain, tidak mungkin Azhar berani macam-macam dengannya.

Azhar mengikutinya saat ingin masuk keruangan kelas. Khalisa membalikkan badan menatap Azhar dengan tajam.

"Jangan macam-macam lagi Azhar kalau tidak mau masuk penjara." Ancam Khalisa saat Azhar tidak menghentikan langkah kakinya.

"Aku rela masuk penjara asal sudah mendapatkanmu." Sahut Azhar yang membuat Khalisa bergidik ngeri, jarak antara kami berdua semakin dekat. Mengingat kejadian kemaren saja membuatnya lemas. Apa dia bisa selamat dari Azhar hari ini.

"Berhenti Azhar...!!" Teriak Khalisa panik, Ya Allah, apa yang membuat Azhar menjadi seperti itu. Kenapa dia sangat terobsesi padanya.

"Tolong aku Ya Allah, lindungi rumah tanggaku."

Khalisa melangkah mundur tersandar di depan pintu yang masih terkunci, tidak dapat berlari karena terkepung tembok bangunan. Azhar semakin maju menghapus jarak diantaranya. Semakin mendekati wajahnya, keringat menetes di wajah Khalisa yang ketakutan.

"Ghani tolong aku, Gha tolong." Lirihnya

"Ya Allah tolong selamatkan aku."

Azhar mengunci kedua tangannya ke tembok, membekuk Khalisa.

"Allah." Lirih Khalisa, air matanya menetes karena ketakutan.

"Jangan menangis Sayang." Azhar semakin mendekatkan tubuhnya, tanpa pikir panjang Khalisa menyingkap gamisnya dan menendang kaki Azhar. Tidak terlalu kuat tapi cukup membuat Azhar meringis dan kehilangan fokus.

Khalisa berlari melewati kelas ke luar dari bangunan itu menuju ruangan rektor di sana dia akan aman sambil menunggu Ghani menjemput.

Tanpa mengetuk pintu Khalisa langsung masuk, membuat Pak Luthfi terkejut karena melihat penampilannya yang berantakan dengan isakan tangis.

"Kha, kenapa?" Pak Luthfi menelpon Ghani untuk datang tanpa menunggu jawaban darinya.

"Azhar mengganggumu lagi?" Khalisa mengangguk sambil terisak. "Kamu aman di sini Kha, suamimu sebentar lagi datang. Duduklah." Beliau memberikan sebotol air mineral yang sudah dibukakan tutupnya. "Minum dulu Kha."

Khalisa menghabiskan setengah isi botol untuk membasahi tenggorokannya yang tercekat karena ketakutan. Gha, kenapa lama baru sampai, batinnya. Beberapa detik kemudian Ghani muncul dibalik pintu langsung menghambur kepelukannya.

"Sayang, apa yang sudah dilakukannya?"

Khalisa menggeleng lemah.

"Paman aku tidak ingin melihat Azhar di sini lagi." Ghani menatap tajam pamannya.

"Tidak bisa begitu Gha, kita tidak punya bukti." Pak Luthfi menatap iba pada Khalisa, memang tidak ada bukti saat Azhar menyentuhnya di ruangan kemaren, juga tadi. Di sana hanya ada mereka berdua.

"Istriku buktinya, Azhar ingin menyakiti Kha, Paman." Ghani diliputi amarah, ada secercah cinta yang dapat dirasakan Khalisa dari Ghani. Benarkah Ghani sudah mencintainya? Atau hanya menjaganya karena itu sudah tanggung jawabnya sebagai suami.

"Biar Azhar Paman yang urus Gha, bawa istrimu pulang." Ghani menurut, kami meninggalkan ruangan Pak Luthfi, Ghani menuntunnya sampai ke mobil, genggaman tangannya tidak lepas.

"Kha, apa Azhar menyentuhmu?"

Khalisa menggeleng, Ghani mempercepat laju mobilnya. Sekarang Khalisa merasakan kepalanya semakin berat, kejadian hari ini membuatnya trauma dan menambah beban kepalanya. Azhar tidak berhenti mengejarnya bagaimana dia bisa selamat dari lelaki itu, bayangan Azhar mendekatinya berulang-ulang terlintas di kepala.

"Kha, jangan pingsan Sayang." Ghani menepuk-nepuk pipi Khalisa, saat melihat badan istrinya terkulai lemas.

"Aku masih bangun Gha." Sahut Khalisa lirih.

"Bertahan Kha, sebentar lagi sampai." Ghani menambah kecepatannya memasuki komplek perumahan. Setelah memarkirkan mobil, dia membuka pintu rumah.

"Bisa jalan Kha." Khalisa mengangguk turun dari mobil, Ghani menunggunya di depan pintu mobil. Namun kakinya lemas, tidak dapat menahan beban tubuh mungilnya. Dengan cepat Ghani menahan tubuh mungil istrinya agar tidak tersungkur ke tanah. Dia menggendongnya sampai ke kamar.

Ghani membaringkan Khalisa di ranjang, lalu melepaskan alas kaki, jilbab dan gamisnya kemudian menggantikannya dengan daster. Sangat telaten Ghani melayaninya, bertubi-tubi perhatian yang didapatkan Khalisa. Hanya satu yang belum dimilikinya, cinta lelaki itu.

"Gha, kepalaku sangat berat." Keluh Khalisa sambil memijat-mijatkan tangan ke kepala. Ghani mengambilkan obat dan air putih, lalu Khalisa meminumnya.

Ghani meneteskan minyak kayu putih ke tangannya yang digunakan untuk memijat tengkuk Khalisa. Gerakan tangan Ghani sangat lembut memijatnya sampai kepala.

Detak jantungnya semakin cepat saat Ghani menyentuh tengkuknya, membuat Khalisa menggeliat dan begidik. Curang, selalu Ghani yang melihatnya menggeliat seperti cacing. Ghani sangat puas bisa menggodanya seperti ini.

Tunggu nanti Gha, aku akan membalas kenakalanmu.

Walau semua ini untuknya, tetap saja Khalisa tidak terima. Ghani memanfaatkan sakitnya untuk bisa membelai-belai tubuhnya sedang dia tidak memiliki kesempatan menggodanya.

"Gha, maaf selalu merepotkanmu."

"Bicara apa sih Kha. Jangan ngelantur." Ghani menghentikan pijatannya, merebahkan kepala Khalisa ke bantal.

Ghani membelai lembut pipi Khalisa lalu menangkupnya, "nikmati obat ini Kha, rileks, lupakan semua masalahmu. Pejamkan mata, Sayang." Khalisa menurut menarik napas panjang, menikmati hembusan napas Ghani yang dapat dirasakannya. Walau gemuruh di dadanya juga merasakan hal yang sama, tidak karuan. Ghani memanjakan bibirnya, bermain-main disana. Tangan lelaki itu membelai mesra lehernya.

1
Rahma Lia
ya allah thor,mewek kan jadinya/Sob//Sob//Sob/
Rahma Lia
Luar biasa
Khairul Azam
apa sih ini, laki laki gak berguna ada masalah tp kesanya santai aja tanpa beban.
ya ti urip
Luar biasa
Delya
kkyknya ceritanya seru bgt
Goresan Receh
knp khalisa ga dibawa ke dokter
Pupung Nur Hamidah
lanjutkan
Yushfi 853
Luar biasa
e fr
seruuu..baru baca cerita ini
e fr
kalimat yg digunakan nyaman..alurnya seru
arfan
up
Nurkaukabah Bhie
alhamdulillah nin sdh mau menerima kembali tomi.......
Nurkaukabah Bhie
akan ada pertolongan allah tenang kha
Nurkaukabah Bhie
lanjut semakin seru ni..... malah begadang baca nya
Nurkaukabah Bhie
alhamdulillah ikut bahagia
Nurkaukabah Bhie
senang bangat dapat kha sdh ingat kembali......
Nurkaukabah Bhie
allah masih melindungi orang baik seperti khalisa
ftenwito
jadi kasihan sama Ghani
kookv
nefa vs Cece...
kookv
Allah memberi apa yang dibutuhkan... dan nindi butuh Tomi begitupun dengan kha yg butuh gha...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!